Bogor (Antara Megapolitan) - Guru Besar Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Muladno mengatakan, eksistensi sapi lokal di Indonesia tergantung jutaan peternak rakyat.

"Tidak ada cara lain dalam meningkatkan kemampuan para peternak kecuali melalui bisnis kolektif," kata Muladno dalam orasu pengukuhannya sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ia mengatakan, ada skala minimum kepemilikan ternak sehingga dapat dikembangkan dan berdaya saing tinggi. Sayangnya peran dan ketekunan para peternak sapi lokal ini dinilai belum cukup mendapat perhatian dari pemerintah maupun akademisi.

Muladno menginisiasi konsep Sekolah Peternakan Rakyat (SPR)-1111 dengan motto 1.000 ekor betina produktif, 100 ekor pejantan, 10 strategi, dan 1 visi yakni mewujudkan peternak yang berdaulat.

Selain itu, SPR-1111 juga bertujuan menjadi sarana pembelajaran bagi peternak sapi potong skala kecil gar berwawasan lebih baik, lebih profesional, dan lebih cerdas seperti peternak berkualifikasi sarjana dalam menjalankan usaha peternakannya.

SPR-1111 merupakan salah satu Teknologi IPB Prima selain pengembangan Padi IPB-3S, kedelai pasang surut, dan berbagai inovasi serta pemikiran dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.

Prof Muladno dilantik menjadi Anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI yang ditandai dengan Kuliah Inaugurasi Kampus IPB.

Ketua AIPI, Prof Sangkot Marziko mengatakan, inaugurasi anggota sangat penting dilakukan sebagai cara memperkenalkan anggota AIPI kepada masyarakat untuk membuktikan kebenaran pilihan dalam memilih anggotanya.

Ia mengatakan, AIPI didirikan pada tahun 1990 di bawah Undang-undang Republik Indonesia No. 8/1990 tentang Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Akademi tersebut dibentuk sebagai badan independen untuk memberikan pendapat, saran dan nasihat kepada pemerintah dan masyarakat pada akuisisi, pengembangan, serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"AIPI terbagi ke dalam lima komisi yaitu Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar, Komisi Ilmu Kedokteran, Komisi Ilmu Rekayasa, Komisi Ilmu Sosial dan Komisi Kebudayaan," katanya.

Sangkot menambahkn, AIPI berupaya mempromosikan ilmu pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti konferensi ilmiah dan forum diskusi kebijakan, publikasi, serta pengembangan hubungan nasional dan internasional.

Rektor IPB, Prof. Herry Suhardiyanto mengatakan AIPI memberikan kehormatan bagi Prof. Muladno untuk menjadi anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar atas dasar pemikiran atau gagasannya dalam rangka mengatasi ketahanan pangan.

Menurut Herry, apa yang dilakukan Prof. Muladno selama ini dipahami sebagai sebuah proses pendidikan yang terjadi dalam masyarakat dan sangat relevan dengan tujuan dan semangat IPB dalam pengarusutamaan pertanian dalam rangka memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia.

"Selamat atas prestasi yang membanggakan. Ramaikanlah dunia ilmu pengetahuan dengan inovasi-inovasi yang cemerlang bagi kepentingan bangsa dan negara Indonesia sehingga dapat bersaing dengan negara lain di pasar bebas ASEAN," kata Herry.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017