Jakarta, (Antara Megapolitan) - Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Yudi Latief menyatakan sedang menyiapkan muatan atau materi Pancasila untuk orientasi mahasiswa baru pada tahun ini.
"Kami hari ini berbicara dengan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk membahas masalah tersebut," kata Yudi Latief, di sela halalbihalal serta dialog pendidikan dan kebangsaan, di Auditorium Pascasarjana Universitas Pancasila, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, penerapan pada masa orientasi mahasiswa baru dengan memasukkan muatan Pancasila masih ada waktu. "Saya kira waktunya masih bisa, saat ini kami terus menggodok materinya," ujarnya lagi.
Yudi mengatakan orientasi studi untuk mahasiswa baru tentang Pancasila tersebut nantinya akan diisi dengan pendekatan yang inovatif dan tak mengulangi seperti masa lalu. "Nantinya tentu ada film dan juga diskusi-diskusi mengenai Pancasila," katanya.
Ia menyatakan, otoritasnya berada pada Dikti tapi sekiranya Dikti kemudian mewajibkan lagi atau menginstruksikan supaya dalam orientasi ini memasukkan kembali muatan Pancasila, maka UKP PIP akan memberi semacam pedoman dasar bagaimana pembekalan Pancasila gaya baru ini.
Yudi mencontohkan pemutaran film yang terkait dengan Pancasila cita-cita dan realita tentang pidato Bung Karno 1 Juni, salah satu contoh film yang bisa ditonton oleh anak-anak pada masa awal orientasi.
"Yang penting memberikan semacam kerangka motivasi stimulasi dan memberikan satu imajinasi sebenarnya seperti apa pemahaman para pendiri bangsa tentang Pancasila itu," katanya lagi.
Selain itu, juga akan membawa serta mahasiswa dari berbagai tempat mulai dari Papua hingga Serambi Aceh dikumpulkan perwakilannya di Jakarta, dan anak-anak ini diinstruksikan untuk mencari teman sebanyak-banyaknya.
Ia menjelaskan, dalam pembelajaran Pancasila sejak awal sudah mencoba dalam kelompok yang memadukan berbagai keragaman dan persatuan bukan hanya dalam bentuk hafalan, tetapi mereka merasakan penuh dalam interaksi.
Dia mengatakan Pancasila bukan paksaan dari atas, tetapi juga bagaimana pemahaman peserta didik baru tersebut. "Nanti UKP PIP hanya memberikan garis besar saja. Sedangkan terjemahannya tergantung kampus masing-masing," katanya.
"Pancasila itu dari kita untuk kita," ujarnya lagi.
Karena itu, kata dia pula, kesuksesan penerapan Pancasila jangan hanya dibebankan kepada negara saja tetapi juga harus ada kerja kolektif.
Bangsa majemuk seharusnya punya kecakapan yang inheren dengan titik temunya, katanya pula.
"Dengan Pancasila, maka keislaman kita jangan sampai hilang. Jadikan Pancasila jembatan titik temu dalam kehidupan," ujarnya.
Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Pancasila Edi Toet Hendratno mengatakan Kampus Universitas Pancasila sudah menerapkan muatan Pancasil, seperti lima menit sebelum belajar disampaikan pengalaman yang terkait dengan Pancasila.
Selain itu, katanya lagi, sejak semester lalu setiap mahasiswa yang ingin ujian skripsinya harus menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Budi Djatmiko berharap agar penatar Pancasila dalam orientasi mahasiswa baru nantinya merupakan orang yang kompeten dan sudah menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.
"Pengajarnya harus menjadi panutan, jangan melenceng," katanya pula.
Dia menegaskan, pengajarnya harus mempunyai landasan kompetensi dan mempunyai akhlak yang mulia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Kami hari ini berbicara dengan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk membahas masalah tersebut," kata Yudi Latief, di sela halalbihalal serta dialog pendidikan dan kebangsaan, di Auditorium Pascasarjana Universitas Pancasila, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, penerapan pada masa orientasi mahasiswa baru dengan memasukkan muatan Pancasila masih ada waktu. "Saya kira waktunya masih bisa, saat ini kami terus menggodok materinya," ujarnya lagi.
Yudi mengatakan orientasi studi untuk mahasiswa baru tentang Pancasila tersebut nantinya akan diisi dengan pendekatan yang inovatif dan tak mengulangi seperti masa lalu. "Nantinya tentu ada film dan juga diskusi-diskusi mengenai Pancasila," katanya.
Ia menyatakan, otoritasnya berada pada Dikti tapi sekiranya Dikti kemudian mewajibkan lagi atau menginstruksikan supaya dalam orientasi ini memasukkan kembali muatan Pancasila, maka UKP PIP akan memberi semacam pedoman dasar bagaimana pembekalan Pancasila gaya baru ini.
Yudi mencontohkan pemutaran film yang terkait dengan Pancasila cita-cita dan realita tentang pidato Bung Karno 1 Juni, salah satu contoh film yang bisa ditonton oleh anak-anak pada masa awal orientasi.
"Yang penting memberikan semacam kerangka motivasi stimulasi dan memberikan satu imajinasi sebenarnya seperti apa pemahaman para pendiri bangsa tentang Pancasila itu," katanya lagi.
Selain itu, juga akan membawa serta mahasiswa dari berbagai tempat mulai dari Papua hingga Serambi Aceh dikumpulkan perwakilannya di Jakarta, dan anak-anak ini diinstruksikan untuk mencari teman sebanyak-banyaknya.
Ia menjelaskan, dalam pembelajaran Pancasila sejak awal sudah mencoba dalam kelompok yang memadukan berbagai keragaman dan persatuan bukan hanya dalam bentuk hafalan, tetapi mereka merasakan penuh dalam interaksi.
Dia mengatakan Pancasila bukan paksaan dari atas, tetapi juga bagaimana pemahaman peserta didik baru tersebut. "Nanti UKP PIP hanya memberikan garis besar saja. Sedangkan terjemahannya tergantung kampus masing-masing," katanya.
"Pancasila itu dari kita untuk kita," ujarnya lagi.
Karena itu, kata dia pula, kesuksesan penerapan Pancasila jangan hanya dibebankan kepada negara saja tetapi juga harus ada kerja kolektif.
Bangsa majemuk seharusnya punya kecakapan yang inheren dengan titik temunya, katanya pula.
"Dengan Pancasila, maka keislaman kita jangan sampai hilang. Jadikan Pancasila jembatan titik temu dalam kehidupan," ujarnya.
Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Pancasila Edi Toet Hendratno mengatakan Kampus Universitas Pancasila sudah menerapkan muatan Pancasil, seperti lima menit sebelum belajar disampaikan pengalaman yang terkait dengan Pancasila.
Selain itu, katanya lagi, sejak semester lalu setiap mahasiswa yang ingin ujian skripsinya harus menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Budi Djatmiko berharap agar penatar Pancasila dalam orientasi mahasiswa baru nantinya merupakan orang yang kompeten dan sudah menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.
"Pengajarnya harus menjadi panutan, jangan melenceng," katanya pula.
Dia menegaskan, pengajarnya harus mempunyai landasan kompetensi dan mempunyai akhlak yang mulia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017