Pesisir Barat, Provinsi Lampung, merupakan kabupaten termuda dari 15 kabupaten/kota di wilayah ini, yang lahir berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012.
Wilayah yang terletak di bagian barat Lampung ini terkenal dengan keindahan alam pantai serta ombak yang membuat para turis mancanegara sering mengunjungi daerah itu untuk bermain selancar.
Namun, kabupaten tersebut juga merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam 3 T (tertinggal, terpencil, dan terluar). Salah satunya, Kecamatan Bengkunat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanggamus.
Di kecamatan itu terdapat empat desa yang masih terisolasi, yakni Desa Way Haru, Bandar Dalam, Way Tiyas, dan Siring Gading, yang belum mempunyai akses infrastruktur jalan, listrik, maupun internet yang memadai.
Kendalanya adalah lokasi empat desa tersebut terletak di dekat hutan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) sehingga menyulitkan masuknya berbagai layanan dasar tersebut.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, lembaga vokasi Inkubator Desa Cerdas (IDC) berupaya memberikan layanan internet yang selama ini mungkin hanya menjadi impian bagi masyarakat yang tinggal di daerah 3T.
IDC juga merupakan program yang bertujuan membina desa melalui mentoring, memberikan dukungan untuk mewujudkan perubahan peradaban digital di desa yang signifikan menuju Indonesia Emas 2045.
Selama ini, lembaga itu bergerak di bidang penyediaan fasilitas dan pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi serta mendorong kolaborasi dengan pemerintah desa, untuk memberikan dampak kepada ekosistem digital desa.
Internet tersebut tidak hanya memberi harapan baru untuk anak-anak dan warga desa tersebut untuk mendapatkan informasi melalui internet, tetapi juga memungkinkan adanya akses terhadap peluang ekonomi dan pendidikan.
Internet masuk desa
Pemandangan langka muncul pada akhir Agustus lalu ketika perangkat desa dan anak-anak berkumpul di samping pelataran kantor pemerintahan desa, dengan penuh antusiasme untuk menikmati layanan internet.
Koneksi internet yang selama ini hanya menjadi impian bagi masyarakat Desa Way Haru, akhirnya resmi tersedia dan bakal membawa perubahan besar warga setempat.
Momen ini dinikmati oleh siapa pun, termasuk oleh anak-anak, yang sebelumnya harus puas dengan hiburan luar ruangan dan membaca buku di perpustakaan desa. Mereka kini dapat merasakan sensasi menjelajahi dunia digital.
Anak-anak duduk di depan komputer yang baru terpasang, untuk mengakses informasi, belajar daring, serta berinteraksi dengan dunia luar yang selama ini hanya bisa dibayangkan.
Ketua IDC Davit Kurniawan mengingatkan pentingnya koneksi internet di daerah 3T karena dapat memberikan akses informasi maupun pendidikan yang setara kepada seluruh anak yang tinggal di daerah pendalaman.
Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi, anak-anak di Desa Way Haru dapat mengejar impian untuk meraih pendidikan lebih tinggi dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih luas.
Pemasangan jaringan internet di desa ini menggunakan teknologi yang beroperasi melalui frekuensi Ku-band dan Ka-band untuk komunikasi data. Untuk memasang peranti di desa ini, teknisi harus naik ojek.
Lembaga itu mengakui pemasangan internet ini mempunyai tantangan tersendiri karena lokasi desa berada di daerah terpencil dan warga harus menempuh jalan terjal selama tiga jam untuk menuju kawasan listrik memadai.
Namun, kondisi tersebut tidak mematahkan semangat untuk mendapatkan sinyal internet yang optimal, melalui pemasangan tiang, router, kabel, dan kabel tenaga, dengan sumber energi utama berasal dari mesin diesel.
Kepala Desa Way Haru Dian mengharapkan kehadiran internet bisa menjadi momentum bagi anak-anak desa untuk mengakses informasi di Indonesia maupun dunia yang bermanfaat bagi masa depan mereka.
Dengan demikian, anak-anak di desa tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang seperti anak-anak yang selama ini sudah mendapatkan pendidikan memadai di kota besar.
Selain itu, koneksi internet ini bisa memberikan harapan baru bagi perbaikan layanan publik dan layanan pemerintahan desa serta perekonomian desa agar dapat lebih menyesuaikan dengan perkembangan digital.
Di sisi lain, internet dan media sosial sangat berpeluang untuk dimanfaatkan secara positif untuk masyarakat. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari kemudahan mengakses informasi pendidikan hingga pengembangan UMKM digital.
Koneksi ini juga diharapkan dapat bekerja selaras dengan proyek pengadaan base transceiver station (BTS) 4G yang telah disiapkan Pemerintah untuk mendorong pemerataan infrastruktur digital nasional.
Salah satu proyek pengadaan internet yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika itu berada di Desa Way Haru, Kecamatan Bengkunat, yang telah diresmikan pada awal 2023.
Kemudian Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik, dan Persandian (Kominfotik) Suryadi menyatakan di daerahnya masih ada 71 desa yang mengalami nirsinyal atau blank spot.
Oleh karena itu, hingga saat ini Dinas Kominfotik setempat terus berupaya untuk meningkatkan jaringan komunikasi dengan melakukan langkah-langkah untuk mengatasi area nirsinyal atau penguatan jaringan, agar masyarakat Pesisir Barat menikmati koneksi yang lancar.
Pemerintah daerah juga mengusulkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemudian kepada penyedia layanan atau provider seperti Telkomsel untuk menyediakan layanan sinyal agar seluruh masyarakat di wilayah itu bisa menikmati jaringan internet serta tidak ada lagi daerah yang mengalami susah sinyal.
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024