Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat memecahkan rekor MURI melalui kegiatan pemakaian sarung tenun Majalaya secara massal oleh ribuan aparatur sipil negara (ASN) di lapangan utama SMKN 1 Cibinong, Jumat.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin saat menyaksikan pemecahan rekor MURI itu mengapresiasi upaya Pemkab Bogor dalam mengampanyekan salah satu program yang digalakkan oleh Pemprov Jabar, yakni Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Ia menilai kegiatan tersebut juga sebagai seruan untuk melestarikan tenun Jawa Barat. Karena bagi masyarakat Jawa Barat sarung bukan hanya sekedar kain, tetapi juga mencerminkan filosofi kehidupan yang sederhana, rapi, dan santun.
Baca juga: Pemkab Bogor berhasil pecahkan 3 rekor MURI di puncak peringatan Hari Pramuka
Baca juga: BSIP Kementan galang warga untuk cetak rekor MURI minum jamu terbanyak
“Pemakaian sarung khususnya sarung tenun Majalaya menjadi simbol bagaimana cara menghormati warisan budaya sekaligus mendukung kemajuan ekonomi Jawa Barat,” ungkap Bey.
Bey menjelaskan, sarung tenun Majalaya sebagai wastra dari Jawa Barat yang telah berkembang sejak tahun 1930-an, memiliki nilai sejarah, budaya, dan ekonomi yang luar biasa.
Kegiatan tersebut, kata dia, menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga identitas budaya, sekaligus mendukung program nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Pariwisata Indonesia.
Baca juga: Pengibaran bendera merah putih tertinggi di Lanud ATS pecahkan rekor MURI (video)
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras semua pihak yang telah mempersiapkan dan menyukseskan kegiatan ini, mulai dari perajin sarung, tenun, pelaku UMKM hingga seluruh peserta ASN yang hadir dan juga para pelajar dan tentunya juga menggunakan sarung secara luring maupun daring,” ujarnya.
Menurut dia, kerja keras dan kebersamaan ini menunjukkan semangat Sarindeg Saigel, Sabobot Sapihaneun, yaitu semangat kebersamaan yang menjadi kunci dalam membangun Jawa Barat menjadi provinsi termaju dan berbudaya.
“Sarung tenun Majalaya harus terus kita lestarikan, ini bukti kekayaan budaya yang membanggakan,” kata Bey.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin saat menyaksikan pemecahan rekor MURI itu mengapresiasi upaya Pemkab Bogor dalam mengampanyekan salah satu program yang digalakkan oleh Pemprov Jabar, yakni Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Ia menilai kegiatan tersebut juga sebagai seruan untuk melestarikan tenun Jawa Barat. Karena bagi masyarakat Jawa Barat sarung bukan hanya sekedar kain, tetapi juga mencerminkan filosofi kehidupan yang sederhana, rapi, dan santun.
Baca juga: Pemkab Bogor berhasil pecahkan 3 rekor MURI di puncak peringatan Hari Pramuka
Baca juga: BSIP Kementan galang warga untuk cetak rekor MURI minum jamu terbanyak
“Pemakaian sarung khususnya sarung tenun Majalaya menjadi simbol bagaimana cara menghormati warisan budaya sekaligus mendukung kemajuan ekonomi Jawa Barat,” ungkap Bey.
Bey menjelaskan, sarung tenun Majalaya sebagai wastra dari Jawa Barat yang telah berkembang sejak tahun 1930-an, memiliki nilai sejarah, budaya, dan ekonomi yang luar biasa.
Kegiatan tersebut, kata dia, menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga identitas budaya, sekaligus mendukung program nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Pariwisata Indonesia.
Baca juga: Pengibaran bendera merah putih tertinggi di Lanud ATS pecahkan rekor MURI (video)
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras semua pihak yang telah mempersiapkan dan menyukseskan kegiatan ini, mulai dari perajin sarung, tenun, pelaku UMKM hingga seluruh peserta ASN yang hadir dan juga para pelajar dan tentunya juga menggunakan sarung secara luring maupun daring,” ujarnya.
Menurut dia, kerja keras dan kebersamaan ini menunjukkan semangat Sarindeg Saigel, Sabobot Sapihaneun, yaitu semangat kebersamaan yang menjadi kunci dalam membangun Jawa Barat menjadi provinsi termaju dan berbudaya.
“Sarung tenun Majalaya harus terus kita lestarikan, ini bukti kekayaan budaya yang membanggakan,” kata Bey.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024