Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) terus bertransformasi sebagai salah satu upaya utama agar dunia kampus dapat selalu berbenah menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berprestasi untuk kemajuan negeri.

Hal tersebut ditegaskan Ekonom FEB UI Teguh Dartanto dalam keterangannya, Senin.

Ia mengatakan untuk bertransformasi menjadi lebih baik di antaranya dengan menempuh akreditasi internasional.


Pada 2022 FEB UI memperbarui akreditasi Internasional Association of MBAs (AMBA) untuk program studi Magister Manajemen (MM FEB UI).

Selanjutnya, FEB UI memperoleh akreditasi internasional Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB), yang merupakan salah satu penilaian paling bergengsi di dunia untuk sekolah bisnis.

Hal ini menjadikan FEB UI sebagai satu-satunya sekolah bisnis di Indonesia yang memiliki ‘Double Crown’ yaitu tingkat tertinggi pengakuan internasional atas pendidikan tinggi sekolah bisnis (AACSB dan AMBA).

Baca juga: Lembaga Demografi FEB UI: Persiapkan generasi silver aktif dan sejahtera

Saat ini, FEB UI berupaya menggapai the last crown of EQUIS accreditation.
Harapannya, FEB UI bisa menjadi bagian dari 1 persen sekolah bisnis di dunia yang memiliki triple crown accreditation.

“Kami merasakan bahwa akhirnya dengan transformasi melalui akreditasi itu memaksa untuk meningkatkan kualitas," kata Teguh.

Akreditasi membantu transformasi secara struktural di dalam pengelolaan pendidikan yang kami jalani. Pengelolaan pendidikan terstandardisasi dan dengan standar itu bisa memiliki prestis. Tanpa adanya tekanan dari luar transformasi itu biasanya sulit dijalankan. Dengan seperti itu ranking FEB UI melonjak.

Sebab, kata dia, proses akreditasi adalah bagian dalam membangun reputasi. Adapun reputasi perlu direkognisi oleh pihak luar yang memiliki kredibilitas.

Oleh karena itu badan akreditasi tersebut adalah yang akan memberikan rekognisi bahwa proses bisnis FEB UI sudah terstandardisasi.

Adapun pada QS WUR 2024, FEB UI mengalami peningkatan peringkat secara signifikan pada ranking bidang Business and Management Studies dari 201-250 (2023) ke 151-200 (2024) dan Economics and Econometrics dari 251-300 (2023) ke 151-200 (2024).

Baca juga: FEB UI ajak dosen sikapi Generative AI dengan baik dan bijak

Sementara, bidang Accounting and Finance masih menempati posisi yang sama unggulnya, yaitu 101-150.

Teguh menegaskan, melalui transformasi dan mengejar akreditasi, ranking itu akan mengikuti. Melalui transformasi, kata dia, peningkatan kualitas pendidikan terjadi secara berkelanjutan dan peringkat yang diperoleh tidak instan.

“Saya rasa pemerintah perlu mendorong transformasi universitas itu sendiri untuk bisa mengikuti standar global karena itu penting. Dengan mengikuti akreditasi internasional sebagai standarnya. Transformasi itu memang berat karena mengubah kebiasaan, tradisi, hingga mindset,” kata Teguh.

Kemudian, transformasi yang tak kalah menantang dalam peningkatan kualitas yang berkelanjutan ditempuh FEB UI adalah di internal organisasi yang salah satunya mencakup SDM. Transformasi ini memiliki tantangan tersendiri karena mendorong shifting dari paradigma perguruan tinggi yang selama ini dianut, yaitu teaching university menjadi research university dan akan menjadi entrepreneur university.

“Itu membutuhkan shifting dari paradigma atau pemikiran dari pada dosen. Dosen sekarang harus S3, setelah S3 dia harus punya publikasi, paradigma ini yang kami dorong ke dosen-dosen. Perubahan ini mendorong transformasi internal. Beban shifting paradigm-nya itu perlu waktu untuk transformasi,” ujarnya.

Baca juga: Dekan FEB UI: Pemanfaatan generative AI harus beretika dan bertanggung jawab

Melalui transformasi pula FEB UI ingin mengubah pandangan bahwa universitas sering kali dianggap seperti ‘menara gading’. FEB UI diharapkan selalu melahirkan SDM yang unggul di bidang ekonomi dan bisnis dengan karakter inclusive, relevant dan reputable.

Dengan demikiian SDM lulusan maupun akademisi FEB UI mampu mengawal berbagai tantangan ekonomi dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


“Transformasi menjadi upaya sekolah bisnis ini bisa relevan dan berdampak terhadap industri, pengembangan kebijakan dan mampu menyentuh permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat maupun pemerintah.

Dengan karakter
inclusive, relevant dan reputable, para lulusan maupun akademisi yang dihasilkan akan siap menghasilkan solusi yang relevan terhadap berbagai permasalahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai inklusif yang sangat menghargai keberagaman dan kemajemukan selain juga senantiasa menjaga integritas dan kredibilitas,” imbuhnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024