Dosen peneliti dan mahasiswa dari Program Studi Teknik Industri, Teknik Elektronika dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila Jakarta melakukan kegiatan pelatihan yang berfokus pada pengembangan model santripreuneurship sebagai implementasi dari ekonomi sirkular.
Tim Universitas Pancasila memberikan pelatihan budi daya Maggot BSF yang diperoleh dari pengelolaan sampah organik yang selanjutnya diintegrasikan ke budidaya peternakan ayam, perikanan air tawar berupa lele dan sayuran hidroponik dalam satu area yang sama.
"Implementasi ekonomi sirkular melalui pengelolaan limbah padat dengan memanfaatkan Maggot BSF dapat menjadi aktualisasi tanggung jawab pesantren dalam mengelola limbah organik yang dihasilkan," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Pancasila Dino Rimantho di Jakarta, Senin.
Selain itu katanya, melalui integrasi kegiatan tersebut dapat menyediakan pangan dengan protein tinggi dari budidaya ikan lele dan sayuran hidroponik. Produk yang dihasilkan dapat menjadi sumber pemasukan secara ekonomi dan berpotensi menjadikan para santri sebagai enterpreuneur yang ramah lingkungan.
Baca juga: Kemenperin dorong wirausaha baru di lingkungan pesantren lewat Santripreneur
Kegiatan ini untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan sampah melalui budidaya Maggot BSF yang terintegrasi dengan perikanan dan sayuran
di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Hikmah yang berlokasi di Desa Kramat, RT.01/04, Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selain Dr Dino Rimantho, kegiatan ini juga melibatkan beberapa dosen lainnya yaitu Gunawan Baharuddin, Agung Saputra, dan beberapa mahasiswa dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila
Kegiatan ini dapat terlaksana berkat adanya pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024 untuk Pengabdian Kepada Masyarakat.
Tahap awal pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan tentang teknik budidaya Maggot BSF dengan memanfaatkan limbah organik yang diperoleh dari santri dan aktivitas dapur di pesantren.
Pelatihan ini dilaksanakan guna memperoleh pakan bagi peternakan ayam dan ikan lele yang ada di pesantren.
Baca juga: Santripreneur Camp bantu pemerintah tambah jumlah pengusaha
Melalui budidaya Maggot BSF maka diharapkan ketersediaan pakan bagi ayam dan lele tersedia dengan baik.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas air pada kolam ikan dipompa dan dialirkan ke sayuran hidroponik baik kangkung maupun tanaman sayuran hidroponik lainnya.
Konsep budidaya Maggot BSF yang terintegrasi dengan peternakan ayam, ikan lele dan sayuran hidroponik yang diterapkan di pondok pesantren ini merupakan konsep terbaru yang belum diterapkan di Indonesia.
Jarang sekali pondok pesantren memiliki kegiatan budidaya Maggot BSF yang terintegrasi dengan peternakan ayam, ikan lele dan sayuran hidroponik yang dapat menjadi motor penggerak kewirausahaan para santri.
Tahap kedua dari aktivitas pengabdian masyarakat adalah memberikan pelatihan kewirausahaan.
Baca juga: Menko Perekonomian luncurkan Program Santripreneur dan Petani Muda
Pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan budaya kewirausahaan santri (santripreuneurship) yang memasarkan produk hasil dari proses budidaya ayam, ikan lele dan sayuran hidroponik.
Pemberian pelatihan kewirausahaan juga diharapkan dapat mendorong para santri untuk dapat berwirausaha melalui kegiatan-kegiatan yang tidak banyak menggunakan investasi modal.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Quran Al-Hikmah, Ustadzah Sulastri menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan apresiasinya sebagai bentuk kerja sama dalam pelaksanaannya.
Ia mengatakan Pondok pesantren mengakui bahwa pengelolaan sampah organik di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Hikmah masih kurang maksimal. Sehingga, dengan adanya budidaya Maggot BSF selain dapat menyelesaikan masalah sampah organik juga dapat menjadi kegiatan kewirausahaan santri.
Tim Universitas Pancasila berupaya meningkatkan kemampuan para santri dalam berwirausaha melalui budidaya Maggot BSF yang diintegrasikan dengan ternak ayam, ikan lele, dan hidroponik di pondok pesantren melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Tim Universitas Pancasila memberikan pelatihan budi daya Maggot BSF yang diperoleh dari pengelolaan sampah organik yang selanjutnya diintegrasikan ke budidaya peternakan ayam, perikanan air tawar berupa lele dan sayuran hidroponik dalam satu area yang sama.
"Implementasi ekonomi sirkular melalui pengelolaan limbah padat dengan memanfaatkan Maggot BSF dapat menjadi aktualisasi tanggung jawab pesantren dalam mengelola limbah organik yang dihasilkan," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Pancasila Dino Rimantho di Jakarta, Senin.
Selain itu katanya, melalui integrasi kegiatan tersebut dapat menyediakan pangan dengan protein tinggi dari budidaya ikan lele dan sayuran hidroponik. Produk yang dihasilkan dapat menjadi sumber pemasukan secara ekonomi dan berpotensi menjadikan para santri sebagai enterpreuneur yang ramah lingkungan.
Baca juga: Kemenperin dorong wirausaha baru di lingkungan pesantren lewat Santripreneur
Kegiatan ini untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan sampah melalui budidaya Maggot BSF yang terintegrasi dengan perikanan dan sayuran
di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Hikmah yang berlokasi di Desa Kramat, RT.01/04, Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selain Dr Dino Rimantho, kegiatan ini juga melibatkan beberapa dosen lainnya yaitu Gunawan Baharuddin, Agung Saputra, dan beberapa mahasiswa dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila
Kegiatan ini dapat terlaksana berkat adanya pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024 untuk Pengabdian Kepada Masyarakat.
Tahap awal pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan tentang teknik budidaya Maggot BSF dengan memanfaatkan limbah organik yang diperoleh dari santri dan aktivitas dapur di pesantren.
Pelatihan ini dilaksanakan guna memperoleh pakan bagi peternakan ayam dan ikan lele yang ada di pesantren.
Baca juga: Santripreneur Camp bantu pemerintah tambah jumlah pengusaha
Melalui budidaya Maggot BSF maka diharapkan ketersediaan pakan bagi ayam dan lele tersedia dengan baik.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas air pada kolam ikan dipompa dan dialirkan ke sayuran hidroponik baik kangkung maupun tanaman sayuran hidroponik lainnya.
Konsep budidaya Maggot BSF yang terintegrasi dengan peternakan ayam, ikan lele dan sayuran hidroponik yang diterapkan di pondok pesantren ini merupakan konsep terbaru yang belum diterapkan di Indonesia.
Jarang sekali pondok pesantren memiliki kegiatan budidaya Maggot BSF yang terintegrasi dengan peternakan ayam, ikan lele dan sayuran hidroponik yang dapat menjadi motor penggerak kewirausahaan para santri.
Tahap kedua dari aktivitas pengabdian masyarakat adalah memberikan pelatihan kewirausahaan.
Baca juga: Menko Perekonomian luncurkan Program Santripreneur dan Petani Muda
Pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan budaya kewirausahaan santri (santripreuneurship) yang memasarkan produk hasil dari proses budidaya ayam, ikan lele dan sayuran hidroponik.
Pemberian pelatihan kewirausahaan juga diharapkan dapat mendorong para santri untuk dapat berwirausaha melalui kegiatan-kegiatan yang tidak banyak menggunakan investasi modal.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Quran Al-Hikmah, Ustadzah Sulastri menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan apresiasinya sebagai bentuk kerja sama dalam pelaksanaannya.
Ia mengatakan Pondok pesantren mengakui bahwa pengelolaan sampah organik di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Hikmah masih kurang maksimal. Sehingga, dengan adanya budidaya Maggot BSF selain dapat menyelesaikan masalah sampah organik juga dapat menjadi kegiatan kewirausahaan santri.
Tim Universitas Pancasila berupaya meningkatkan kemampuan para santri dalam berwirausaha melalui budidaya Maggot BSF yang diintegrasikan dengan ternak ayam, ikan lele, dan hidroponik di pondok pesantren melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024