Bogor (Antara Megapolitan) - Jelly drink atau minuman jeli marupakan salah satu makanan kaya serat yang umumnya dikonsumsi oleh segala umur.
Makanan yang mengandung serat ini baik untuk dikonsumsi setiap hari, terutama untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Selain itu, jeli juga baik untuk mencegah penyakit berat seperti kanker usus maupun sekedar membantu menurunkan berat badan.
Wini Trilaksani, Iriani Setyaningsih dan Dita Masluha merupakan sekelompok peneliti yang berasal dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Mereka membuat sebuah pengembangan yang berbeda terhadap minuman si kaya serat ini dengan judul penelitian "Formulasi Jelly Drink Berbasis Rumput Laut Merah dan Spirulina plantensis".
"Minuman jeli yang ada di pasaran umumnya mengunakan karagenan (sebagai pembentuk gel), pemanis, pewarna, pengawet dan perasa sintetik serta kandungan gizi yang rendah. Perlu pengembangan produk berupa pemanfaatan rumput laut dan spirulina untuk meningkatkan nilai gizinya," ujar Wini.
Penelitian yang menggunakan bahan utama rumput laut merah (Eucheuma cottonii) dan Spirulinna platensis.
Untuk spirulinna, peneliti menggunakan dua jenis spirulina yaitu spirulina komersil dan juga spirulina hasil kultur (ditumbuhkan dalam media).
Konsentrasi rumput laut yang digunakan yakni 5%; 7% dan 9% sedangkan untuk konsentrasi spirulina yaitu 0,2%;0,4% dan 0,6%.
Minuman jeli yang menggunakan spirulina komersial memiliki kadar protein dan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan spirulina hasil kultur.
Akan tetapi kadar lemak tidak jenuh yang dimiliki spirulina hasil kultur lebih tinggi. Walaupun keduanya mengandung aktivitas antioksidan yang lemah, keduanya diperoleh dari bahan yang alami sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Pemberian spirulina bertujuan untuk memberikan warna serta menambahkan nilai gizi dari minuman jeli.
Hasil penelitian menunjukan bahwa uji hedonik (uji terhadap kenampakan, warna, aroma, rasa dan daya sedot) untuk jelly drink yang menggunakan spirulina komersil (konsentrasi 0,4 %) dipilih karena tidak begitu berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis (orang yang menilai minuman jeli) dan juga aktivitas antioksidan.
Dari segi gizi, minuman jeli spirulina (kultur dan komersial) dengan ukuran penyajian 200 gram dapat memberikan energi 92 kkal dan 79 kkal. Keduanya dapat dijadikan minuman pembuka maupun makanan penutup.
"Satu cup jelly drink dengan serving size 200 mL setara dengan meminum 2 kapsul suplemen spirulina. Dosis anjuran konsumsi suplemen Spirulina yang diproduksi oleh PT. Trans Pangan Indospina adalah dua kapsul/hari sehingga dianjurkan untuk mengonsumsi jelly drink spirulina tidak lebih dari 2 cup/hari," tambahnya.(GG/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Makanan yang mengandung serat ini baik untuk dikonsumsi setiap hari, terutama untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Selain itu, jeli juga baik untuk mencegah penyakit berat seperti kanker usus maupun sekedar membantu menurunkan berat badan.
Wini Trilaksani, Iriani Setyaningsih dan Dita Masluha merupakan sekelompok peneliti yang berasal dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Mereka membuat sebuah pengembangan yang berbeda terhadap minuman si kaya serat ini dengan judul penelitian "Formulasi Jelly Drink Berbasis Rumput Laut Merah dan Spirulina plantensis".
"Minuman jeli yang ada di pasaran umumnya mengunakan karagenan (sebagai pembentuk gel), pemanis, pewarna, pengawet dan perasa sintetik serta kandungan gizi yang rendah. Perlu pengembangan produk berupa pemanfaatan rumput laut dan spirulina untuk meningkatkan nilai gizinya," ujar Wini.
Penelitian yang menggunakan bahan utama rumput laut merah (Eucheuma cottonii) dan Spirulinna platensis.
Untuk spirulinna, peneliti menggunakan dua jenis spirulina yaitu spirulina komersil dan juga spirulina hasil kultur (ditumbuhkan dalam media).
Konsentrasi rumput laut yang digunakan yakni 5%; 7% dan 9% sedangkan untuk konsentrasi spirulina yaitu 0,2%;0,4% dan 0,6%.
Minuman jeli yang menggunakan spirulina komersial memiliki kadar protein dan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan spirulina hasil kultur.
Akan tetapi kadar lemak tidak jenuh yang dimiliki spirulina hasil kultur lebih tinggi. Walaupun keduanya mengandung aktivitas antioksidan yang lemah, keduanya diperoleh dari bahan yang alami sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Pemberian spirulina bertujuan untuk memberikan warna serta menambahkan nilai gizi dari minuman jeli.
Hasil penelitian menunjukan bahwa uji hedonik (uji terhadap kenampakan, warna, aroma, rasa dan daya sedot) untuk jelly drink yang menggunakan spirulina komersil (konsentrasi 0,4 %) dipilih karena tidak begitu berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis (orang yang menilai minuman jeli) dan juga aktivitas antioksidan.
Dari segi gizi, minuman jeli spirulina (kultur dan komersial) dengan ukuran penyajian 200 gram dapat memberikan energi 92 kkal dan 79 kkal. Keduanya dapat dijadikan minuman pembuka maupun makanan penutup.
"Satu cup jelly drink dengan serving size 200 mL setara dengan meminum 2 kapsul suplemen spirulina. Dosis anjuran konsumsi suplemen Spirulina yang diproduksi oleh PT. Trans Pangan Indospina adalah dua kapsul/hari sehingga dianjurkan untuk mengonsumsi jelly drink spirulina tidak lebih dari 2 cup/hari," tambahnya.(GG/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017