Sukabumi (Antara Megapolitan) - Saat ini luas lahan pertanian di Kota Sukabumi, Jawa Barat yang tersisa hanya 1.468 hektare lagi yang
mayoritas merupakan milik warga. Namun, dari total lahan itu hampir
seluruhnya produktif sehingga keberadaannya harus dijaga.
Pemerintah Kota Sukabumi menetapkan 321 hektare sawah untuk dijadikan lahan pertanian produktif abadi yang bertujuan untuk mengantisipasi alih fungsi.
"Lahan pertanian abadi tersebut merupakan milik Pemkot Sukabumi sehingga keberadaannya tidak bisa dialih fungsikan," kata Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Sukabumi Ate Rahmat di Sukabumi, Selasa.
Menurut dia, saat ini luas lahan pertanian yang tersisa hanya 1.468 hektare lagi yang mayoritas merupakan milik warga. Namun, dari total lahan itu hampir seluruhnya produktif sehingga keberadaannya harus dijaga.
Dijadikannya lahan pertanian abadi tersebut juga sebagai salah satu upaya pemerintah terkait keberlangsungan produksi pangan. Selain itu, untuk merealisasikan Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Menurut dia, dibuatkan perda itu juga sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
"Kami terus berupaya mempertahankan sisa lahan pertanian produktif agar tidak beralih fungsi dan tidak menutup kemungkinan lahan milik warga pun bisa saja dibeli sebagai aset Pemkot Sukabumi," tambahnya.
Ate mengatakan dengan minimnya lahan pertanian dan sawah, upaya pihaknya untuk menggenjot hasil produksi melalui berbagai metode, keilmuan dan teknologi terkini. Agar dengan luas lahan yang terbatas tersebut produksi dan produktivitasnya tinggi.
"Rata-rata, setiap tahunnya panen padi di Kota Sukabumi mencapai tiga kali bahkan ada yang empat kali. Percepatan masa tanam pun digenjot serta dibantu berbagai unsur seperti TNI sehingga produksi dan panennya bisa lebih banyak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Pemerintah Kota Sukabumi menetapkan 321 hektare sawah untuk dijadikan lahan pertanian produktif abadi yang bertujuan untuk mengantisipasi alih fungsi.
"Lahan pertanian abadi tersebut merupakan milik Pemkot Sukabumi sehingga keberadaannya tidak bisa dialih fungsikan," kata Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Sukabumi Ate Rahmat di Sukabumi, Selasa.
Menurut dia, saat ini luas lahan pertanian yang tersisa hanya 1.468 hektare lagi yang mayoritas merupakan milik warga. Namun, dari total lahan itu hampir seluruhnya produktif sehingga keberadaannya harus dijaga.
Dijadikannya lahan pertanian abadi tersebut juga sebagai salah satu upaya pemerintah terkait keberlangsungan produksi pangan. Selain itu, untuk merealisasikan Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Menurut dia, dibuatkan perda itu juga sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
"Kami terus berupaya mempertahankan sisa lahan pertanian produktif agar tidak beralih fungsi dan tidak menutup kemungkinan lahan milik warga pun bisa saja dibeli sebagai aset Pemkot Sukabumi," tambahnya.
Ate mengatakan dengan minimnya lahan pertanian dan sawah, upaya pihaknya untuk menggenjot hasil produksi melalui berbagai metode, keilmuan dan teknologi terkini. Agar dengan luas lahan yang terbatas tersebut produksi dan produktivitasnya tinggi.
"Rata-rata, setiap tahunnya panen padi di Kota Sukabumi mencapai tiga kali bahkan ada yang empat kali. Percepatan masa tanam pun digenjot serta dibantu berbagai unsur seperti TNI sehingga produksi dan panennya bisa lebih banyak," katanya.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017