Jakarta, (Antara Megapolitan) - Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengajak konsumen kayu dan masyarakat untuk peduli kelestarian hutan dengan menggunakan produk-produk berbahan baku berasal dari hutan yang dikelola perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
"Konsumen saat ini tidak lagi hanya melihat harga sebagai faktor penentu pemilihan produk, melainkan juga kepercayaan terhadap perusahaan yang bereputasi ramah lingkungan dan memiliki komitmen sosial," kata Denaldy dalam acara Indonesia Forest Stewardship Council (FSC) Week 2017 di Jakarta, Senin.
Menurut dia konsumen bisa menerapkan wawasan ramah lingkungan di setiap tindakan konsumsinya. Untuk itu penting bagi Perhutani terus mendorong perilaku green consumer bisa semakin meluas.
Dikatakannya perusahaan-perusahaan kehutanan di Eropa, USA bahkan Afrika Selatan penghasil produk kayu dan kertas telah melakukan hal ini. Sebagai produsen kita berperan memberi edukasi dan mengajak masyarakat global ambil bagian dalam pelestarian lingkungan, khususnya hutan.
Berdasarkan hasil survei Nielsen tahun 2015 menunjukkan bahwa 66 persen responden global bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan yang berasal dari perusahaan yang berkomitmen terhadap sosial dan lingkungan yang positif, naik dari 55 persen pada tahun 2014, termasuk responden generasi Z (15-20 tahun) kenaikan menjadi 72 persen dibanding tahun 2014 sebesar 55 persen. Lebih lanjut ia mengatakan siapapun bisa ikut serta melestarikan hutan. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menggunakan produk-produk yang jelas berasal dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan dan memberi manfaat sosial bagi masyarakat.
"Informasi untuk menengarai produk ramah lingkungan sudah banyak di pasaran" kata Denaldy.
Pengelolaan hutan Perhutani telah menerapkan sepuluh prinsip Sustainable Forest Management mengacu standar internasional Forest Stewardship Council (FSC).
Bahkan pada tahun 1990, Perhutani merupakan perusahaan kehutanan pertama di dunia yang mendapat sertifikat Internasional Sustainable Forest Management dari Smartwood Rain Forest Allience, lembaga sertifikasi kehutanan dari Amerika Serikat.
Untuk itu Perhutani mengajak konsumen, masyarakat juga generasi muda untuk peduli pada kelestarian sumberdaya hutan, mulai dari kesadaran memilih produk-produk ramah lingkungan.
Dikatannya semua bisa dimulai dari diri sendiri atau dari rumah. Sebagai produsen kayu jati terbesar di dunia, kami berkomitmen untuk senantiasa mengelola hutan secara lestari dengan menerapkan kelestarian produksi, kelestarian lingkungan dan sosial.
"Kami memproduksi bahan baku yang sumbernya dijamin memenuhi standar sustainable forest management untuk melayani konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan," demikian Denaldy.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Konsumen saat ini tidak lagi hanya melihat harga sebagai faktor penentu pemilihan produk, melainkan juga kepercayaan terhadap perusahaan yang bereputasi ramah lingkungan dan memiliki komitmen sosial," kata Denaldy dalam acara Indonesia Forest Stewardship Council (FSC) Week 2017 di Jakarta, Senin.
Menurut dia konsumen bisa menerapkan wawasan ramah lingkungan di setiap tindakan konsumsinya. Untuk itu penting bagi Perhutani terus mendorong perilaku green consumer bisa semakin meluas.
Dikatakannya perusahaan-perusahaan kehutanan di Eropa, USA bahkan Afrika Selatan penghasil produk kayu dan kertas telah melakukan hal ini. Sebagai produsen kita berperan memberi edukasi dan mengajak masyarakat global ambil bagian dalam pelestarian lingkungan, khususnya hutan.
Berdasarkan hasil survei Nielsen tahun 2015 menunjukkan bahwa 66 persen responden global bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan yang berasal dari perusahaan yang berkomitmen terhadap sosial dan lingkungan yang positif, naik dari 55 persen pada tahun 2014, termasuk responden generasi Z (15-20 tahun) kenaikan menjadi 72 persen dibanding tahun 2014 sebesar 55 persen. Lebih lanjut ia mengatakan siapapun bisa ikut serta melestarikan hutan. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menggunakan produk-produk yang jelas berasal dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan dan memberi manfaat sosial bagi masyarakat.
"Informasi untuk menengarai produk ramah lingkungan sudah banyak di pasaran" kata Denaldy.
Pengelolaan hutan Perhutani telah menerapkan sepuluh prinsip Sustainable Forest Management mengacu standar internasional Forest Stewardship Council (FSC).
Bahkan pada tahun 1990, Perhutani merupakan perusahaan kehutanan pertama di dunia yang mendapat sertifikat Internasional Sustainable Forest Management dari Smartwood Rain Forest Allience, lembaga sertifikasi kehutanan dari Amerika Serikat.
Untuk itu Perhutani mengajak konsumen, masyarakat juga generasi muda untuk peduli pada kelestarian sumberdaya hutan, mulai dari kesadaran memilih produk-produk ramah lingkungan.
Dikatannya semua bisa dimulai dari diri sendiri atau dari rumah. Sebagai produsen kayu jati terbesar di dunia, kami berkomitmen untuk senantiasa mengelola hutan secara lestari dengan menerapkan kelestarian produksi, kelestarian lingkungan dan sosial.
"Kami memproduksi bahan baku yang sumbernya dijamin memenuhi standar sustainable forest management untuk melayani konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan," demikian Denaldy.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017