Bekasi (Antara Megapolitan) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Cabang Bekasi Kota, Jawa Barat, menargetkan penambahan 11.000 peserta baru dari sektor informal di wilayah setempat.
"Peserta dari sektor informal adalah mereka yang tidak menerima upah. Sejumlah profesi yang masuk kategori bukan penerima upah ini antara lain asisten rumah tangga, penarik becak, dam sopir ojek," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bekasi Kota Mariansah di Bekasi, Rabu.
Pihaknya saat ini tengah menggencarkan sosialisasi kepada kalangan tersebut agar terbangun kesadaran terhadap pentingnya kepesertaan pada BPJS Ketenagakerjaan.
"Tidak bekerja di perusahaan bukan berarti mereka minim risiko terjadi kecelakaan kerja," katanya.
Dia mengatakan, hingga saat ini peserta BPJS Ketenagakerjaan di Kota Bekasi yang merupakan kategori bukan penerima upah baru berkisar 30 persen.
Target penambahan 11.000 peserta baru pun dikejar melalui pelaksanaan sosialisasi yang terus digencarkan.
"Kami biasa menggelar langsung sosialisasi di tingkat kelurahan yang dihadiri pengurus RW dengan menyampaikan pentingnya kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
Mariansah mengatakan, dengan membayarkan iuran per bulan Rp16.800, peserta kategori BPU dapat merasakan manfaat saat terjadi kecelakaan kerja juga mendapatkan santunan kematian bagi ahli waris.
"Dibandingkan sebungkus rokok yang harganya setara besar iuran, manfaatnya jauh lebih banyak menjadi peserta BPJS," katanya.
Selain digelar di lingkungan kelurahan, sosialisasi juga dilakukan dengan mendatangi langsung para sopir ojek di pangkalan-pangkalan.
Atas kepentingan itu, pihaknya menggelar kegiatan pembagian helm gratis dalam rangka Hari Pelanggan 2017 yang berlangsung di Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur, Rabu sore.
"Penggunaan helm ini penting untuk antisipasi kecelakaan kerja bagi para tukang ojek. Sekaligus kami ajak juga mereka untuk menjadi peserta," ujarnya.
Akan tetapi salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di dekat Stasiun Kota Bekasi, Endang (42) mengaku belum tertarik menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan meskipun menyadari risiko yang dihadapinya sehari-hari saat berada di jalanan.
"Berat kalau harus bayar lagi iuran BPJS Ketenagakerjaan, soalnya saya sudah ikut program menabung yang juga memberikan asuransi jiwa," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Peserta dari sektor informal adalah mereka yang tidak menerima upah. Sejumlah profesi yang masuk kategori bukan penerima upah ini antara lain asisten rumah tangga, penarik becak, dam sopir ojek," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bekasi Kota Mariansah di Bekasi, Rabu.
Pihaknya saat ini tengah menggencarkan sosialisasi kepada kalangan tersebut agar terbangun kesadaran terhadap pentingnya kepesertaan pada BPJS Ketenagakerjaan.
"Tidak bekerja di perusahaan bukan berarti mereka minim risiko terjadi kecelakaan kerja," katanya.
Dia mengatakan, hingga saat ini peserta BPJS Ketenagakerjaan di Kota Bekasi yang merupakan kategori bukan penerima upah baru berkisar 30 persen.
Target penambahan 11.000 peserta baru pun dikejar melalui pelaksanaan sosialisasi yang terus digencarkan.
"Kami biasa menggelar langsung sosialisasi di tingkat kelurahan yang dihadiri pengurus RW dengan menyampaikan pentingnya kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
Mariansah mengatakan, dengan membayarkan iuran per bulan Rp16.800, peserta kategori BPU dapat merasakan manfaat saat terjadi kecelakaan kerja juga mendapatkan santunan kematian bagi ahli waris.
"Dibandingkan sebungkus rokok yang harganya setara besar iuran, manfaatnya jauh lebih banyak menjadi peserta BPJS," katanya.
Selain digelar di lingkungan kelurahan, sosialisasi juga dilakukan dengan mendatangi langsung para sopir ojek di pangkalan-pangkalan.
Atas kepentingan itu, pihaknya menggelar kegiatan pembagian helm gratis dalam rangka Hari Pelanggan 2017 yang berlangsung di Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur, Rabu sore.
"Penggunaan helm ini penting untuk antisipasi kecelakaan kerja bagi para tukang ojek. Sekaligus kami ajak juga mereka untuk menjadi peserta," ujarnya.
Akan tetapi salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di dekat Stasiun Kota Bekasi, Endang (42) mengaku belum tertarik menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan meskipun menyadari risiko yang dihadapinya sehari-hari saat berada di jalanan.
"Berat kalau harus bayar lagi iuran BPJS Ketenagakerjaan, soalnya saya sudah ikut program menabung yang juga memberikan asuransi jiwa," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017