Havana (Antara/Reuters/Antara Megapolitan-Bogor) - Badai besar yang melanda sepanjang garis pantai utara pulau terbesar di Karibia akhir pekan lalu, telah menghancurkan atap bangunan, memutus jaringan listrik dan merusak tanaman.

Pihak Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan pada Sabtu bahwa mereka memberi bantuan pangan senilai 5,7 juta dolar AS di Kuba bagi hampir 700.000 orang di daerah paling terdampak Badai Irma.

Badai besar itu melanda pada akhir pekan lalu, di sepanjang garis pantai utara pulau terbesar di Karibia, menghancurkan atap bangunan, memutus jaringan listrik dan merusak tanaman.

"Badai ini baru saja melanda seluruh garis pantai, volume dampaknya belum pernah terjadi sebelumnya," kata Direktur Eksekutif WFP David Beasley dalam kunjungan ke Havana, setelah bertemu dengan Wakil Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel.

WFP telah menyiapkan lebih dari 1.600 ton bahan makanan di sekitar Kuba yang siap untuk didistribusikan bantuan pangan selanjutnya. Kegiatan akan dimulai dengan membagikan beras dan kacang-kacangan di daerah yang paling terdampak.

Dampak bencana badai Irma terhadap ketersediaan pangan di negara dengan penduduk 11 juta orang juta dapat berlangsung dalam jangka pendek dan menengah, kata Beasley.

"Kita berbicara tentang 60.000 hektare lahan pertanian yang telah terkena dampak dramatis, pohon pisang, jeruk, padi, jagung, semuanya," tambahnya.

"Kuba perlu memeriksa salinitas tanah untuk memastikan dampak badai yang mempengaruhi musim tanam berikutnya, katanya.

Sehubungan dengan perubahan iklim, badai Irma bisa menjadi "pertanda" akan lebih banyak lagi ancaman bencana di waktu medatang," himbau Beasley.

"Lima puluh sampai empat puluh tahun yang lalu, badai jarang terjadi, dan tidak begitu kuat," katanya, ia menambahkan bahwa WFP bekerja sama dengan pimpinan Kuba untuk mempersiapkan perubahan alam semacam itu.

Pada puncak kekuatannya, Irma menempati peringkat sebagai salah satu dari badai Atlantik paling kuat dalam satu abad belakangan dan merupakan badai kategori 5 pertama yang melanda Kuba sejak 1932.

"Saat ini kita semua menyingkirkan perbedaan politik dan bersatu untuk kebaikan bersama," kata Beasley, mantan gubernur South Carolina, Amerika Serikat, ketika terjadinya Perang Dingin Kuba.
    
Penerjemah: Aulia/M. Dian A.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017