Cibinong (Antara Megapolitan) - Badan Informasi Geospasial (BIG) segera memublikasikan pengakuan masyarakat internasional terhadap teritorial 16.056 pulau di Indonesia melalui aplikasi berbasis Android yang dapat diakses masyarakat luas.

"Kami akan masukan ke dalam situs dan aplikasi agar semua orang bisa baca penamaan pulau serta koordinatnya, itu memang tujuan kami untuk informasi kepulauan ini, " kata Kapala BIG Hasanuddin Zaenal Abidin di Bogor, Senin.

Menurut dia, upaya penyebarluasan nama pulau di Indonesia itu merupakan tindak lanjut atas hasil verifikasi terhadap identitas kepulauan oleh Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dibahas sejak Senin (7/8) hingga Jumat (18/8) di New York Amerika Serikat.

Hingga 2012, kata Hasanuddin, Indonesia baru mendaftarkan secara internasional 13.466 nama pulau kepada PBB.

"Baru pada 2017 ini Indonesia berhasil menambah verifikasi 2.590 nama pulau sehingga menjadi total 16.056 nama pulau yang terdaftar secara internasional," katanya.

Upaya penyebarluasan informasi kepulauan Indonesia melalui aplikasi itu diharapkan bisa mempertegas teritorial kawasan Indonesia secara nasional maupun internasional.

"Saya juga harapkan aplikasi ini dapat memperkaya data potensi layanan masyarakat sekitar pulau melalui kerja sama data antarlembaga negara," katanya.

Hasanuddin mengakui, hingga kini aplikasi yang diberi nama "Sakti" itu masih dalam tahap penyempurnaan untuk diakses publik melalui ponsel berbasis Android.

Sakti, kata dia, sebenarnya resmi dioperasikan sejak 2016, namun masih bersifat sebagai informasi internal pada instansi tersebut.

Aplikasi ini akan menghimpun informasi seputar detail rupa bumi (toponim) meliputi basis data geospasial yang terintegrasi dengan data jumlah penduduk, lokasi layanan masyarakat sekitar dan potensi wilayah akan sangat berguna bagi kekuatan data pemerintah dan wawasan bagi masyarakat.

"Tunggu saja Keputusan Presiden (Kepres) tentang itu tinggal ditandatangi presiden, drafnya sudah disampaikan," ujarnya.

Kepala Bidang Toponim BIG M Fifik Syafiudin menambahkan basis data toponim dalam aplikasi Sakti sudah melalui pembahasan dengan sejumlah pakar terkait.

"Sudah dibahas bersama United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) pada pertemuan 7-18 Agustus 2017 lalu," katanya.

Dia menargetkan aplikasi itu sudah dapat diakses publik pada 2018 setelah melalui proses penyempurnaan.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017