Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong peningkatan kapasitas relawan penyandang disabilitas dengan menggandeng atau melibatkan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Penyandang disabilitas memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana. Seperti contoh, salah seorang relawan Siaga Berbasis Masyarakat (Sibat) PMI asal Kota Sukabumi, Bambang Iman, yang merupakan seorang penyandang disabilitas netra," kata Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo saat Latihan Gabungan dan Bhakti Sibat PMI Tingkat Nasional III tahun 2024, di Kebumen, Jateng, Jumat.
Menurut Pangarso, pengalaman Bambang harus diacungi jempol. Bagaimana tidak, kata dia, seorang penyandang disabilitas netra ikut terlibat Tanggap Darurat Bencana (TDB) selama tiga bulan saat terjadi bencana gempa bumi dan menjadi relawan untuk membantu penyintas dan petugas.
Baca juga: Refleksi 20 tahun gempa dan tsunami Aceh: Awal mula ditetapkan Hari Relawan PMI
Baca juga: Refleksi 20 tahun gempa dan tsunami Aceh: Awal mula ditetapkan Hari Relawan PMI
Meskipun hanya dengan memberikan layanan pijat gratis kepada relawan lainnya maupun penyintas, tetapi keberadaan Bambang menjadi pembeda dan dampaknya sangat dirasakan oleh mereka yang telah mendapatkan layanan dari pria yang tinggal di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi ini.
Saat TDB, tidak hanya penyintas yang merasa kelelahan tetapi petugas juga. Maka dari itu, dengan adanya relawan Sibat tersebut di lokasi bencana sangat membantu untuk menyegarkan tubuh mereka.
Dengan contoh itu, pihaknya ke depan ingin membentuk adanya unit layanan khusus penanggulangan bencana yang didalamnya diisi oleh para penyandang disabilitas yang siap diterjunkan ke berbagai lokasi bencana.
Selain secara rutin memberikan pelatihan kepada para relawan penyandang disabilitas untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam hal penanggulangan bencana.
Baca juga: Ribuan Sibat PMI se-Indonesia kampanyekan membangun ketangguhan perubahan iklim
Salah satunya, kata dia, BNPB akan mengadakan jambore relawan disabilitas tingkat nasional di Jawa Tengah pada akhir tahun ini. Untuk lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut masih dibahas, tetapi kemungkinan di Semarang atau Solo.
"Kami akan mengundang secara khusus Bambang Iman untuk menghadiri Jambore Nasional Relawan Disabilitas untuk menjadi narasumber atau berbagi pengalaman," ucap Pangarso.
Sementara Program Coordinator International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) Vijay Umar Kumidi mengatakan sangat terkejut saat mengetahui adanya penyandang disabilitas yang ikut dalam TDB gempa Cianjur lalu.
Tentunya ini menjadi perhatian pihaknya, betapa pentingnya peningkatan kapasitas untuk para relawan penyandang disabilitas. Ke depan pihaknya juga akan membuat program khusus untuk relawan disabilitas.
Baca juga: Ribuan relawan Sibat PMI se-Indonesia ikuti latihan gabungan di Pantai PandanMaka dari itu, IFRC mendorong PMI untuk lebih rutin lagi mengadakan pelatihan khusus untuk penyandang disabilitas, karena mereka juga punya kemampuan lebih dibandingkan dengan orang yang normal pada umumnya.
Di tempat yang sama, relawan Sibat PMI Kota Sukabumi Bambang Iman mengatakan pelatihan terhadap relawan penyandang disabilitas khususnya netra tentunya sangat penting. Tidak hanya sebatas pelatihan saja, pihaknya juga menginginkan relawan seperti dirinya mendapatkan perhatian.
Harus diakui, saat menjadi relawan di Cianjur lalu, kata dia, puluhan gempa susulan terjadi, kondisi yang darurat menyebabkan kepanikan bagi penyintas dan petugas penanggulangan bencana termasuk dirinya. Salah satu contohnya, kata dia, karena keterbatasan panca indera. Di saat ada gempa susulan yang lain keluar meninggalkan ruangan, sementara dirinya malah masuk ruangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024