Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hadi Wijaya menyebut erupsi atau letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, sebagai sesuatu yang tidak biasa.
Hadi saat ditemui ANTARA di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Wulanggitang, Flores Timur, Rabu, menjelaskan erupsi yang terjadi di gunung berapi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, di mana jenis erupsinya merupakan erupsi eksplosif yang melontarkan batu-batu pijar.
"Tadi kita lihat lubang sampai 13 meter diameternya, dengan kedalaman hingga 5 meter," katanya menceritakan dampak yang ditimbulkan oleh erupsi tersebut.
Baca juga: Delapan desa di dua kecamatan paling parah kerusakan akibat erupsi gunung Lewotobi
Baca juga: Empat bandara tidak beroperasi sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Pada dampak yang lain, lanjut Hadi, terlihat pula sekolah yang hancur akibat dihujani benda yang berasal dari dalam perut bumi tersebut.
"Kenapa sekolah hancur? Saya kira seperti Gunung Merapi di Yogyakarta, yang ambruk karena tebalnya abu vulkanik, tapi ini tidak. Ini karena adanya lontaran batu pijar, sehingga mampu membentuk lubang sampai 5 meter tadi, ini luar biasanya," jelasnya.
Menurut Hadi, kejadian tersebut belum pernah ada di Gunung Lewotobi Laki-laki sebelumnya, sehingga hal ini menjadi di luar perkiraan.
Oleh karena itu, ia menyebut pihaknya akan melakukan analisis dan kajian yang mendalam terkait apa yang sebenarnya terjadi di gunung tersebut.
Baca juga: Korban tewas akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT jadi 10 orang
Ia menyebutkan pihaknya memiliki ahli ilmu bumi yang akan segera melakukan penelitian terhadap gunung itu.
"Jadi, kita memiliki tim yang kita bangun secara komplit dan komprehensif untuk dapat melakukan yang terbaik," ucap Hadi Wijaya.
Sebelumnya, erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA. Letusan kali ini mengakibatkan peningkatan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Hadi saat ditemui ANTARA di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Wulanggitang, Flores Timur, Rabu, menjelaskan erupsi yang terjadi di gunung berapi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, di mana jenis erupsinya merupakan erupsi eksplosif yang melontarkan batu-batu pijar.
"Tadi kita lihat lubang sampai 13 meter diameternya, dengan kedalaman hingga 5 meter," katanya menceritakan dampak yang ditimbulkan oleh erupsi tersebut.
Baca juga: Delapan desa di dua kecamatan paling parah kerusakan akibat erupsi gunung Lewotobi
Baca juga: Empat bandara tidak beroperasi sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Pada dampak yang lain, lanjut Hadi, terlihat pula sekolah yang hancur akibat dihujani benda yang berasal dari dalam perut bumi tersebut.
"Kenapa sekolah hancur? Saya kira seperti Gunung Merapi di Yogyakarta, yang ambruk karena tebalnya abu vulkanik, tapi ini tidak. Ini karena adanya lontaran batu pijar, sehingga mampu membentuk lubang sampai 5 meter tadi, ini luar biasanya," jelasnya.
Menurut Hadi, kejadian tersebut belum pernah ada di Gunung Lewotobi Laki-laki sebelumnya, sehingga hal ini menjadi di luar perkiraan.
Oleh karena itu, ia menyebut pihaknya akan melakukan analisis dan kajian yang mendalam terkait apa yang sebenarnya terjadi di gunung tersebut.
Baca juga: Korban tewas akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT jadi 10 orang
Ia menyebutkan pihaknya memiliki ahli ilmu bumi yang akan segera melakukan penelitian terhadap gunung itu.
"Jadi, kita memiliki tim yang kita bangun secara komplit dan komprehensif untuk dapat melakukan yang terbaik," ucap Hadi Wijaya.
Sebelumnya, erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada 3 November 2024 pukul 23.57 WITA. Letusan kali ini mengakibatkan peningkatan status gunung dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024