Partai Prima Kota Bogor menggelar diskusi dan bedah buku "Menghadang Kubilai Khan" karya AJ Susmana yang berkaitan dengan persatuan nasional pada Kamis.

Ketua Dewan Pimpinan Kota (DPK) Partai Prima Kota Bogor Lala Zulaiha di Kota Bogor, Kamis, mengatakan buku setebal 331 halaman ini penting untuk dibedah karena bertema persatuan nasional, yang memastikan pimpinan daerah tetap berada pada jalurnya.

“Karena dalam diskusi buku Menghadang Kublai-Khan ini temanya persatuan nasional, keadilan, dan kemakmuran masyarakat sangat dianggap penting. Buku ini ditulis langsung oleh DPP Partai Prima AJ Susmana, yang memprakarsai bedah buku ini harus dilaksanakan secara nasional,” jelasnya.

Dalam diskusi dan bedah buku ini, kata Lala, juga dibahas banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan. Termasuk sumber daya masyarakat, ketahanan, dan ekonomi yang harus meningkat.

“Nah buku ini isinya merupakan amanat untuk masyarakat. Terutama pasangan calon (pimpinan daerah) agar menjalankan programnya,” ucapnya.

Bedah buku ini digelar di posko pemenangan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor nomor urut 3, Dedie Rachim-Jenal Mutaqin di Jalan Ciremai, Kelurahan Bantarjati. Kegiatan ini, kata Lala, diprakarsai oleh Partai Prima lewat organisasi sayap yaitu Jangker (Jaringan Kebudayaan).

Adapun tiga narasumber yang mengisi diskusi dan bedah buku ini ialah Revitriyoso Husodo yang menaruh perhatian kepada UMKM, ketahanan pangan, serta keadilan masyarakat.

Lalu Rachmat Pudiyanto yang merupakan jebolan Universitas Gajah Mada dan filsuf yang perhatian dengan strategi dan teknik politik pimpinan kota. Kemudian Dedie Rachim sendiri sebagai Calon Wali Kota Bogor nomor urut 3.

Sementara itu, Dedie Rachim menjelaskan inti dari buku ini yaitu kepemimpinan yang bisa menggerakkan anggotanya. Sehingga walau buku tentang kisah di abad 12 namun masih relevan di abad 21 saat ini.

“Isinya soal nilai-nilai kemanusiaan harus dimulai dari sebuah niat baik pemimpin. Jadi pemimpin yang benar akan muncul pada saat yang tepat,” jelasnya.

Menurutnya kepemimpinan yang tepat bisa mengatasi seluruh permasalahan yang muncul. Pemimpin tidak bisa karbitan atau titipan tapi hasil kerja keras dan dedikasi tinggi.

“Jadi memang semua pemimpin harus mengalami proses-proses kerja keras dan berat. Salah satunya dari pengalaman yang menjadi tolok ukur kesuksesan di dalam buku ini,” ujarnya.

Pewarta: Shabrina Zakaria

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024