Bogor (Antara Megapolitan) - Kampanye edukasi berhenti merokok merupakan program promotif dan
preventif Ti-rok (tinggalkan rokok) BPJS Kesehatan yang diikuti ratusan
siswa dan guru di Gedung Koesnoto LIPI, Senin.
Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan melakukan kampanye edukasi berhenti merokok kepada pelajar dan guru sekolah.
"Program promotif preventif Ti-rok BPJS Kesehatan sejalan dengan program Pemerintah Kota Bogor melalui penegakan Perda KTR," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah.
Rubaeah menyebutkan Dinas Kesehatan Bogor mendukung penuh program Ti-rok tersebut sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan pada 2015.
Ia menjelaskan pada tahun itu Dinkes melakukan penelitian kepada 11 ribu pelajar SMP dan SMA dari beberapa sekolah di Kota Bogor.
"Dari angka tersebut terdapat 14,5 persen siswa menjadi perokok," katanya.
Dengan program Ti-rok lanjutnya akan ditindaklanjuti apakah pelajar yang dulu disurvei masih merokok atau sudah berhenti.
Menurutnya sangat tepat sasaran program tersebut menyasar pelajar karena industri rokok juga menjadikan generasi muda sebagai target pemasarannya.
"Pelajar banyak yang belum mengerti soal Perda KTR, sementara mereka terpapar rokok melalui iklan, serta pergaulan, program edukasi ini membantu mereka untuk mengetahui bahaya rokok bagi kesehatan," kata Rubaeah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan melakukan kampanye edukasi berhenti merokok kepada pelajar dan guru sekolah.
"Program promotif preventif Ti-rok BPJS Kesehatan sejalan dengan program Pemerintah Kota Bogor melalui penegakan Perda KTR," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah.
Rubaeah menyebutkan Dinas Kesehatan Bogor mendukung penuh program Ti-rok tersebut sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan pada 2015.
Ia menjelaskan pada tahun itu Dinkes melakukan penelitian kepada 11 ribu pelajar SMP dan SMA dari beberapa sekolah di Kota Bogor.
"Dari angka tersebut terdapat 14,5 persen siswa menjadi perokok," katanya.
Dengan program Ti-rok lanjutnya akan ditindaklanjuti apakah pelajar yang dulu disurvei masih merokok atau sudah berhenti.
Menurutnya sangat tepat sasaran program tersebut menyasar pelajar karena industri rokok juga menjadikan generasi muda sebagai target pemasarannya.
"Pelajar banyak yang belum mengerti soal Perda KTR, sementara mereka terpapar rokok melalui iklan, serta pergaulan, program edukasi ini membantu mereka untuk mengetahui bahaya rokok bagi kesehatan," kata Rubaeah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017