Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten melakukan gerakan tanam padi huma secara serentak dari awal Oktober 2024 sampai sekarang sesuai kalender adat.
"Kita berharap penanaman padi huma menggunakan benih lokal dan masa panen selama enam bulan ke depan," kata Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Djaro Oom saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Rabu.
Gerakan penanaman padi huma itu dilakukan secara gotong royong dengan cara "mengaseuk" atau melubangi tanah memakai tongkat dengan memasukkan dua butir padi di areal ladang.
Dengan penanaman padi huma pada Oktober 2024 maka memasuki musim panen April 2025 untuk ketersediaan pangan keluarga.
Masyarakat Badui sebanyak 4.000 kepala keluarga bercocok tanam padi huma di ladang, karena warisan leluhur nenek moyang dan tidak boleh dilakukan pelanggaran.
Mereka bercocok tanam di areal kawasan pemukiman hak ulayat adat juga ke luar pemukiman Badui yang tersebar di sejumlah kecamatan Cirinten, Leuwidamar, Bojongmanik, Muncang, Sobang, Gunungkencana, Cileles dan Cimarga.
Pertanian ladang di lahan darat itu, karena ramah lingkungan juga terjaga penghijauan dan pelestarian alam.
Dengan demikian, petani Badui dilarang menanam padi di areal persawahan.
"Kami menanam padi huma seluas satu hektare dan diharapkan produksi gabah sekitar tiga ton," kata Santa.
Menurut dia, gerakan penanaman padi huma sepanjang Oktober 2024 dilanda kemarau sehingga khawatir berdampak terhadap kesuburan tanaman.
Meski demikian, masyarakat Badui tetap melakukan penanaman karena sesuai jadwal kalender adat.
"Kita tidak bisa menunda jadwal tanam, meski cuaca kemarau," kata Djaro Oom.
Begitu juga petani Badui lainnya, Santa (55), mengatakan, dirinya menanam padi huma sudah selesai dan diharapkan tumbuh subur menghasilkan panen padi.
Saat ini, kata dia, tanaman padi huma itu dijadikan cadangan pangan keluarga dan jika panen gabah itu disimpan di "leuit" atau lumbung.
"Kami menanam padi huma seluas satu hektare dengan panen sekitar tiga ton gabah jika tumbuh subur tanpa serangan hama," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya selain menanam padi huma juga tanaman kencur, jahe, pisang dan kayu di kawasan ladang seluas satu hektare.
Selama ini kehidupan masyarakat Badui mengandalkan pangan dan ekonomi dari hasil pertanian ladang.
"Kami menanam padi huma juga sayur-sayuran, palawija dan pisang serta tanaman keras dengan sistem tumpang sari," kata Santa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024