Sukabumi (Antara Megapolitan) - Association of Lecturers for Financial and Economic Development (ALFED) mengembangkan skema triplehlix dalam pengentasan kemiskinan untuk petani di Sukabumi, Jawa Barat.

"Triplehelix tersebut merupakan skema kolaborasi antara Akademisi, Busines dan Goverment (ABG) yang tujuannya untuk membantu masyarakat dalam pengentasan kemiskinan, pengangguran dan eklusi keuangan," kata Ketua Umum ALFED Bambang Setiono di sela acara penandatanganan kerja sama antara ALFED dan Politeknik Sukabumi serta Pelatihan CEFCA (Certified Economic And Financial Community Advisor) di Hotel Anugrah Sukabumi, Jumat.

Menurutnya skema triplehelix yang dibentuk di Sukabumi ini akan menjadi pilot project dalam hal pengentasan kemiskinan para petani di setiap daerah di Indonesia. Untuk mengimplementasikannya pihaknya menggandeng akademisi dari Politeknik Sukabumi, Pemerintah Kota/Kabupaten Sukabumi dan pelaku bisnis yakni PT BUMR Pangan Terhubung.

Ketiga komponen ini sangat penting dalam pengembangan potensi masyarakat agar terbebas dari kemiskinan, pengangguran dan eklusi keuangan. Masing-masing komponen tersebut mempunyai peranan seperti akademisi yakni melakukan pendampingan dan penelitian langsung kepada masyarakat.

Kemudian, peran pemerintah untuk memberikan bantuan dan jaminan berbagai hal kepada masyarakat yang dituju. Sementara pelaku usaha berfungsi selain pendamping juga memberikan bantuan pengelolaan keuangan keluarga.

"Sehingga setiap potensi masyarakat bisa terakomodir yang tujuan akhirnya adalah mengentaskan kemiskinan, pengangguran dan eklusi keuangan," tambah Bambang.



Pelaksana Harian Direktur Politeknik Sukabumi Nonda Mulgani mengatakan pelatihan yang diberikan ALFED ini bertujuan untuk mengubah mindset para dosen yang tidak hanya berkutat di teori saja, tetapi langsung mengimplementasikannya di masyarakat melalui penelitian dan pendampingan.

Lanjut dia, peran perguruan tinggi sangat strategis salah satunya melakukan penelitian dan pengabdian. Setelah adanya pelatihan yang diberikan ALFED ini, pihaknya akan membuat formula dan terobosan baru di masyarakat untuk mengubah pola pikir warga agar lebih inovasi.

"Langkah ini juga bersinergi dengan pemerintah dan pengusaha. Sehingga nantinya masyarakat khususnya petani tidak mampu akan mendapatkan jaminan dari persiapan hingga pendapatan serta asuransinya," katanya.

Di tempat yang sama Komisaris BUMR Pangan Terhubung Luwarso mengatakan pihaknya sangat membutuhkan ALFED dalam mengembangkan usaha tersebut khususnya bagi para petani. Dengan adanya pelatihan nantinya petugasnya akan melakukan pendampingan baik finansial hingga tata kelola produk.

"Untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat perlu adanya tenaga ahli, beruntung kami digandeng ALFED untuk berkolaborasi dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengubah pola hidup warga yang terjerat renternir," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017