Bekasi (Antara Megapolitan) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan seorang penonton pertandingan persahabatan internasional Indonesia versus Fiji di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, meninggal dunia karena terkena kembang api usai laga.
"Kembang api itu diterbangkan dari tribun selatan ke tribun timur seketika usai pertandingan. Satu orang terkena kembang api itu dan saat ini kondisi korban meninggal dunia," kata Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Sabtu.
Adapun korban bernama Catur Yuliantono, warga Duren Sawit, berusia 32 tahun.
Sementara itu, terduga pelaku yang diketahui lebih dari satu orang sudah ditangkap oleh pihak kepolisian dan kini menjalani pemeriksaan.
Ratu Tisha menyebut PSSI sebenarnya sudah menerapkan standar keamanan yang tinggi dalam laga persahabatan internasional tersebut.
Namun, dia mengakui ada penonton yang lolos membawa kembang api yang akhirnya berakibat fatal.
"PSSI langsung menemani korban dari awal kejadian hingga ke rumah sakit. Kami mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengutuk sikap seperti ini dan semua tindakan yang bisa menghancurkan sepak bola nasional," tutur Ratu.
Sementara itu, Kepala Hubungan Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo mengatakan bahwa PSSI juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban.
Gatot pun berharap PSSI tidak mendapatkan sanksi dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ataupun Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akibat hal itu.
"Mudah-mudahan tidak sampai ke sana," tuturnya.
Adapun kronologis kejadian dari pihak PSSI, kembang api itu diluncurkan dari tribun penonton sesaat setelah wasit Spartak Danilenko asal Kyrgyzstan meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Bukannya ke atas, kembang api itu malah meluncur mendatar dari tribun selatan menuju ke tribun timur dan tepat mengantam Catur Yulianto.
Catur langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Bekasi Barat yang posisinya terdekat dari stadion, tetapi diyakini meninggal dalam perjalanan.
Para petinggi PSSI yang hadir di laga persahabatan dengan skor akhir 0-0 itu turut mendamping korban dari stadion hingga rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Kembang api itu diterbangkan dari tribun selatan ke tribun timur seketika usai pertandingan. Satu orang terkena kembang api itu dan saat ini kondisi korban meninggal dunia," kata Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Sabtu.
Adapun korban bernama Catur Yuliantono, warga Duren Sawit, berusia 32 tahun.
Sementara itu, terduga pelaku yang diketahui lebih dari satu orang sudah ditangkap oleh pihak kepolisian dan kini menjalani pemeriksaan.
Ratu Tisha menyebut PSSI sebenarnya sudah menerapkan standar keamanan yang tinggi dalam laga persahabatan internasional tersebut.
Namun, dia mengakui ada penonton yang lolos membawa kembang api yang akhirnya berakibat fatal.
"PSSI langsung menemani korban dari awal kejadian hingga ke rumah sakit. Kami mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengutuk sikap seperti ini dan semua tindakan yang bisa menghancurkan sepak bola nasional," tutur Ratu.
Sementara itu, Kepala Hubungan Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo mengatakan bahwa PSSI juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban.
Gatot pun berharap PSSI tidak mendapatkan sanksi dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ataupun Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akibat hal itu.
"Mudah-mudahan tidak sampai ke sana," tuturnya.
Adapun kronologis kejadian dari pihak PSSI, kembang api itu diluncurkan dari tribun penonton sesaat setelah wasit Spartak Danilenko asal Kyrgyzstan meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Bukannya ke atas, kembang api itu malah meluncur mendatar dari tribun selatan menuju ke tribun timur dan tepat mengantam Catur Yulianto.
Catur langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Bekasi Barat yang posisinya terdekat dari stadion, tetapi diyakini meninggal dalam perjalanan.
Para petinggi PSSI yang hadir di laga persahabatan dengan skor akhir 0-0 itu turut mendamping korban dari stadion hingga rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017