Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU., hadir sebagai pembicara dalam acara Strategic Policy Forum (SPF) yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Center for Strategic Policy Studies (CSPS), Unit Kerja Khusus Center for Strategic and Global Studies (CSGS), Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), Universitas Indonesia (UI).
Acara yang berlangsung di Kampus UI Salemba, Jakarta, ini mengusung tema "Membedah Program Strategis Pemerintah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045".
Forum ini bertujuan memberikan masukan strategis kepada pemerintahan mendatang, termasuk dalam mendukung tercapainya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Salah satu program strategis yang menjadi sorotan adalah Program Makan Bergizi Gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran.
Prof. Marsudi mendorong penerapan transformasi digital dalam program ini untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi pelaksanaannya.
Dalam pemaparannya yang berjudul "Digitalisasi Ekosistem Pengelolaan Sumberdaya Alam Berkelanjutan," Prof. Marsudi menjelaskan pentingnya penerapan teknologi digital dalam mengelola sumber daya alam secara efisien dan berkelanjutan.
“Digitalisasi sumber daya alam berkelanjutan adalah penggunaan teknologi digital untuk mengelola, memantau, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam agar lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ungkap Prof. Marsudi.
“Jika kita menggunakan digitalisasi dalam program makan bergizi gratis, maka pelaksanaannya akan lebih efisien dan optimal,” jelas Prof. Marsudi.
Penerapan digitalisasi pada sektor ini, menurut Prof. Marsudi, harus dilakukan secara menyeluruh, mengingat prediksi dari World Economic Forum yang menyatakan bahwa hingga tahun 2030, permintaan global terhadap sumber daya alam akan meningkat hingga 50 perse , sementara cadangan terus menurun.
"Dalam pertambangan, digitalisasi dapat membuat pengelolaan sumber daya lebih efisien, mengurangi limbah, dan memantau dampak lingkungan secara real-time,” tambahnya.
Prof. Marsudi juga menyoroti posisi Indonesia sebagai negara middle income yang sering terjebak dalam middle income trap, sehingga sulit bertransformasi menjadi negara maju.
Namun, transformasi digital dapat menjadi salah satu modal utama Indonesia untuk keluar dari jebakan tersebut, sekaligus memberikan multiplier effect dalam mendorong Indonesia menjadi negara maju dan mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Acara ini diharapkan memberikan pandangan strategis bagi pemerintahan mendatang dalam merumuskan kebijakan yang dapat mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera, serta berdaya saing tinggi di tengah tantangan global.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Acara yang berlangsung di Kampus UI Salemba, Jakarta, ini mengusung tema "Membedah Program Strategis Pemerintah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045".
Forum ini bertujuan memberikan masukan strategis kepada pemerintahan mendatang, termasuk dalam mendukung tercapainya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Salah satu program strategis yang menjadi sorotan adalah Program Makan Bergizi Gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran.
Prof. Marsudi mendorong penerapan transformasi digital dalam program ini untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi pelaksanaannya.
Dalam pemaparannya yang berjudul "Digitalisasi Ekosistem Pengelolaan Sumberdaya Alam Berkelanjutan," Prof. Marsudi menjelaskan pentingnya penerapan teknologi digital dalam mengelola sumber daya alam secara efisien dan berkelanjutan.
“Digitalisasi sumber daya alam berkelanjutan adalah penggunaan teknologi digital untuk mengelola, memantau, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam agar lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ungkap Prof. Marsudi.
“Jika kita menggunakan digitalisasi dalam program makan bergizi gratis, maka pelaksanaannya akan lebih efisien dan optimal,” jelas Prof. Marsudi.
Penerapan digitalisasi pada sektor ini, menurut Prof. Marsudi, harus dilakukan secara menyeluruh, mengingat prediksi dari World Economic Forum yang menyatakan bahwa hingga tahun 2030, permintaan global terhadap sumber daya alam akan meningkat hingga 50 perse , sementara cadangan terus menurun.
"Dalam pertambangan, digitalisasi dapat membuat pengelolaan sumber daya lebih efisien, mengurangi limbah, dan memantau dampak lingkungan secara real-time,” tambahnya.
Prof. Marsudi juga menyoroti posisi Indonesia sebagai negara middle income yang sering terjebak dalam middle income trap, sehingga sulit bertransformasi menjadi negara maju.
Namun, transformasi digital dapat menjadi salah satu modal utama Indonesia untuk keluar dari jebakan tersebut, sekaligus memberikan multiplier effect dalam mendorong Indonesia menjadi negara maju dan mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Acara ini diharapkan memberikan pandangan strategis bagi pemerintahan mendatang dalam merumuskan kebijakan yang dapat mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera, serta berdaya saing tinggi di tengah tantangan global.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024