Universitas Indonesia (UI) mengedepankan pendidikan akademik yang bersandar pada 9 nilai UI yakni kejujuran, keadilan, keterpercayaan, kemartabatan, tanggung jawab dan akuntabilitas, kebersamaan, keterbukaan, kebebasan akademik, dan kepatuhan pada aturan.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Amelita Lusia di Depok, Senin.

Amelita mengatakan pemberitaan mengenai Bahlil Lahadalia yang menjadi mahasiswa Program Studi (Prodi) Pascasarjana Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI pada 2022/2023 ramai dibicarakan di media.

Bahkan kemudian merembet kepada informasi menyesatkan yang menyatakan SKSG bukanlah sekolah pascasarjana UI, namun lebih mirip mesin pencari uang bagi UI.

Padahal, kata dia, sejak didirikan SKSG adalah program pascasarjana khusus yang bersifat multi/lintas disiplin ilmu dengan jenjang pendidikan magister dan doktoral.
Adapun Prodi Pascasarjana yang bersifat monodisplin berada pada lingkup fakultas-fakultas terkait dengan bidang ilmunya.

Baca juga: PNJ luluskan 1.984 wisudawan dengan 1.076 lulus dengan predikat cumlaude

Bahlil baru saja menjalani sidang promosi doktornya pada Rabu (16/10)  dengan didampingi oleh tim ko-promotor yang terdiri dari Prof Chandra (Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UI), Dr. Teguh Dartanto (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI), serta Dr Athor (Direktur SKSG UI).

Ia telah mengikuti dan menyelesaikan seluruh tahapan yang diwajibkan kepada semua mahasiswa dalam jalur riset di SKSG UI dan memenuhi semua syarat administratif dan akademik, termasuk menyelesaikan semester pertama hingga sidang riset, dan memenuhi syarat publikasi sebagai bagian dari kelulusan S3.

Mengenai kasus tentang tulisan Bahlil di dua jurnal yang dikategorikan sebagai discontinued atau predator yakni Migration Letter dan Kurdish Studies (Juli 2024) pada saat disubmit kedua jurnal tersebut masih terdaftar di Scopus.

Bahlil kemudian diwajibkan untuk menyusun artikel baru di jurnal yang lebih bereputasi, seperti di Elsevier, Taylor & Francis, Springer, Sage, serta Wiley & Son.

Setelah mengikuti Sidang Seminar Hasil Riset 2 pada 27 September 2024 dengan kehadiran penguji luar dari Kyoto University Prof Kosuke Mizuno, keputusan sidang tersebut menetapkan bahwa Bahlil layak untuk dipromosikan sebagai doktor. Namun ia harus melakukan revisi sesuai masukan dari para penguji serta memenuhi persyaratan tiga publikasi.

Baca juga: Hasto Kristiyanto resmi raih gelar doktor di UI

Pada September 2024 promotor Bahlil menginformasikan dua jurnal di SINTA 2 telah direview dan direvisi, serta tinggal menunggu Letter of Acceptance (LOA).

Saat ini Bahlil sudah memenuhi syarat publikasi dengan rincian: satu jurnal internasional bereputasi (Scopus - Journal of ASEAN Studies), satu jurnal SINTA 2 (Reviu Akuntansi dan Keuangan), serta satu prosiding yang dapat digantikan dengan jurnal SINTA 2 (Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen).

Terkait masa studi, Bahlil yang mulai studi pada 2022 telah menyelesaikan empat semester.

Perlu diketahui, sebelum Bahlil, FEB UI pernah meluluskan mahasiswa doktoral dalam waktu 13 bulan 26 hari yang tercatat di Rekor MURI sebagai doktor tercepat.

Mengenai tuduhan kemiripan 95 persen disertasi Bahlil dengan skripsi dari UIN Jakarta, Amelita  yakin tidak mungkin terjadi karena setiap mahasiswa bimbingan pasti diingatkan untuk melakukan pengecekan melalui akun Turnitin.

Baca juga: UI Incubate 2024 bekali start-up muda dengan keterampilan bisnis

Hal itu terbukti ketika dilakukan pengecekan ulang, kata dia, tingkat similarity disertasi Bahlil hanya 4 persen (yang disubmit ke SKSG) bukan 95 persen seperti yang diberitakan.

Isu yang berkembang berawal ketika seorang mahasiswa doktoral yang juga dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memeriksa keaslian disertasi Bahlil melalui akun Turnitin kampus. Dokumen tersebut tidak dihapus dan tersimpan dalam repositorynya.

Ketika ada pemeriksaan ulang, yang terjadi adalah sistem akan mendeteksi kesamaan 100 persen karena berkas tersebut terekam di database Turnitin. Hal ini menimbulkan kesan Bahlil melakukan plagiarisme terhadap karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

"Di tengah derasnya arus informasi yang menghujani masyarakat melalui berbagai saluran, UI menerapkan prinsip kehati-hatian serta check and recheck agar publik menerima informasi yang benar," kata Amelita.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024