Jakarta (Antara Megapolitan) - Duta Besar Sudan untuk Indonesia Dr Elsiddieg Abdulaziz Abdalla mengatakan Sudan ingin meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, khususnya dengan menarik para pengusaha Indonesia menanam modal di sektor pertambangan emas.

"Kami ingin sekali ada pengusaha Indonesia menanam modal di sektor pertambangan emas," kata Dubes Elsiddieg, di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan China dan Rusia termasuk penanam modal terbesar di sektor penambangan emas di Sudan dan para investor dari negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar juga tertarik untuk menanam modal mereka.

Sudan memberlakukan kebijakan yang tak menyulitkan para pengusaha di sektor mineral dan pertambangan emas dan mereka dapat mengekspor emas yang mereka produksi, kata Elsiddieg, yang pernah menjadi Dubes Sudan untuk Zimbabwe.

Bererapa sumber menyebutkan Sudan berada di posisi ketiga dalam produksi emas setelah Afrika Selatan dan Ghana dan berusaha untuk menempati posisi pertama pada tahun 2018.

Kini emas telah menjadi salah satu produk ekspor terbesar Sudan yang kaya akan lebih 30 jenis mineral.

Penambangan tradisional juga ditemukan di Sudan dan pemerintah mengatur penambangan itu untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan isu-isu negatif di sektor tersebut.

"Kami menemukan penyelundupan emas ke luar negeri dan pemerintah mengatur penambangan tradisional supaya hasilnya diekspor melalui saluran-saluran resmi," kata dia.

Dubes Elsiddieg juga menyinggung hubungan politik, diplomatik dan sosial-budaya antara Sudan dan Indonesia.

"Setelah penyerahan surat kepercayaan dalam pembicaraan singkat dengan saya, Presiden Joko Widodo menginginkan pengusaha swasta Indonesia menanam modal dan aktif di Sudan," katanya.

Terkait sanksi-sanksi ekonomi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Sudan, Elsiddieg mengatakan AS akan mencabut sanksi-sanksi bulan depan karena Sudan telah membuat kebijakan-kebijakan dan usaha-usaha antara lain menghormati hak-hak asasi manusia dan melawan kelompok-kelompok teroris dan mencegah gerakan ke dalam dan melalui Sudan. 

Pewarta: Mohammad Anthoni

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017