Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun pengaman pantai di wilayah terluar seperti Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
"Pantai di pulau-pulau kecil terluar turut mendukung keamanan NKRI. Banyak pulau kecil terluar di Kabupaten Natuna yang menghadapi ancaman abrasi serius dan berujung pada hilangnya wilayah zona ekonomi eksklusif," kata Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV Ditjen SDA Daniel dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Selain menahan ombak, manfaat pengaman pantai penting untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Baca juga: Tanggul pantai Jakarta yang ditugaskan ke PUPR ditarget dapat selesai pada 2025
Salah satu pengaman pantai yang telah terbangun berada di Pulau Nipa, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi pulau yang strategis memungkinkan terjadi sengketa dengan negara tetangga jika tak dijaga dengan optimal.
Oleh sebab itu, pemerintah telah membangun pengaman di sekeliling pulau. Sedangkan penataan pantai dan pengembangan kawasan ekonomi khusus masih menunggu kebijakan lebih lanjut.
Di Kabupaten Natuna, ancaman ombak setinggi 9-10 meter dari Laut China Selatan menjadi risiko besar bagi pulau-pulau kecil.
Oleh sebab itu, Ditjen SDA Kementerian PUPR melalui BWS Sumatera IV memperkuat pantai dengan beton untuk melindungi pulau-pulau kecil dari abrasi.
Baca juga: Menteri PUPR tinjau sejumlah infrastruktur IKN jelang upacara 17 Agustus
Meski demikian, pembangunan pengaman pantai di pulau kecil terluar tidak terlepas dari tantangan. Pekerjaan pengaman pantai di Pulau Sebetul contohnya, sempat terkendala masalah pengiriman material dari Batam dan pasir dari Kalimantan yang memerlukan waktu setidaknya seminggu untuk sampai.
Saat ini, BWS Sumatera IV berencana menambah panjang revetment (penguatan lereng) untuk Pulau Sebetul sepanjang 250 meter, lalu mengusulkan juga pembangunan pengaman pantai di Pulai Subi Kecil dan Pulau Kepala.
"Masing-masing direncanakan memiliki panjang revetment 300 meter dan 700 meter," kata Daniel.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Pantai di pulau-pulau kecil terluar turut mendukung keamanan NKRI. Banyak pulau kecil terluar di Kabupaten Natuna yang menghadapi ancaman abrasi serius dan berujung pada hilangnya wilayah zona ekonomi eksklusif," kata Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV Ditjen SDA Daniel dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Selain menahan ombak, manfaat pengaman pantai penting untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Baca juga: Tanggul pantai Jakarta yang ditugaskan ke PUPR ditarget dapat selesai pada 2025
Salah satu pengaman pantai yang telah terbangun berada di Pulau Nipa, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi pulau yang strategis memungkinkan terjadi sengketa dengan negara tetangga jika tak dijaga dengan optimal.
Oleh sebab itu, pemerintah telah membangun pengaman di sekeliling pulau. Sedangkan penataan pantai dan pengembangan kawasan ekonomi khusus masih menunggu kebijakan lebih lanjut.
Di Kabupaten Natuna, ancaman ombak setinggi 9-10 meter dari Laut China Selatan menjadi risiko besar bagi pulau-pulau kecil.
Oleh sebab itu, Ditjen SDA Kementerian PUPR melalui BWS Sumatera IV memperkuat pantai dengan beton untuk melindungi pulau-pulau kecil dari abrasi.
Baca juga: Menteri PUPR tinjau sejumlah infrastruktur IKN jelang upacara 17 Agustus
Meski demikian, pembangunan pengaman pantai di pulau kecil terluar tidak terlepas dari tantangan. Pekerjaan pengaman pantai di Pulau Sebetul contohnya, sempat terkendala masalah pengiriman material dari Batam dan pasir dari Kalimantan yang memerlukan waktu setidaknya seminggu untuk sampai.
Saat ini, BWS Sumatera IV berencana menambah panjang revetment (penguatan lereng) untuk Pulau Sebetul sepanjang 250 meter, lalu mengusulkan juga pembangunan pengaman pantai di Pulai Subi Kecil dan Pulau Kepala.
"Masing-masing direncanakan memiliki panjang revetment 300 meter dan 700 meter," kata Daniel.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024