Hasan Khairulaj Armin, mahasiswa Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Peranian Bogor (FMIPA IPB) melakukan riset tentang evaluasi kualitas apel fuji.
Penelitian berjudul "Kajian Sifat Listrik untuk Evaluasi Kualitas Buah Apel Fuji Selama Penyimpanan" tersebut berlangsung sejak Oktober-Desember 2016, di Laboratorium Spektroskopi, Departemen Fisika FMIPA dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB.
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki beragam buah-buahan, tanaman dan sayuran. Salah satu buah sub-tropis yang tumbuh di Indonesia adalah apel.
Buah apel mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional maupun modern karena apel bukan merupakan buah musiman. Di Indonesia, tanaman apel telah berhasil dikembangkan dengan baik di dataran tinggi yang beriklim kering seperti di daerah Batu dan Poncokusumo di kabupaten Malang, Jawa Timur. Pengolahan pascapanen, tata produksi serta pemasaran turut mempengaruhi kualitas buah nasional.
Pada pematangan buah-buahan terjadi perubahan fisik dan kimia. Perubahan fisik yaitu perubahan warna, kekerasan buah, perbandingan daging dan kulit buah, serta bobot buah.
Sedangkan perubahan kimia yang terjadi adalah peningkatan kadar gula, produksi zat-zat yang mudah menguap, dan penurunan kadar pati. Perubahan warna merupakan petunjuk yang seringkali digunakan sebagai kriteria utama bagi konsumen untuk menentukan apakah buah sudah matang atau masih mentah. Secara umum produk-produk hasil pertanian bersifat perishable (mudah rusak).
Banyak teknik yang dilakukan untuk mengamati kualitas buah apel. Salah satunya adalah dengan spektroskopi impedansi listrik atau Electrical Impedance Spectroscopy (EIS). Spektroskopi impedansi listrik menjadi metode yang menarik untuk mengetahui kondisi jaringan tumbuhan secara in vivo.
Keuntungan dari penggunaaan spektrum impedansi listrik adalah kemampuannya yang mudah dan cepat dalam melakukan pengukuran. Telah banyak studi tentang penggunaan EIS pada produk pertanian.
Setiap bahan pertanian memiliki sifat dielektrik yang khas dan besarnya sangat ditentukan oleh kandungan airnya. Melalui sifat dielektrik dapat dimanfaatkan untuk pengukuran kadar air secara non destruktif. Dengan demikian informasi sifat dielektrik suatu bahan sangat penting.
Kajian sifat listrik buah Apel Fuji dilakukan pada berbagai frekuensi listrik mulai dari 50 Hz sampai 1 MHz untuk penentuan kualitas buah selama penyimpanan.
Apel Fuji yang digunakan hampir seragam yaitu dengan diameter 7.4-7.8 cm. Buah dikelompokkan menjadi lima kelompok pengukuran yang mewakili waktu simpan buah yaitu 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu, 8 minggu, dan 10 minggu. Buah dikondisikan sebagai bahan dielektrik yang disimpan di antara dua buah piringan elektroda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada pengukuran nilai impedansi, resistansi, dan kapasitansi ketika frekuensi listrik ditingkatkan. Parameter kelistrikan tersebut juga menunjukkan korelasi yang kuat terhadap waktu simpan buah.
Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan pemberian pada frekuensi 1 MHz dengan koefisien determinasi diatas 0.9. Hasil pengukuran perubahan sifat fisik memperlihatkan adanya penurunan kekerasan buah dan total padatan terlarut selama penyimpanan. (at/zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017