Purwokerto (Antara Megapolitan-Bogor) - Keberadaan bibit sapi dan kambing unggul sangat diminati warga, buktinya di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden sampai-sampai 'kebanjiran' pembeli, karena sampai harus antre.

Peternak harus antre sampai bertahun-tahun untuk membeli bibit sapi dan kambing dari Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden karena keterbatasan jumlah bibit yang didistribusikan.

"Rata-rata jumlah pengajuan pembelian bibit sapi perah sampai 900 ekor tetapi kemampuan balai hanya sekitar 250 ekor sampai 400 ekor setiap tahun," kata Kasi Pemasaran BBTU-HPT Baturraden Rudi Rianto di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Bahkan untuk kambing jenis perah seperti peranakan etawah (PE) dan Saanen lebih banyak lagi sehingga waktu tunggunya bisa dua tahun lebih.

"Minat peternak untuk mencari bibit unggul cukup tinggi karena mereka sudah merasakan manfaat menggunakan bibit unggul," katanya yang didampingi Ir Hery, Kasi Informasi BBTU-HPT Baturraden.

Ia menjelaskan, populasi sapi perah ada 1.450 ekor dan kambing perah 317 ekor dengan berbagai usia.

Tahun lalu, BBTU-HPT Baturraden telah mendistribusikan 448 ekor sapi perah sementara kambing perah 280 ekor.

"Target sapi perah tahun ini 250 ekor, namun sampai sekarang sudah 230 yang didistribusikan, sehingga optimis target tercapai," katanya.

Heri mengungkapkan, sapi perah dari Baturraden mempunyai tingkat produksi susu harian rata-rata 18 liter per hari dengan puncak laktasi mencapai 30 liter per hari. "Karena produksi susunya tinggi, jadi diburu peternak," katanya.

Khusus kambing perah, permintaan jenis Saanen cukup tinggi karena mampu menghasilkan produksi susu sampai lima liter per hari sementara jenis PE Kaligesing hanya sekitar 1,5 sampai dua liter per hari.

"Gairah memelihara kambing perah, boleh dibilang sangat tinggi," katanya.

Untuk mengatasi itu, pihaknya akan mendatangkan impor 200 ekor kambing Saanen tahun 2018 sehingga kemampuan distribusi bibit ke peternak semakin meningkat.

"Saanen dari Baturraden telah tersebar ke sejumlah daerah seperti Bogor, Aceh, Sumatra Utara," katanya.

Bahkan di Istana Bogor tahun ini sudah mendapat kambing Saanen sebanyak 100 ekor.

Harga jual bibit dari BBTU-HPT Baturraden sangat murah dibanding bibit sejenis yang ada di pasaran karena harga ditentukan PP Tarif no.3 tahun 2016.

Sebagai contoh, bibit sapi betina perah usia 20-24 bulan hanya Rp19 juta sementara harga pasaran sekitar Rp30 juta. Demikian juga kambing Saanen hanya Rp3,75 juta untuk usia 12-24 bulan, padahal harga pasaran sudah di atas Rp6 juta.  (ANT/BPJ).

Pewarta: Budi Santoso

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017