Rumah Sakit Dr. Soebandi, Jember, sukses menyelenggarakan penyuluhan kesehatan bertemakan Deteksi Dini Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir, dalam rangka memperingati Bulan Bedah Anak Nasional.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 19 Oktober 2024, ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan kalangan medis, serta dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Perhimpunan Bedah Anak Indonesia (PERBANI), dr. Made Darmajaya, SpBA, Subsp.D.A.(K).
Acara ini juga diketuai oleh dr. Walmiky, SpBA, seorang ahli bedah anak yang juga menjadi staf pendidik klinis di FK UNAIR, Surabaya dan melibatkan beberapa pembicara senior yang sudah malang melintang di dunia bedah anak Indonesia, seperti dr. Poerwadi, SpBA, Subp.D.A.(K), dr. Supangat, Ph.D, SpBA
Penyuluhan ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara tenaga medis dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya deteksi dini kelainan bawaan pada bayi baru lahir. Kegiatan ini diadakan sebagai wujud komitmen PERBANI dalam mendukung kesehatan anak-anak Indonesia, khususnya terkait dengan berbagai kelainan bawaan yang membutuhkan intervensi medis sedini mungkin.
dr. Made Darmajaya, dalam sambutannya, menegaskan bahwa kelainan bawaan pada bayi baru lahir merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi, namun seringkali terabaikan atau terlambat didiagnosis.
Kelainan seperti atresia ani (penyumbatan atau tidak adanya anus), hernia diafragmatika (cacat pada diafragma yang menyebabkan organ perut naik ke dada), atresia esofagus (tidak terbentuknya saluran kerongkongan untuk jalan makanan) dapat memengaruhi kualitas hidup anak jika tidak segera ditangani.
“Pentingnya deteksi dini tidak bisa diabaikan, karena dengan identifikasi awal, penanganan medis dapat dilakukan dengan tepat waktu, meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup anak,” ujar dr. Darmajaya. Ia juga menambahkan bahwa pengetahuan yang cukup mengenai tanda-tanda kelainan bawaan serta tindakan medis yang tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Selain memberikan pemahaman mengenai tanda-tanda fisik yang dapat diamati sejak lahir, penyuluhan ini juga membahas pentingnya teknologi dalam mendeteksi kelainan bawaan.
Dalam sesi yang dipimpin oleh dr. Walmiky, SpBA, para peserta, yang terdiri dari dokter umum, bidan, perawat, hingga orang tua, diberikan pengetahuan tentang berbagai prosedur diagnostik yang dapat mendukung deteksi dini.
Teknologi seperti ultrasonografi (USG) pralahir dan tes skrining neonatal menjadi kunci dalam mengidentifikasi kelainan sebelum atau segera setelah bayi dilahirkan.
Selain aspek teknologi, acara ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk tenaga medis, keluarga, serta pemerintah, dalam penanganan kelainan bawaan.
dr. Walmiky, SpBA, menyebutkan bahwa RS Dr. Soebandi Jember berkomitmen untuk terus mengembangkan fasilitas dan layanan kesehatan yang mendukung deteksi dini serta penanganan bedah yang komprehensif bagi bayi yang lahir dengan kondisi khusus.
Penyuluhan ini juga menghadirkan beberapa studi kasus yang menunjukkan hasil positif dari intervensi dini. Salah satunya adalah kasus hernia diafragmatika yang ditangani dengan pembedahan segera setelah lahir. Bayi tersebut dapat bertahan dan tumbuh dengan normal setelah menjalani operasi kompleks.
Peserta penyuluhan juga dibekali dengan informasi tentang rencana tindakan operatif yang diperlukan pada kasus-kasus tertentu. Tindakan bedah untuk kelainan bawaan seperti atresia ani atau hernia umbilicalis (herniasi organ perut melalui pusar) memerlukan pendekatan yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi fisik bayi dan tingkat keparahan kelainan.
Bulan Bedah Anak Nasional merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh PERBANI dengan tujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat dan profesional kesehatan mengenai berbagai kondisi kelainan bedah pada anak. Di sepanjang bulan ini, diadakan berbagai kegiatan penyuluhan, seminar, workshop, dan operasi gratis di berbagai rumah sakit rujukan di Indonesia.
RS Dr. Soebandi Jember berperan aktif dalam kegiatan ini, dengan menyediakan fasilitas dan tim medis yang berkualitas untuk mendukung deteksi dini serta penanganan
bedah anak. Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat lebih memahami pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi sejak dini dan tidak ragu untuk berkonsultasi jika ada kelainan yang terdeteksi.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapkan lebih banyak anak-anak Indonesia yang mendapatkan akses perawatan medis sejak lahir. Pemeriksaan rutin bayi baru lahir serta edukasi tentang tanda-tanda kelainan bawaan menjadi faktor utama dalam memastikan bayi mendapatkan intervensi medis yang tepat waktu.
“Peran tenaga medis, keluarga, dan masyarakat sangat penting dalam mendeteksi kelainan bawaan sejak dini. Kami berharap melalui penyuluhan ini, semakin banyak keluarga yang sadar akan pentingnya pemeriksaan dini untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal,” tutup dr. Walmiky, SpBA.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 19 Oktober 2024, ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan kalangan medis, serta dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Perhimpunan Bedah Anak Indonesia (PERBANI), dr. Made Darmajaya, SpBA, Subsp.D.A.(K).
Acara ini juga diketuai oleh dr. Walmiky, SpBA, seorang ahli bedah anak yang juga menjadi staf pendidik klinis di FK UNAIR, Surabaya dan melibatkan beberapa pembicara senior yang sudah malang melintang di dunia bedah anak Indonesia, seperti dr. Poerwadi, SpBA, Subp.D.A.(K), dr. Supangat, Ph.D, SpBA
Penyuluhan ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara tenaga medis dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya deteksi dini kelainan bawaan pada bayi baru lahir. Kegiatan ini diadakan sebagai wujud komitmen PERBANI dalam mendukung kesehatan anak-anak Indonesia, khususnya terkait dengan berbagai kelainan bawaan yang membutuhkan intervensi medis sedini mungkin.
dr. Made Darmajaya, dalam sambutannya, menegaskan bahwa kelainan bawaan pada bayi baru lahir merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi, namun seringkali terabaikan atau terlambat didiagnosis.
Kelainan seperti atresia ani (penyumbatan atau tidak adanya anus), hernia diafragmatika (cacat pada diafragma yang menyebabkan organ perut naik ke dada), atresia esofagus (tidak terbentuknya saluran kerongkongan untuk jalan makanan) dapat memengaruhi kualitas hidup anak jika tidak segera ditangani.
“Pentingnya deteksi dini tidak bisa diabaikan, karena dengan identifikasi awal, penanganan medis dapat dilakukan dengan tepat waktu, meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup anak,” ujar dr. Darmajaya. Ia juga menambahkan bahwa pengetahuan yang cukup mengenai tanda-tanda kelainan bawaan serta tindakan medis yang tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Selain memberikan pemahaman mengenai tanda-tanda fisik yang dapat diamati sejak lahir, penyuluhan ini juga membahas pentingnya teknologi dalam mendeteksi kelainan bawaan.
Dalam sesi yang dipimpin oleh dr. Walmiky, SpBA, para peserta, yang terdiri dari dokter umum, bidan, perawat, hingga orang tua, diberikan pengetahuan tentang berbagai prosedur diagnostik yang dapat mendukung deteksi dini.
Teknologi seperti ultrasonografi (USG) pralahir dan tes skrining neonatal menjadi kunci dalam mengidentifikasi kelainan sebelum atau segera setelah bayi dilahirkan.
Selain aspek teknologi, acara ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk tenaga medis, keluarga, serta pemerintah, dalam penanganan kelainan bawaan.
dr. Walmiky, SpBA, menyebutkan bahwa RS Dr. Soebandi Jember berkomitmen untuk terus mengembangkan fasilitas dan layanan kesehatan yang mendukung deteksi dini serta penanganan bedah yang komprehensif bagi bayi yang lahir dengan kondisi khusus.
Penyuluhan ini juga menghadirkan beberapa studi kasus yang menunjukkan hasil positif dari intervensi dini. Salah satunya adalah kasus hernia diafragmatika yang ditangani dengan pembedahan segera setelah lahir. Bayi tersebut dapat bertahan dan tumbuh dengan normal setelah menjalani operasi kompleks.
Peserta penyuluhan juga dibekali dengan informasi tentang rencana tindakan operatif yang diperlukan pada kasus-kasus tertentu. Tindakan bedah untuk kelainan bawaan seperti atresia ani atau hernia umbilicalis (herniasi organ perut melalui pusar) memerlukan pendekatan yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi fisik bayi dan tingkat keparahan kelainan.
Bulan Bedah Anak Nasional merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh PERBANI dengan tujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat dan profesional kesehatan mengenai berbagai kondisi kelainan bedah pada anak. Di sepanjang bulan ini, diadakan berbagai kegiatan penyuluhan, seminar, workshop, dan operasi gratis di berbagai rumah sakit rujukan di Indonesia.
RS Dr. Soebandi Jember berperan aktif dalam kegiatan ini, dengan menyediakan fasilitas dan tim medis yang berkualitas untuk mendukung deteksi dini serta penanganan
bedah anak. Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat lebih memahami pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi sejak dini dan tidak ragu untuk berkonsultasi jika ada kelainan yang terdeteksi.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapkan lebih banyak anak-anak Indonesia yang mendapatkan akses perawatan medis sejak lahir. Pemeriksaan rutin bayi baru lahir serta edukasi tentang tanda-tanda kelainan bawaan menjadi faktor utama dalam memastikan bayi mendapatkan intervensi medis yang tepat waktu.
“Peran tenaga medis, keluarga, dan masyarakat sangat penting dalam mendeteksi kelainan bawaan sejak dini. Kami berharap melalui penyuluhan ini, semakin banyak keluarga yang sadar akan pentingnya pemeriksaan dini untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal,” tutup dr. Walmiky, SpBA.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024