Bogor (Antara Megapolitan) - Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi Mohammad Nasir mengharapkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus mengembangkan agar menjadi pusat rujukan ilmu pengetahuan nasional.
"Seperti Jerman memiliki Pusat Kajian IPTEK yang terletak di Berlin yang jadi rujukan seluruh peneliti, LIPI pun diharapkan bisa menjadi rujukan IPTEK Indonesia," kata Nasir saat menghadiri Science Fun Walk dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 LIPI, di Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Nasir mengatakan usai 50 tahun adalah usia dewasa, oleh karena itu LIPI dituntut untuk terus meningkatkan prodiktivitasnya baik dalam penerbitan jurnal ilmiah, publikasi jurnal dan riset.
Ia mengatakan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi ingin membuat regulasi untuk mengembangkan riset IPTEK yang akan berbasis keluaran(out put).
"Selama ini riset IPTEK berbasis aktivitas, ini harus dihilangkan, diganti berbasis output," katanya.
Oleh karena itu, kata Nasir, LIPI harus meningkatkan produktivistaskan dalam menghasilkan inovasi maupun prototipe.
Menurut Nasir, selama riset berbasis aktivitas banyak peneliti yang enggan, karena harus dibebankan dengan membuat laporan.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106 Tahun 2016 tentang penelitian berbasis output.
"Jadi nanti peneliti tidak perlu bingung lagi, ini akan memudahkan peneliti untuk fokus ke penelitian," kata Nasir.
Terkait Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), lanjut Nasir, LIPI diharapkan bisa kembangkan ilmu bidang pangan, pertanian, obat-obatan, dan kesehatan, serta nano teknologi.
"Tujuannya supaya Indonesia bangkit di bidang riset," kata Nasir.
Sementara itu, Plt Kepal LIPI, Bambang Subiyanto mengatakan, LIPI selalu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman, dan melakukan redisain program. Agar LIPI tidak lagi menjadi menara gading.
"Kami mengembangkan hasil penelitian yang menyentuh lapisan masyarakat baik bidang pangan, energi dan air," kata Bambang.
Di usia ke 50 tahun ini, lanjut Bambang, LIPI diharapkan bisa lebih dikenal oleh masyarakat di dalam negeri dan untuk internasional.
"Walau dari segi anggaran kurang, tapi LIPI selalu mengembangkan diri dalam hal penelitian, baik nasional maupun internasional," katanya.
Bambang menambahkan LIPI akan bersinergi dengan perguruan tinggi, membuka diri untuk para dosen, mahasiswa dan peneliti lainnya untuk bisa mengakses laboratorium bersama-sama, sehingga akan menghasilkan jurnal bersama.
"Sinergitas dengan perguruan tinggi ini, dosen bisa magang dan riset bersama LIPI," kata Bambang.
Tanggal 23 Agustus 2017, LIPI genap berusia 50 tahun. Sejumlah kegiatan diusung dalam rangka memeriahkan ulang tahun emas lembaga penelitian Indonesia tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Seperti Jerman memiliki Pusat Kajian IPTEK yang terletak di Berlin yang jadi rujukan seluruh peneliti, LIPI pun diharapkan bisa menjadi rujukan IPTEK Indonesia," kata Nasir saat menghadiri Science Fun Walk dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 LIPI, di Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Nasir mengatakan usai 50 tahun adalah usia dewasa, oleh karena itu LIPI dituntut untuk terus meningkatkan prodiktivitasnya baik dalam penerbitan jurnal ilmiah, publikasi jurnal dan riset.
Ia mengatakan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi ingin membuat regulasi untuk mengembangkan riset IPTEK yang akan berbasis keluaran(out put).
"Selama ini riset IPTEK berbasis aktivitas, ini harus dihilangkan, diganti berbasis output," katanya.
Oleh karena itu, kata Nasir, LIPI harus meningkatkan produktivistaskan dalam menghasilkan inovasi maupun prototipe.
Menurut Nasir, selama riset berbasis aktivitas banyak peneliti yang enggan, karena harus dibebankan dengan membuat laporan.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106 Tahun 2016 tentang penelitian berbasis output.
"Jadi nanti peneliti tidak perlu bingung lagi, ini akan memudahkan peneliti untuk fokus ke penelitian," kata Nasir.
Terkait Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), lanjut Nasir, LIPI diharapkan bisa kembangkan ilmu bidang pangan, pertanian, obat-obatan, dan kesehatan, serta nano teknologi.
"Tujuannya supaya Indonesia bangkit di bidang riset," kata Nasir.
Sementara itu, Plt Kepal LIPI, Bambang Subiyanto mengatakan, LIPI selalu mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman, dan melakukan redisain program. Agar LIPI tidak lagi menjadi menara gading.
"Kami mengembangkan hasil penelitian yang menyentuh lapisan masyarakat baik bidang pangan, energi dan air," kata Bambang.
Di usia ke 50 tahun ini, lanjut Bambang, LIPI diharapkan bisa lebih dikenal oleh masyarakat di dalam negeri dan untuk internasional.
"Walau dari segi anggaran kurang, tapi LIPI selalu mengembangkan diri dalam hal penelitian, baik nasional maupun internasional," katanya.
Bambang menambahkan LIPI akan bersinergi dengan perguruan tinggi, membuka diri untuk para dosen, mahasiswa dan peneliti lainnya untuk bisa mengakses laboratorium bersama-sama, sehingga akan menghasilkan jurnal bersama.
"Sinergitas dengan perguruan tinggi ini, dosen bisa magang dan riset bersama LIPI," kata Bambang.
Tanggal 23 Agustus 2017, LIPI genap berusia 50 tahun. Sejumlah kegiatan diusung dalam rangka memeriahkan ulang tahun emas lembaga penelitian Indonesia tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017