Relawan kebencanaan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bersama unsur perangkat wilayah dan gabungan kelompok tani bergotong royong memperbaiki tanggul jebol di saluran irigasi Kampung Cendet Poncol, Desa Sumbereja, Kecamatan Pebayuran.
"Deras debit air dari hulu sungai membuat tanggul irigasi di daerah ini jebol dan merendam lahan pertanian warga," kata Ketua FPRB Kecamatan Pebayuran Ahmad Syarifudin di lokasi, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan laporan dari warga setempat peristiwa tersebut bermula saat saluran irigasi tak mampu menampung debit air kiriman dari hulu pada Minggu pukul 17:40 WIB.
Baca juga: Pemkab Bekasi koordinasi dengan BBWS Citarum atasi tanggul jebol
Pihaknya bersama unsur terkait melakukan inisiatif sebagai bentuk penanganan awal dengan membuat turap bendungan sementara menggunakan bantuan logistik dari BPBD Kabupaten Bekasi.
"Upaya ini dilakukan untuk meminimalisasi derasnya aliran air. Tadi pagi kita melakukan upaya pembendungan sementara menggunakan logistik dari BPBD, seperti bambu, terpal dan karung berisi tanah," katanya.
Namun upaya membendung dengan memakai bahan material seadanya itu tidak kuat menahan deras laju air yang masih sangat kencang sehingga aparatur wilayah setempat pun akhirnya meminta bantuan dari pemerintah daerah.
Baca juga: Tanggul Sungai Citarum di Bekasi kembali jebol setahun usai dibangun
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi untuk penanganan lebih lanjut terhadap kondisi tanggul jebol tersebut.
"Kami sudah berkomunikasi dengan dinas terkait karena untuk penanganan nanti akan menurunkan alat berat di lokasi jebol tanggul irigasi ini," ucapnya.
Syarifudin juga mengimbau para petani di wilayah Kecamatan Pebayuran agar dapat menjaga tanggul irigasi dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan para petani.
"Karena terkadang ada juga petani yang suka membuat paralon liar, nah ke depan saya harap tidak ada lagi yang seperti itu, tanpa izin dari Perum Jasa Tirta (PJT)," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Deras debit air dari hulu sungai membuat tanggul irigasi di daerah ini jebol dan merendam lahan pertanian warga," kata Ketua FPRB Kecamatan Pebayuran Ahmad Syarifudin di lokasi, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan laporan dari warga setempat peristiwa tersebut bermula saat saluran irigasi tak mampu menampung debit air kiriman dari hulu pada Minggu pukul 17:40 WIB.
Baca juga: Pemkab Bekasi koordinasi dengan BBWS Citarum atasi tanggul jebol
Pihaknya bersama unsur terkait melakukan inisiatif sebagai bentuk penanganan awal dengan membuat turap bendungan sementara menggunakan bantuan logistik dari BPBD Kabupaten Bekasi.
"Upaya ini dilakukan untuk meminimalisasi derasnya aliran air. Tadi pagi kita melakukan upaya pembendungan sementara menggunakan logistik dari BPBD, seperti bambu, terpal dan karung berisi tanah," katanya.
Namun upaya membendung dengan memakai bahan material seadanya itu tidak kuat menahan deras laju air yang masih sangat kencang sehingga aparatur wilayah setempat pun akhirnya meminta bantuan dari pemerintah daerah.
Baca juga: Tanggul Sungai Citarum di Bekasi kembali jebol setahun usai dibangun
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi untuk penanganan lebih lanjut terhadap kondisi tanggul jebol tersebut.
"Kami sudah berkomunikasi dengan dinas terkait karena untuk penanganan nanti akan menurunkan alat berat di lokasi jebol tanggul irigasi ini," ucapnya.
Syarifudin juga mengimbau para petani di wilayah Kecamatan Pebayuran agar dapat menjaga tanggul irigasi dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan para petani.
"Karena terkadang ada juga petani yang suka membuat paralon liar, nah ke depan saya harap tidak ada lagi yang seperti itu, tanpa izin dari Perum Jasa Tirta (PJT)," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024