Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA) merupakan salah satu inovasi dari BPJS Kesehatan yang lahir ketika masa pandemi lalu.

Pertemuan tatap muka yang sangat terbatas pada saat itu membuat BPJS Kesehatan meluncurkan inovasi PANDAWA agar peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang membutuhkan layanan khususnya layanan administrasi tetap bisa mengaksesnya melalui online.

Meski sudah terdapat Aplikasi Mobile JKN yang mendukung layanan administrasi secara online bagi peserta JKN, namun kendala keterbatasan gadget dan fitur yang pada saat itu masih terbatas membuat banyak peserta lebih mudah mengakses Whatsapp.

Setidaknya, ungkapan tersebut yang dilontarkan dari salah seorang peserta JKN yang biasa disapa Berry. Ditemui saat sedang mengakses pelayanan di kantor BPJS Kesehatan, dirinya mengatakan bahwa program yang diusung BPJS Kesehatan bia diakses tanpa harus datang ke kantor.

“Saya datang ke sini awalnya memang berniat membantu keluarga sahabat saya yang mau menonaktifkan kepesertaan karena meninggal. Beberapa waktu lalu sahabat dekat saya meninggal dunia dikarenakan sakit. Jadi saat ini saya ikut menemani keluarganya untuk mengurus penonaktifan kepesertaannya di Program JKN.

Ternyata sampai disini diinfokan terkait penggunaan PANDAWA, saya baru tahu ternyata layanan administrasi bisa dilakukan melalui whatsapp saja,” ucap Berry (32), Jumat (26/01).


Berry yang selama ini terdaftar pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) mengatakan bahwa dirinya cukup kagum dengan kemudahan administrasi melalui Whatsapp tersebut.

Ia menambahkan bahwa syarat yang dibutuhkan pun mudah, untuk penonaktifan peserta dikarenakan meninggal hanya butuh mengunggah beberapa berkas yaitu seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu JKN, Kartu Keluarga (KK), dan akta atau surat kematian.

Berkas tersebut dapat diunggah melalui Whatsapp dan dengan begitu jika sudah lengkap maka akan diproses untuk penonaktifannya.

“Ternyata memang mudah sekali prosesnya, dengan begitu sangat memudahkan peserta sekaligus menghemat waktu. Selain layanan penonaktifan karena peserta meninggal, masih banyak lagi layanan yang disediakan di PANDAWA," katanya.

Jadi saran saya sebaiknya cek dulu kebutuhan kita apa melalu PANDAWA. Jika bisa dieksekusi melalui Whatsapp maka sebaiknya melalui online saja, toh untuk Whatsapp pasti hampir semua masyarakat ponselnya mendukung untuk itu. Apalagi apabila lokasi Kantor BPJS Kesehatan tidak dekat dari rumah alias jauh, maka layanan melalui online benar-benar membantu dan efisien,” kata Berry.

Berry mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur karena dimasa-masa akhir hayat sang sahabat, ia sempat menemani dan ada untuknya. Diketahui bahwa sahabat dari Berry sempat melalui proses pengobatan yang tidak sebentar.

Sejak awal, Berry ikut menemaninya mulai dari berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sampai akhirnya dirujuk ke rumah sakit.

Menurutnya, selama proses tersebut ia tidak pernah mengalami kendala berarti, semua pelayanan diberikan dengan maksimal tanpa pilih kasih dan paling pentingnya lagi tidak ada iur biaya sama sekali.

“Selama ini saya dan keluarga belum pernah menggunakan kartu JKN untuk berobat, namun melihat dari kejadian sahabat saya kemarin saya tentu jadi berpikir bahwa ketika seseorang sakit, maka tidak bisa mengestimasi biaya yang dibutuhkna berapa banyak. Sakitnya orang kan berbeda-beda dan penanganannya pun tidak akan sama, jadi kebutuhan medisnya pun demikian," ungkap Berry.

Dari apa yang ia lihat bisa membuat dirinya semakin berpikir bahwa bisa jadi iuran yang dibayarkan setiap bulannya belum tentu sebanding dengan biaya yang akan keluar ketika berobat. Apalagi jika sakitnya cukup parah.

"Total biaya pengobatan untuk sahabat saya sendiri saya yakin lebih besar biaya pengobatannya dibanding iuran yang sudah ia bayar sebelumya,” ungkap Berry.

Berry mengaku bahwa dirinya tentu pernah melakukan penundaan pembayaran iuran dikarenakan kondisi ekonomi yang tidak menentu karena Berry sendiri merupakan wirausaha yang penghasilannya tidak menentu setiap bulannya.

Maka ada masa-masa dimana Berry tidak membayar tepat waktu, namun dengan pengalaman yang dialami oleh sahabatnya tersebut membuat Berry jadi semakin yakin untuk terus berusaha membayar tepat waktu agar tidak ada kendala kedepannya ketika membutuhkan jaminan kesehatan,” tegasnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024