Bogor, 12/10 (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Bogor, menggelar rapat konsolidasi organisasi membahas upaya menekan penyebaran virus HIV/AIDS.
"Jumlah penderita HIV/AIDS Kota Bogor termasuk dalam tiga besar se Jawa Barat, tertinggi setelah Kota Bandung dan Kota Bekasi yakni 1.277 penderita HIV dan 697 penderita AIDS (periode 2006-2011)," kata Sekretaris Daerah Kota Bogor, Aim Halim Hermana, dalam rapat yang digelar di Balai Kota Bogor, Kamis.
Dalam rapat konsolidasi organisasi?dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah selaku Wakil Ketua I KPAD Kota Bogor, Sekretaris I KPAD Kota Bogor Yetti Rohayati dan diikuti?sekitar 50 peserta dari puskesmas, para kepala bidang dan sejumlah dinas terkait.
Berdasarkan data KPAD Kota Bogor hasil penjangkauan memperlihatkan rata-rata usia populasi kunci di Kota Bogor berada di angka 25,6 tahun.
Selain itu, fakta dilapangan memperlihatkan adanya populasi kunci pada usia anak sekolah yakni 15 hingga 20 tahun sebanyak 35 persen.?
"Untuk itu program sosialisasi pada anak usia sekolah sangat diperlukan," kata Aim.
Menurut Aim, persoalan HIV/AIDS membutuhkan perhatian khusus semua pihak, dimana pencegahan menjadi suatu keharusan untuk mencegah timbulnya infeksi baru.
Dengan ditemukannya penderita HIV di kalangan bawah lima tahun (Balita) menunjukkan bahwa penyebaran penyakit ini sudah masuk ke tingkat rumah tangga.
"Perlu dipertimbangkan langkah untuk mengusulkan dirumuskannya peraturan daerah tentang pencegahan penanggulangan HIV - AIDS, atau setidaknya yang perlu didahulukan adalah Peraturan Wali Kota Bogor tentang Rencana Aksi Daerah Millenium Development Goals, yang dapat menjadi payung hukum bagi pelaksanaan program penanganan HIV- AIDS di Kota Bogor," kata Aim.
Dengan adanya payung hukum ini, lanjut Aim, diharapkan kegiatan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memperoleh dukungan keterlibatan lebih banyak pihak lainnya.?
"Termasuk dukungan yang dapat diberikan oleh berbagai instansi pemerintah yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Bogor maupun instansi lainnya dengan mengalokasikan anggaran untuk Program Penanggulangan HIV/AIDS atau menyusun program dan kegiatan yang bertujuan membantu pelaksanaan tugas KPAD Kota Bogor," ujarnya.
Dalam rapat konsolidasi organisasi tersebut, Aim mengajak seluruh pihak untuk mengoptimalkan kinerja KPAD Kota Bogor. Seluruh jajaran pengurus KPAD Kota Bogor diminta terus proaktif dan berinovasi di dalam menjalankan semua tugas dan amanah masing-masing, sebagai usaha mendukung peningkatan kinerja pengurus.?
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Jumlah penderita HIV/AIDS Kota Bogor termasuk dalam tiga besar se Jawa Barat, tertinggi setelah Kota Bandung dan Kota Bekasi yakni 1.277 penderita HIV dan 697 penderita AIDS (periode 2006-2011)," kata Sekretaris Daerah Kota Bogor, Aim Halim Hermana, dalam rapat yang digelar di Balai Kota Bogor, Kamis.
Dalam rapat konsolidasi organisasi?dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah selaku Wakil Ketua I KPAD Kota Bogor, Sekretaris I KPAD Kota Bogor Yetti Rohayati dan diikuti?sekitar 50 peserta dari puskesmas, para kepala bidang dan sejumlah dinas terkait.
Berdasarkan data KPAD Kota Bogor hasil penjangkauan memperlihatkan rata-rata usia populasi kunci di Kota Bogor berada di angka 25,6 tahun.
Selain itu, fakta dilapangan memperlihatkan adanya populasi kunci pada usia anak sekolah yakni 15 hingga 20 tahun sebanyak 35 persen.?
"Untuk itu program sosialisasi pada anak usia sekolah sangat diperlukan," kata Aim.
Menurut Aim, persoalan HIV/AIDS membutuhkan perhatian khusus semua pihak, dimana pencegahan menjadi suatu keharusan untuk mencegah timbulnya infeksi baru.
Dengan ditemukannya penderita HIV di kalangan bawah lima tahun (Balita) menunjukkan bahwa penyebaran penyakit ini sudah masuk ke tingkat rumah tangga.
"Perlu dipertimbangkan langkah untuk mengusulkan dirumuskannya peraturan daerah tentang pencegahan penanggulangan HIV - AIDS, atau setidaknya yang perlu didahulukan adalah Peraturan Wali Kota Bogor tentang Rencana Aksi Daerah Millenium Development Goals, yang dapat menjadi payung hukum bagi pelaksanaan program penanganan HIV- AIDS di Kota Bogor," kata Aim.
Dengan adanya payung hukum ini, lanjut Aim, diharapkan kegiatan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memperoleh dukungan keterlibatan lebih banyak pihak lainnya.?
"Termasuk dukungan yang dapat diberikan oleh berbagai instansi pemerintah yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Bogor maupun instansi lainnya dengan mengalokasikan anggaran untuk Program Penanggulangan HIV/AIDS atau menyusun program dan kegiatan yang bertujuan membantu pelaksanaan tugas KPAD Kota Bogor," ujarnya.
Dalam rapat konsolidasi organisasi tersebut, Aim mengajak seluruh pihak untuk mengoptimalkan kinerja KPAD Kota Bogor. Seluruh jajaran pengurus KPAD Kota Bogor diminta terus proaktif dan berinovasi di dalam menjalankan semua tugas dan amanah masing-masing, sebagai usaha mendukung peningkatan kinerja pengurus.?
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012