Karawang (Antara Megapolitan) - Ratusan hektare areal persawahan tadah hujan yang tersebar di dua kecamatan sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat, "menganggur" akibat musim kemarau.

"Para petani di wilayah Pangkalan dan Tegalwaru memang lebih baik tidak memaksakan kehendak untuk menanam padi, karena areal sawah di daerah itu sawah tadah hujan," kata Kepala Dinas Pertanian setempat Hanafi, di Karawang, Kamis.

Atas kondisi itu, diakuinya cukup banyak areal sawah di daerah tersebut yang menganggur atau tidak digarap pada musim kemarau seperti saat ini. Sebab areal sawah tadah hujan hanya mengandalkan air dari hujan, bukan dari saluran irigasi.

Jika petani di daerah tersebut ingin menanam, disarankan agar menanam tanaman palawija seperti kacang-kacangan atau jagung. Sebab tanaman itu tidak terlalu banyak membutuhkan air.

Untuk petani di daerah lain yang bukan sawah tadah hujan, Hanafi mengingatkan kepada petani agar segera melapor jika mengalami kesulitan air untuk mengairi areal sawahnya pada musim kemarau seperti saat ini.

"Kalau kesulitan air, silakan melapor agar bisa ditangani. Kita menyiapkan pompa air untuk membantu petani mendapatkan air," katanya.

Petani yang kesulitan air bisa segera melapor ke petugas penyuluh, pihak kecamatan, atau langsung ke Dinas Pertanian.

Bahkan, kata dia, petani bisa melapor kesulitan air ke jajaran Kodim atau Koramil, sebab saat ini pihaknya sudah bekerja sama dengan Kodim dalam upaya menjaga ketahanan pangan.

Sementara itu, Danramil 0410 Pangkalan, Kapten Infanteri Suryadi menyatakan, lebih dari 90 persen di 17 desa di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru, Karawang, tidak mampu untuk menanam padi karena kekeringan pada musim kemarau.

"Kita sudah melakukan sosialisasi kepada petani untuk menanam kedelai atau jagung. Mengingat lebih dari 90 persen di 17 desa Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru ini sudah kekeringan dan tidak mungkin untuk memaksakan menanam padi," katanya.

Sesuai dengan catatannya, saat ini hampir 300 hektare areal sawah di Desa Jatilaksana Kecamatan Pangkalan kondisinya "menganggur" atau tidak ditanami oleh warga.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017