Warga dari dua kecamatan tepatnya di Kampung Bantarsari, Kecamatan Lengkong dan Kampung Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah secara swadaya membangun jembatan darurat dari bambu pasca-putusnya jembatan gantung akibat disapu banjir bandang Sungai Cikaso pada akhir Juni 2024.
"Jembatan darurat yang dibuat masyarakat secara swadaya ini untuk mempermudah aktivitas warga antara lain bekerja, bertani, berdagang dan lain sebagainya. Jembatan dengan panjang 30 meter dan lebar satu meter ini bisa dilalui oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor," kata Kepala Desa Neglasari Rahmat Hidayat di Sukabumi, Selasa.
Jembatan ini merupakan akses utama penghubung antara Kampung Bantarsari, Desa Neglasari dengan Kampung/Desa Bantarpanjang.
Baca juga: BPBD Jabar siagakan personel bantu warga di Cigirang seberangi sungai Cikaso
Jembatan bambu itu dibuat untuk antisipasi warga khususnya anak-anak yang hendak sekolah menyeberangi Sungai Cikaso dengan cara bergelantungan pada rangka jembatan gantung yang kondisinya rusak parah akibat diterjang banjir bandang.
Namun demikian, warga yang hendak menyeberang melalui jembatan darurat ini harus berhati-hati dan bersabar karena jika ada sepeda motor yang melintas harus menunggu dahulu sampai tiba di ujung jembatan.
Meskipun kondisinya bisa dikatakan kurang layak tetapi keberadaan jembatan ini sangat penting untuk mobilisasi masyarakat dari dua daerah itu. Bahkan, beberapa warga sampai rela berlama-lama antre untuk bisa menggunakan jembatan ini karena kondisinya yang miring serta licin dan kerap bergoyang-goyang.
Baca juga: BPBD tutup jembatan rusak kerap digunakan warga Jampangtengah untuk menyeberang
Sementara salah seorang warga Kampung Bantarpanjang, Maulana (30), mengatakan jembatan ini menjadi akses utama warga, sehingga dirinya secara sukarela berjaga di lokasi untuk membantu khususnya ibu rumah tangga dan pelajar SD yang hendak menyeberang.
"Biasanya saat pagi jumlah warga yang menggunakan jembatan cukup banyak, bahkan pengendara sepeda motor pun banyak yang memanfaatkan jembatan darurat ini. Untuk keselamatan bersama, maka kami mengatur warga yang hendak melintas untuk mengurangi beban jembatan," katanya.
Baca juga: Sekitar 150 rumah di selatan Kabupaten Sukabumi terdampak banjir
Sama halnya warga Kampung Bantarsari, Fitri, yang menambahkan ia harus antre untuk bisa melintasi jembatan ini. Meskipun khawatir, tetapi dirinya merasa terbantu, karena akses penyeberangan Sungai Cikaso ini merupakan yang paling dekat dengan rumahnya, walaupun ada akses jalan lainnya tetapi jaraknya jauh.
Pemkab Sukabumi dalam waktu dekat akan kembali membangun jembatan gantung yang rusak tersebut dan sudah masuk agenda pembangunan prioritas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Jembatan darurat yang dibuat masyarakat secara swadaya ini untuk mempermudah aktivitas warga antara lain bekerja, bertani, berdagang dan lain sebagainya. Jembatan dengan panjang 30 meter dan lebar satu meter ini bisa dilalui oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor," kata Kepala Desa Neglasari Rahmat Hidayat di Sukabumi, Selasa.
Jembatan ini merupakan akses utama penghubung antara Kampung Bantarsari, Desa Neglasari dengan Kampung/Desa Bantarpanjang.
Baca juga: BPBD Jabar siagakan personel bantu warga di Cigirang seberangi sungai Cikaso
Jembatan bambu itu dibuat untuk antisipasi warga khususnya anak-anak yang hendak sekolah menyeberangi Sungai Cikaso dengan cara bergelantungan pada rangka jembatan gantung yang kondisinya rusak parah akibat diterjang banjir bandang.
Namun demikian, warga yang hendak menyeberang melalui jembatan darurat ini harus berhati-hati dan bersabar karena jika ada sepeda motor yang melintas harus menunggu dahulu sampai tiba di ujung jembatan.
Meskipun kondisinya bisa dikatakan kurang layak tetapi keberadaan jembatan ini sangat penting untuk mobilisasi masyarakat dari dua daerah itu. Bahkan, beberapa warga sampai rela berlama-lama antre untuk bisa menggunakan jembatan ini karena kondisinya yang miring serta licin dan kerap bergoyang-goyang.
Baca juga: BPBD tutup jembatan rusak kerap digunakan warga Jampangtengah untuk menyeberang
Sementara salah seorang warga Kampung Bantarpanjang, Maulana (30), mengatakan jembatan ini menjadi akses utama warga, sehingga dirinya secara sukarela berjaga di lokasi untuk membantu khususnya ibu rumah tangga dan pelajar SD yang hendak menyeberang.
"Biasanya saat pagi jumlah warga yang menggunakan jembatan cukup banyak, bahkan pengendara sepeda motor pun banyak yang memanfaatkan jembatan darurat ini. Untuk keselamatan bersama, maka kami mengatur warga yang hendak melintas untuk mengurangi beban jembatan," katanya.
Baca juga: Sekitar 150 rumah di selatan Kabupaten Sukabumi terdampak banjir
Sama halnya warga Kampung Bantarsari, Fitri, yang menambahkan ia harus antre untuk bisa melintasi jembatan ini. Meskipun khawatir, tetapi dirinya merasa terbantu, karena akses penyeberangan Sungai Cikaso ini merupakan yang paling dekat dengan rumahnya, walaupun ada akses jalan lainnya tetapi jaraknya jauh.
Pemkab Sukabumi dalam waktu dekat akan kembali membangun jembatan gantung yang rusak tersebut dan sudah masuk agenda pembangunan prioritas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024