Direktur Kantor CISO Google Cloud APAC Mark Johnston menekankan pentingnya penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam upaya memerangi serangan digital, termasuk spam dan ancaman lainnya yang terus berkembang.
"Pertahanan keamanan digital saat ini berada di bawah tekanan akibat serangan siber dengan beragam skala ancaman. Kita tertantang untuk meresponsnya," kata Johnston pada acara "Let's Talk AI" (Mari Bicara AI) di Kantor Google, Singapura, Rabu.
Dalam merespon tantangan itu, ia mengajak masyarakat dan korporasi untuk menyadari pentingnya membangun keamanan digital karena serangan siber dapat merugikan jika tidak dikelola dengan baik.
Pendekatan keamanan yang dimaksud, kata dia, adalah penggunaan kecerdasan buatan atau AI, yang merupakan teknologi algoritma pemrograman yang sangat kompleks.
"Hal yang bisa kita lakukan adalah menerapkan pendekatan AI di mana saja," katanya.
Ia menjelaskan pada era digital saat ini, di mana volume komunikasi dan transaksi online terus meningkat, penggunaan AI menjadi salah satu solusi paling efektif untuk melindungi data dan informasi sensitif.
Johnston mengatakan tidak menggunakan AI dalam mencegah spam dapat menyebabkan peningkatan volume spam yang masuk ke kotak masuk pengguna, mengganggu produktivitas, dan pengalaman pengguna.
Selain itu, risiko keamanan juga meningkat karena banyak spam yang berisi tautan berbahaya atau lampiran yang dapat membahayakan perangkat gawai.
Kurangnya penggunaan AI juga mengakibatkan sistem pemfilteran yang tidak dapat beradaptasi dengan pola spam yang muncul, sehingga menjadi kurang efektif seiring waktu.
Hal ini, kata dia, dapat berujung pada biaya operasional yang lebih tinggi untuk menangani spam secara manual, serta kerugian reputasi bagi perusahaan yang tidak mampu melindungi pelanggan dari spam.
Dengan penggunaan AI, perusahaan dan individu dapat secara efektif mencegah spam, meningkatkan keamanan, dan menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Google, kata dia, setidaknya memiliki tiga pilar kecerdasan buatan dan keamanan dalam mengantisipasi sejumlah ancaman serangan siber.
Pilar pertama adalah ancaman AI. Google Cloud bekerja sama dengan banyak pihak untuk melindungi dari penyalahgunaan teknologi AI yang bisa berbahaya.
Google memastikan bahwa AI tidak digunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan pemerintah, perusahaan, atau individu. Oleh karena itu, mereka berupaya menemukan dan mengatasi masalah yang mungkin muncul.
Pilar berikutnya adalah keamanan berbasis AI. Ia menyatakan bahwa Google Cloud menggunakan teknologi AI untuk membantu melindungi komputer dan data dari serangan jahat.
Dengan cara ini, Google menciptakan sistem keamanan yang lebih baik, sehingga memudahkan orang yang bertanggung jawab atas keamanan untuk melindungi informasi penting.
Pilar terakhir adalah mengamankan AI sesuai standar. Google Cloud juga menciptakan alat dan aturan untuk memastikan bahwa ketika organisasi menggunakan AI, mereka melakukannya dengan aman. Misalnya, mereka memiliki sistem bernama SAIF yang membantu organisasi menggunakan AI tanpa khawatir akan masalah keamanan.
Hal itu, kata dia, seperti memastikan bahwa semua orang mengikuti aturan agar semuanya tetap aman.
Google Cloud adalah layanan dari Google yang membantu orang dan perusahaan menyimpan data serta menjalankan aplikasi di internet, bukan di komputer mereka sendiri.
Dengan Google Cloud, mereka dapat menggunakan berbagai alat dan teknologi untuk bekerja lebih mudah dan efisien tanpa perlu khawatir tentang penyimpanan atau perangkat keras.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Google Cloud ingatkan pentingnya kecerdasan buatan cegah serangan spam
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Pertahanan keamanan digital saat ini berada di bawah tekanan akibat serangan siber dengan beragam skala ancaman. Kita tertantang untuk meresponsnya," kata Johnston pada acara "Let's Talk AI" (Mari Bicara AI) di Kantor Google, Singapura, Rabu.
Dalam merespon tantangan itu, ia mengajak masyarakat dan korporasi untuk menyadari pentingnya membangun keamanan digital karena serangan siber dapat merugikan jika tidak dikelola dengan baik.
Pendekatan keamanan yang dimaksud, kata dia, adalah penggunaan kecerdasan buatan atau AI, yang merupakan teknologi algoritma pemrograman yang sangat kompleks.
"Hal yang bisa kita lakukan adalah menerapkan pendekatan AI di mana saja," katanya.
Ia menjelaskan pada era digital saat ini, di mana volume komunikasi dan transaksi online terus meningkat, penggunaan AI menjadi salah satu solusi paling efektif untuk melindungi data dan informasi sensitif.
Johnston mengatakan tidak menggunakan AI dalam mencegah spam dapat menyebabkan peningkatan volume spam yang masuk ke kotak masuk pengguna, mengganggu produktivitas, dan pengalaman pengguna.
Selain itu, risiko keamanan juga meningkat karena banyak spam yang berisi tautan berbahaya atau lampiran yang dapat membahayakan perangkat gawai.
Kurangnya penggunaan AI juga mengakibatkan sistem pemfilteran yang tidak dapat beradaptasi dengan pola spam yang muncul, sehingga menjadi kurang efektif seiring waktu.
Hal ini, kata dia, dapat berujung pada biaya operasional yang lebih tinggi untuk menangani spam secara manual, serta kerugian reputasi bagi perusahaan yang tidak mampu melindungi pelanggan dari spam.
Dengan penggunaan AI, perusahaan dan individu dapat secara efektif mencegah spam, meningkatkan keamanan, dan menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Google, kata dia, setidaknya memiliki tiga pilar kecerdasan buatan dan keamanan dalam mengantisipasi sejumlah ancaman serangan siber.
Pilar pertama adalah ancaman AI. Google Cloud bekerja sama dengan banyak pihak untuk melindungi dari penyalahgunaan teknologi AI yang bisa berbahaya.
Google memastikan bahwa AI tidak digunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan pemerintah, perusahaan, atau individu. Oleh karena itu, mereka berupaya menemukan dan mengatasi masalah yang mungkin muncul.
Pilar berikutnya adalah keamanan berbasis AI. Ia menyatakan bahwa Google Cloud menggunakan teknologi AI untuk membantu melindungi komputer dan data dari serangan jahat.
Dengan cara ini, Google menciptakan sistem keamanan yang lebih baik, sehingga memudahkan orang yang bertanggung jawab atas keamanan untuk melindungi informasi penting.
Pilar terakhir adalah mengamankan AI sesuai standar. Google Cloud juga menciptakan alat dan aturan untuk memastikan bahwa ketika organisasi menggunakan AI, mereka melakukannya dengan aman. Misalnya, mereka memiliki sistem bernama SAIF yang membantu organisasi menggunakan AI tanpa khawatir akan masalah keamanan.
Hal itu, kata dia, seperti memastikan bahwa semua orang mengikuti aturan agar semuanya tetap aman.
Google Cloud adalah layanan dari Google yang membantu orang dan perusahaan menyimpan data serta menjalankan aplikasi di internet, bukan di komputer mereka sendiri.
Dengan Google Cloud, mereka dapat menggunakan berbagai alat dan teknologi untuk bekerja lebih mudah dan efisien tanpa perlu khawatir tentang penyimpanan atau perangkat keras.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Google Cloud ingatkan pentingnya kecerdasan buatan cegah serangan spam
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024