Guru besar bidang Ilmu Neurologi, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Al Rasyid memperkenalkan inovasi teknologi kesehatan Mikrokapiler Digital, yakni alat portabel yang dirancang untuk memeriksa viskositas darah guna membantu mendeteksi dini gangguan hemorheologi, salah satu faktor utama penyebab stroke.
"Teknologi Mikrokapiler Digital memungkinkan deteksi perubahan dalam aliran darah secara lebih akurat dan cepat. Dengan deteksi dini ini, tata laksana medis dapat dilakukan lebih awal, sehingga mengurangi risiko perburukan serangan stroke akut dan meningkatkan luaran klinis pasien," ujar Prof Al Rasyid dalam keterangannya di Depok, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa alat ini mudah digunakan, portabel dan terjangkau, sehingga dapat diimplementasikan di berbagai fasilitas kesehatan, dari rumah sakit rujukan hingga puskesmas di daerah terpencil.
Baca juga: UI-Tokyo Metropolitan University berkolaborasi Terap Okupasi Stroke
Stroke menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Menurut data Global Burden of Disease tahun 2020, stroke bertanggung jawab atas 6,6 juta kematian dan 143,23 juta disability-adjusted life years (DALYs) secara global.
Sementara itu, laporan BPJS menunjukkan bahwa biaya perawatan stroke di Indonesia meningkat tajam, dari Rp1,43 triliun pada 2016 menjadi Rp2,57 triliun pada 2018.
“Alat ini memiliki potensi besar untuk mendukung deteksi dini gangguan hemorheologi dan meningkatkan kualitas perawatan stroke di Indonesia. Dengan pemantauan yang lebih baik, pasien bisa mendapat penanganan lebih cepat, yang dapat memperbaiki kondisi klinis secara signifikan,” ujarnya.
Menurut dia, implementasi Mikrokapiler Digital membutuhkan pendekatan komprehensif, mulai dari pengadaan alat hingga pelatihan bagi tenaga medis untuk memastikan pengoperasian dan interpretasi hasil yang akurat.
Baca juga: Dosen FKUI kembangkan model kecerdasan buatan untuk terapi stroke
Ia menekankan pentingnya infrastruktur pendukung seperti telemedicine untuk mendukung konsultasi jarak jauh antara tenaga medis di daerah terpencil dengan dokter ahli di rumah sakit rujukan.
"Saya ingin menekankan kembali betapa pentingnya deteksi dini gangguan hemorheologi dalam perkembangan luaran stroke akut dan pencegahannya di Indonesia. Penggunaan alat Mikrokapiler Digital menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas perawatan stroke, memungkinkan deteksi dini, dan intervensi yang lebih tepat waktu," kata Prof Al Rasyid.
Inovasi ini diharapkan dapat membuka jalan bagi perawatan stroke yang lebih efektif di seluruh pelosok Indonesia, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, institusi kesehatan, dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan sistem kesehatan nasional.
Baca juga: Dekan FKUI sarankan minum 3 liter air sehari pada cuaca panas ekstrem cegah heat stroke
Prof Al Rasyid telah mempublikasikan hasil penelitiannya di berbagai jurnal ilmiah internasional. Beberapa penelitiannya yang terkenal termasuk kajian tentang viskositas darah dalam kasus stroke iskemik, penyakit jantung kronis, serta potensi manfaat antosianin pada penderita penyakit pembuluh darah kecil otak.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Teknologi Mikrokapiler Digital memungkinkan deteksi perubahan dalam aliran darah secara lebih akurat dan cepat. Dengan deteksi dini ini, tata laksana medis dapat dilakukan lebih awal, sehingga mengurangi risiko perburukan serangan stroke akut dan meningkatkan luaran klinis pasien," ujar Prof Al Rasyid dalam keterangannya di Depok, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa alat ini mudah digunakan, portabel dan terjangkau, sehingga dapat diimplementasikan di berbagai fasilitas kesehatan, dari rumah sakit rujukan hingga puskesmas di daerah terpencil.
Baca juga: UI-Tokyo Metropolitan University berkolaborasi Terap Okupasi Stroke
Stroke menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Menurut data Global Burden of Disease tahun 2020, stroke bertanggung jawab atas 6,6 juta kematian dan 143,23 juta disability-adjusted life years (DALYs) secara global.
Sementara itu, laporan BPJS menunjukkan bahwa biaya perawatan stroke di Indonesia meningkat tajam, dari Rp1,43 triliun pada 2016 menjadi Rp2,57 triliun pada 2018.
“Alat ini memiliki potensi besar untuk mendukung deteksi dini gangguan hemorheologi dan meningkatkan kualitas perawatan stroke di Indonesia. Dengan pemantauan yang lebih baik, pasien bisa mendapat penanganan lebih cepat, yang dapat memperbaiki kondisi klinis secara signifikan,” ujarnya.
Menurut dia, implementasi Mikrokapiler Digital membutuhkan pendekatan komprehensif, mulai dari pengadaan alat hingga pelatihan bagi tenaga medis untuk memastikan pengoperasian dan interpretasi hasil yang akurat.
Baca juga: Dosen FKUI kembangkan model kecerdasan buatan untuk terapi stroke
Ia menekankan pentingnya infrastruktur pendukung seperti telemedicine untuk mendukung konsultasi jarak jauh antara tenaga medis di daerah terpencil dengan dokter ahli di rumah sakit rujukan.
"Saya ingin menekankan kembali betapa pentingnya deteksi dini gangguan hemorheologi dalam perkembangan luaran stroke akut dan pencegahannya di Indonesia. Penggunaan alat Mikrokapiler Digital menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas perawatan stroke, memungkinkan deteksi dini, dan intervensi yang lebih tepat waktu," kata Prof Al Rasyid.
Inovasi ini diharapkan dapat membuka jalan bagi perawatan stroke yang lebih efektif di seluruh pelosok Indonesia, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, institusi kesehatan, dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan sistem kesehatan nasional.
Baca juga: Dekan FKUI sarankan minum 3 liter air sehari pada cuaca panas ekstrem cegah heat stroke
Prof Al Rasyid telah mempublikasikan hasil penelitiannya di berbagai jurnal ilmiah internasional. Beberapa penelitiannya yang terkenal termasuk kajian tentang viskositas darah dalam kasus stroke iskemik, penyakit jantung kronis, serta potensi manfaat antosianin pada penderita penyakit pembuluh darah kecil otak.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024