Jakarta (Antara Megapolitan-Bogor) - Kartu nama duta besar (Dubes) RI di negara-negara sahabat, terutama Azerbaijan menjadi tempat promosi pariwisata khususnya 10 destinasi wisata yang sedang dikembangkan di Indonesia.
    
Project Director Dana Dyaksa Nusantara (DDN) Yogi Arifiandy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya berupaya membuat terobosan dengan membuat aplikasi digital tentang keindahan destinasi di Indonesia yang menyatu dalam sebuah kartu nama.
    
"Selain tercetak dalam bentuk fisik buku 'full colour' berjudul Indonesia, Treasure of The Equator ini juga menyatu pada kartu nama Dubes Indonesia untuk Azerbaijan Husnan Bey Fanani," katanya.
    
Dengan begitu, ia berharap siapapun yang menerima kartu nama dari Dubes tersebut bisa mengunduh aplikasi untuk bisa mengakses isi buku itu secara gratis.
    
"Ini sebagai bentuk komitmen dan persembahan kami untuk Indonesia dan dukungan kami pada perkembangan pariwisata di Indonesia," katanya.
    
Sebagai distribusi awal, Dubes Husnan Bey Fanani akan membagikan kartu namanya pada Resepsi Diplomatik pada Rabu (6/9) di KBRI Baku, Azerbaijan.
    
Sedangkan yang berbentuk buku dicetak terbatas oleh KBRI sebanyak 200 eksemplar saja untuk dibagikan kepada pejabat pemerintah, pengusaha di Azerbaijan dan kedutaan negara-negara sahabat di Baku, Azerbaijan.
    
Penggunaan buku itu terlebih dahulu harus mengunduh aplikasi mCode Apps di Google Playstore (Android) atau Appstore (Apple product).
    
"Dengan aplikasi yang sudah diunduh tersebut SCAN gambar mCode yang tercetak di kartu nama Dubes. Dengan demikian, buku Treasure of the Equator dapat dibaca kapan saja dan di mana saja tanpa harus membawa fisik bukunya. Secara praktis dapat dibaca dalam ukuran genggaman tangan," kata Yogi.
    
Yogi menekankan lagi, buku 172 halaman berisi destinasi wisata di 34 provinsi termasuk 10 destinasi prioritas yang disebut dengan Bali Baru ini.
    
Selain kekuatan pariwisata, keindahan alam, buku ini juga bercerita soal kekuatan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, ketahanan pangan, budaya dan seni.
    
Selain juga soal semakin berkembangnya bisnis kreatif sehingga Indonesia tidak bisa lagi dipandang sebelah mata dengan kemunculan begitu banyak start up di bidang industri kreatif.
    
Buku juga mengungkap kesiapan infrastruktur Indonesia dalam menerima tamu wisatawan mancanegara.
    
Berbagai pembangunan infrastruktur dilakukan untuk menyambut peningkatan jumlah wisatawan yang sangat signifikan jumlahnya.
    
"Kami juga memberikan semacam panduan bagi mereka yang datang ke-34 provinsi di Indonesia. Misalnya ke Sumatera Utara. Sebaiknya ke mana saja, makanannya apa saja, oleh-oleh mencari di mana dan seterusnya," kata Yogi.
    
Buku ini juga memuat dua buah lagu yang isinya sesuai dengan "semangat" yang ada di dalam buku yakni pertama lagu "Kolam Susu" ciptaan Koes Plus dan kedua lagu "Tanah Airku" karangan Ibu Sud.
    
Lagu Koes Plus menunjukkan suara insan seni tentang suburnya negeri Zamrud Khatulistiwa ini. "Tongkat kayu dan batu pun jadi tanaman," ungkap Yogi.
    
Sedangkan lagu Ibu Sud menggambarkan kecintaan orang-orang Indonesia pada tanah airnya.
    
Buku ini dikerjakan oleh Tim Dana Dyaksa Nusantara selama enam bulan. Selain Yogi, ada Ade Munadi, Decca Evry Nugroho dan Furqon Robbi Abdillah. Ada pula Almadira Kanita (art director), tiga fotografer Dissy Ekapramudita, Agus Nur Rokhmad, Wijayanto, dan kontributor Burhan Primanintya, Rohidin Firda Noval Kausar, Sigit Ismaryanto, serta Yorgi Gusman (copy writer) dan Ika Hartantiningsih (translator).
    
"Ke depan buku ini masih bisa ditambah kontennya dan dikembangkan sesuai kebutuhan. Bahkan platform serupa bisa pula dikembangkan untuk keperluan lain," kata Yogi.
    
Menanggapi hal itu Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun berterima kasih atas terobosan dan inovasi baru yang dilakukan.
    
"Menggunakan teknologi, digital, promosi Indonesia melalui buku dan dilakukan dengan cara yang sangat baik. Terima kasih, inilah salah satu bentuk Indonesia Incorporated," ungkap Arief Yahya. (ANT/BPJ).

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017