Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan membangun bank sampah di 1.039 RW mulai 2018 guna mengurangi distribusi sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu.

"Makanya, camat dan lurah harus berfikir `out of the box`. Di Kota Bekasi ada 1.039 RW, setiap RW harus ada bank sampah," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat diskusi bertajuk "Membangun Partisipasi Masyarakat Terhadap Lingkungan" di Hutan Kota Bekasi, Rabu.

Dalam acara yang dihadiri petugas kebersihan, tokoh masyarakat, lembaga peduli lingkungan dan unsur terkait lainnya, Rahmat menjanjikan subsidi operasional bank sampah sebesar Rp20 juta per-RW.

"Setiap RW akan memperoleh pendanaan bank sampah Rp20 juta pertahun untuk pengolahan sampah di lingkungan mereka," katanya.

Rahmat mencatat produksi sampah rumah tangga di 12 kecamatan setempat berkisar 700 ton perhari.

"Diharapkan dengan adanya bank sampah di setiap RW ini, 60 persen sampah di TPA Sumurbatu bisa ditekan," katanya.

Rahmat mengaku sebetulnya operasional bank sampah di Kota Bekasi sudah berjalan sejak 2016, namun belum menyebar luas hingga ke tingkatan RW.

"Perilaku masyarakat untuk peduli lingkungan harus terus didorong. Kita akan memperbanyak lagi bank sampah pada 2018 hingga ke level pengurus RW," katanya.

Pengamat lingkungan Kota Bekasi Beny Tunggul mengatakan operasional bank sampah di Kota Bekasi saat ini dirasa belum berdampak signifikan pada perbaikan lingkungan.

"Nyaris tidak ada yang berjalan bank sampah di Kota Bekasi. Makanya, kalau menangani sampah harus diseriusi agar lebih fokus," katanya.

Beny menyarankan agar Pemkot Bekasi menyediakan bank sampah percontohan di sebuah kawasan agar muncul standarisasi pengelolaan sampah yang baik dan benar.

"Harus ada standarnya dalam mengolah sampah organik dan nonorganik di masyarakat yang masih awam dengan fasilitas ini," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017