Bogor (Antara Megapolitan) - Kentang Sipiwan (CP 1) hasil inovasi Prof Suharsono dan Prof GA Wattimena dari Departemen Bilogi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor berhasil meraih peringkat pertama dalam Anugerah Komersialisasi Inovasi IPB 2017.

"Keunggulan Kentang Sipiwan ini dirancang khusus bentuknya bulat, sehingga cocok untuk bahan baku industri keripik kentang," kata Prof Suharsono di Bogor, Senin.

Inovasi Kentang Sipiwan berhasil menyaingi 12 inovasi lainnya yang dinilai paling prospektif dan inovatif dari ratusan inovasi yang dihasilkan para sivitas akademika IPB. Seperti, Wipozer, mesin pendingin ikan bertenaga angin sebagai alternatif preservasi di kapal nelayan, atau obat menopous berbasis teripang pasir, dan formula bakteri untuk tanaman cabai, serta masih banyak lainnya.

Selama 14 tahun Suharso telah melakukan penelitian tentang kentang. Varietas kentang unggulan yang dihasilkan merupakan modifikasi genetik tanaman untuk meningkatkan produksi pertanian.

Beberapa cara melakukan modefikasi genetik mulai dari persilangan konvensional, maupun dengan cara yang lebih modern yakni memulai teknologi DNA rekombinan untuk menghasilkan varietas.

Dari hasil penelitiannya Suharno berhasil menciptakan varietas kentang baru yakni Jala Ipam yakni kentang dibuat khusus untuk kentang goreng (french fries) di restoran cepat saji.

"Kentang Jala Ipam ini modelnya lonjong dan ukurannya besar, dibuat khusus untuk bahan baku kentang goreng," katanya.

Selanjutnya, ia juga mengembangkan varietas kentang Sipiwan atau CP 1 (chip pottato kualitas satu). Memiliki tekstur bulat dan berukuran besar. Sehingga jika dijadikan keripik kentang sangat mudah.

Menurutnya, keunggulan Kentang Sipiwan tersebut adalah bentuknya bulat, sehingga mudah untuk membentuk chip, dibuat khusus untuk keripik kentang, memiliki kandungan gula rendah, produktivitasnya tinggi, tahan penyakit dan sesuai dengan iklim Indonesia.

"Kami memberi nama Sipiwan agar lebih mudah diingat oleh petani. Karena CP 1 terlalu ilmiah bagi petani, jadi disederhanakan penyebutannya," kata Suharsono.

Menurut Suharso hadirnya varietas baru kentang unggulan tersebut Indonesia dapat mandiri dalam memproduksi kentang, sehingga tidak perlu impor lagi. Mengingat jika terus bergantung pada impor, ketiga ada gejolak politik bisa berpengaruh di dalam negeri.

Anugerah Komersialisasi Inovai IPB merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke-54 IPB, diberikan kepada sivitas akademika yang telah menghasilkan inovasi yang paling inovatif dan prospektif menjawab kebutuhan di masyarakat.

"Pengharagaan ini wujud apresiasi IPB terhadap kerjakeras inovator (peneliti) IPB dari serangkaian riset yang lama dilakukan, hingga mampu dihilirisasi ke masyarakat," kata Direktur Riset dan Inovasi IPB, Prof Iskandar Zulkarnain Siregar.

Komersialisasi Produk Inovasi yang prospektif merupakan program dari Direktorat Pengembangan Bisnis. Program komersialisasi ini diharapkan dapat menghasilkan daftar hasil riset atau inovasi yang memiliki potensi besar untuk dikomersialisasikan.

Hal tersebut dilakukan melalui penilaian terhadap kesiapan produk, potensi pasar, dan ketersediaan bahan baku. Untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif, dalam proses seleksi ini IPB melibatkan reviewer dari berbagai kalangan dari lua akademisi, antara lain, kalangan industri, pemasaran, maupun pelaku usaha lainnya.

Inovasi yang diseleksi bersumber dari Buku 100+ inovasi versi "Business Innovation Center" (BIC) dan form isian yang berasal dari seluruh unit kerja IPB. Pada tahap awal dilakukan pendataan dari dua sumber tersebut sehingga didapat 56 inovasi yang layak dipilih pada seleksi berikutnya.

Pada tahap pertama seleksi oleh tim internal diperoleh sebanyak 18 inovasi untuk mengikuti seleksi tahap kedua. Dari 18 inovasi terpilih 13 inovasi yang masuk nominasi Anugerah Komersialisasi Inovasi IPB 2017.

"Anugerah Komersialisasi Inovasi IPB akan terus dilakukan karena sumber inovasi di IPB masih banyak," kata Iskandar.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017