Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan koperasi modern semakin berperan penting dalam mendorong hilirisasi sumber daya alam di berbagai daerah di Indonesia, sekaligus menguatkan industri menengah nasional.

Teten menegaskan bahwa melalui rumah produksi bersama (RPB), koperasi mampu mengolah bahan mentah menjadi produk jadi berkualitas tinggi, sehingga meningkatkan nilai tambah bagi pelaku UMKM dan memperkuat industri menengah.

“Dibangunnya pabrik yang berkualitas industri, tergantung dari komoditas unggulan dan yang diberikan alat sederhana, tetapi berkualitas industri agar ada peningkatan kualitas produk,” kata Teten dikutip dari siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Senin.

Begitu juga dengan kehadiran pabrik minyak makan merah yang telah dibangun di beberapa daerah, yang diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
“Adanya pabrik yang dikelola oleh koperasi, maka petani mendapat nilai tambah dari kebun sawitnya. Bukan hanya dijual tandan buah segar (TBS), tetapi bisa diolah. Minyak makan merah bisa dirasakan dan membawa perubahan pada kesejahteraan petani,” katanya.

Asisten Deputi Pengembangan dan Kawasan Rantai Pasok Kemenkop UKM Ali Alkatiri menambahkan bahwa upaya hilirisasi ini akan mensyaratkan petani, pekebun, perajin, hingga petambak yang tadinya hanya menjual bahan mentah agar menjual bahan setengah jadi atau bahan jadi, yang bisa terkoneksi dengan industri.

“Tidak ada lagi konglomerasi besar yang menguasai hulu-hilir. Industri UMKM juga bisa menguasai rantai pasok,” ucapnya.

Saat ini RPB sudah tersebar di 11 kabupaten/provinsi yang mengolah komoditas unggulan masing-masing daerah.

Pada 2022, RPB yang dibangun adalah RPB di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang mengolah komoditas jahe, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara untuk hilirisasi komoditas kelapa, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk hilirisasi komoditas sapi potong.

Pada 2023, pembangunan RPB dilanjutkan di beberapa tempat, yakni Kabupaten Batubara, Sumatera Utara untuk hilirisasi komoditas cabai merah, DI Yogyakarta untuk hilirisasi komoditas susu.

Kemudian, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan untuk hilirisasi komoditas karet, Kabupaten Jembrana, Bali untuk hilirisasi komoditas kakao, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan untuk hilirisasi komoditas garam, dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah untuk komoditas rotan.

Selain itu, ada juga RPB di Kabupaten Manggarai Barat, NTT untuk hilirisasi komoditas bambu, dan Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk komoditas kulit.

“Tahun ini kami membangun di lima kabupaten Provinsi Aceh untuk mengolah nilam menjadi minyak nilam,” ujarnya.
 

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024