Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi marah setelah melihat kesalahan penempatan alat musik tradisional, Gamelan Sunda, yang dipajang di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat, Rabu.
Bupati datang ke kantor itu saat akan membuka kegiatan Kejuaraan Daerah Perisai Diri tingkat Jawa Barat yang diselenggarakan Perisai Diri Purwakarta, di GOR Jaya Perkasa, Jala Purnawarman Barat, Purwakarta.
Lokasi kegiatan itu sendiri merupakan tempat berkantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pemuda dan Olahraga Purwakarta.
Sebelum memasuki hall tempat kegiatan, Dedi terlebih dahulu memasuki Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Tapi langkahnya terhenti di pintu masuk kantor tersebut karena melihat Gamelan Sunda yang dipajang sembarangan di lobi kantor.
"Ini bagaimana sih? Katanya Dinas Pariwisata? Simpan alat kesenian saja tidak ditata, acak-acakan begini, harusnya ditata dengan baik dan benar," katanya.
Meski sempat marah-marah, Dedi langsung merapikan susunan penempatan gamelan itu yang sebelumnya penempatannya dinilai salah.
Setelah menyita perhatian terhadap gamelan, Dedi berkeliling ke seluruh ruangan di kantor tersebut. Bahkan, toilet pun tak luput dari komentar bupati.
"Ini pintu ruangan tidak boleh dipasangi kertas, toilet nya bau ini. Ketahuan tidak pernah diurus," kata dia.
Dedi berharap agar seluruh kantor pemerintah di Purwakarta bisa menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.
Ia menyontohkan penataan yang dia lakukan di komplek Pemkab Purwakarta yang didalamnya juga berdiri Rumah Dinas dan Kantor Bupati, juga Galeri Wayang.
"Itu penataan di Pendopo dan Rumah Dinas kan sederhana. Tapi orang akhirnya mau datang karena tempatnya nyaman, untuk foto, atau sekedar untuk ngobrol," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Bupati datang ke kantor itu saat akan membuka kegiatan Kejuaraan Daerah Perisai Diri tingkat Jawa Barat yang diselenggarakan Perisai Diri Purwakarta, di GOR Jaya Perkasa, Jala Purnawarman Barat, Purwakarta.
Lokasi kegiatan itu sendiri merupakan tempat berkantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pemuda dan Olahraga Purwakarta.
Sebelum memasuki hall tempat kegiatan, Dedi terlebih dahulu memasuki Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Tapi langkahnya terhenti di pintu masuk kantor tersebut karena melihat Gamelan Sunda yang dipajang sembarangan di lobi kantor.
"Ini bagaimana sih? Katanya Dinas Pariwisata? Simpan alat kesenian saja tidak ditata, acak-acakan begini, harusnya ditata dengan baik dan benar," katanya.
Meski sempat marah-marah, Dedi langsung merapikan susunan penempatan gamelan itu yang sebelumnya penempatannya dinilai salah.
Setelah menyita perhatian terhadap gamelan, Dedi berkeliling ke seluruh ruangan di kantor tersebut. Bahkan, toilet pun tak luput dari komentar bupati.
"Ini pintu ruangan tidak boleh dipasangi kertas, toilet nya bau ini. Ketahuan tidak pernah diurus," kata dia.
Dedi berharap agar seluruh kantor pemerintah di Purwakarta bisa menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.
Ia menyontohkan penataan yang dia lakukan di komplek Pemkab Purwakarta yang didalamnya juga berdiri Rumah Dinas dan Kantor Bupati, juga Galeri Wayang.
"Itu penataan di Pendopo dan Rumah Dinas kan sederhana. Tapi orang akhirnya mau datang karena tempatnya nyaman, untuk foto, atau sekedar untuk ngobrol," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017