Bandung (Antara Megapolitan-Bogor) - Mudik pada Hari Raya Lebaran selalu identik dengan kemacetan di perjalanan, tidak terkecuali di jalur selatan Jawa Barat yang membentang dari Cileunyi-Nagreg, Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, hingga Banjar yang berbatasan dengan Jawa Tengah.
Kepolisian mencatat beberapa titik kemacetan di jalur selatan Jabar itu, yakni di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, daerah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut.
Selanjutnya titik kemacetan jalur menuju Kabupaten Tasikmalaya di kawasan Limbangan, Lewo, Malangbong dan Gentong serta jalur menuju Garut Kota di Kadungora, dan Leles.
Persoalan kemacetan di jalur itu tentunya karena volume kendaraan yang meningkat. Hari Raya Idul Fitri, banyak warga dari perantauan yang ingin kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga.
Serempaknya keinginan warga yang ingin sampai ke kampung halaman pada saat Hari Raya Lebaran menjadikan suasana jalanan ramai oleh lalu lintas kendaraan roda empat maupun sepeda motor.
Situasi kemacetan itu, tidak perlu menjadi sesuatu yang mengerikan, menjenuhkan, membosankan apalagi menjadikan frustasi.
Kini, perjalanan mudik dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan, berbagai lembaga pemerintah maupun swasta, bahkan masyarakat sukarelawan turut memberikan sesuatu agar dalam perjalanan mudik merasa nyaman dan aman.
Berbagai sajian kuliner, wisata alam maupun pelayanan penghilang stres dan lelah semuanya tersaji di jalur selatan Jabar yang memiliki daya tarik tersendiri.
Apa saja yang menjadi daya tarik tersebut? Jika dirunut sejak dari Cileunyi sampai Nagreg, pemudik akan dimanjakan dengan pemandangan unik warung yang berjejer menjual produk makanan khas daerah, seperti tahu sumedang, goreng tempe, ubi cilembu, dan peuyeum atau tapai singkong.
Selanjutnya pemudik akan kembali menemukan kawasan yang mirip di Nagreg, tetapi ada bedanya yaitu warung yang menjual oleh-oleh maupun camilan untuk menghilangkan kebosanan atau menunda rasa lapar saat di perjalanan.
Kenikmatan lain dalam menempuh perjalanan mudik di jalur selatan Jabar yakni berbagai kuliner khas yang disajikan rumah makan berkonsep perdesaan dengan pemandangan pegunungan, perbukitan dan pesawahan di kawasan Garut hingga Tasikmalaya.
Terapi Ikan
Wisata perjalanan mudik lainnya di jalur selatan Jabar yakni terapi ikan yang disediakan pengelola Masjid Iqro di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, untuk para jamaah, khususnya pemudik.
Pengunjung dapat merendamkan sebagian kaki hingga betis atau lutut ke kolam air, selanjutnya puluhan ikan akan mengerumuni kaki hingga akhirnya merasakan suatu sensasi yang unik seperti geli.
Fasilitas kolam ikan terapi itu sudah bertahun-tahun tersedia untuk dinikmati masyarakat khususnya jamaah masjid secara gratis.
"Kolam ikan terapi ini dipersilakan untuk siapa saja yang ingin menikmatinya," kata Abang, salah seorang pengurus Masjid Iqro di Jalan Raya Leles, Garut.
Setiap musim mudik maupun balik pada momentum Hari Raya Lebaran, kolam ikan terapi di Masjid Iqro itu selalu ramai oleh pemudik yang singgah setelah menempuh perjalanan jauh.
Kolam ikan terapi itu berada di bagian belakang berdampingan dengan tempat wudhu wanita maupun laki-laki yang bisa dinikmati tanpa dipungut biaya.
Terapi ikan tersebut sekadar memberikan relaksasi yang baik untuk kesehatan, serta dipercaya dapat menghilangkan stres dan lelah setelah menempuh perjalanan jauh.
"Terapi ikan ini baik untuk kesehatan, selain menghilangkan stres juga dapat menghilangkan bekas luka," kata Abang.
Seorang pengunjung, Arul mengatakan, sering mengunjungi Masjid Iqro untuk menunaikan shalat dan menikmati fasilitas kolam ikan terapi.
Ia yang hendak pulang ke Garut itu merasakan manfaat yang berbeda dalam dirinya saat maupun setelah diterapi ikan, yaitu merasa lebih segar.
"Dapat menghilangkan stres dan lelah," katanya.
Air Panas Alami
Keunikan lain dalam perjalanan mudik yaitu fasilitas kolam renang air panas alami dari Gunung Galunggung di kawasan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.
Pengguna jalan dapat menikmati air panas alami itu dengan harga yang terjangkau untuk sekadar melepas lelah dan kejenuhan setelah melewati titik-titik kemacetan di jalur Limbangan-Malangbong.
Selain di kawasan Ciawi, fasilitas pemandian air panas juga ada di kawasan tempat peristirahatan di Stasiun Pengisin Bahan Bakar Umum (SPBU) Hasannurokhmah, di Kampung Cipanas, Kecamatan Kadipaten, tidak jauh dari kawasan Gentong atau perbatasan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Penjaga kolam air panas SPBU Hasannurokhmah, Ali Mushaeri mengatakan, kolam dan tempat berendam air panas alami itu sengaja disediakan bagi orang yang beristirahat di SPBU setelah melakukan perjalanan jauh.
"Air panas ini disediakan untuk umum, biasanya ramai disinggahi pemudik saat malam," kata Ali Mushaeri.
Fasilitas pemandian air panas alami itu sudah lama ada untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mau beristirahat setelah menempuh perjalanan.
SPBU Yang berada di jalur lintasan utama menghubungkan Jawa Tengah dengan Jabar itu selalu ramai dikunjungi pengguna jalan saat malam hari.
"Ramainya saat malam, seperti di bulan Ramadan," katanya.
SPBU yang berada di jalur menuju arah Tasikmalaya itu tidak hanya dilengkapi kolam air panas dan kamar rendam, tetapi ada minimarket, rumah makan, mushala, dan toilet.
Pengunjung dapat menikmati fasilitas kolam air panas sepuasnya dengan membayar Rp5 ribu per orang. Pengunjung juga dapat menikmati tujuh kamar rendam yang telah disediakan pengelola.
Kondisi kolam air panas yang berukuran sekitar 10 x 20 meter persegi itu cukup terawat, bersih sehingga membuat pengunjung nyaman.
Tidak hanya di Tasikmalaya saja, fasilitas kolam air panas alami juga ada di jalur mudik Kabupaten Garut, bahkan menjadi destinasi wisata unggulan di kota tersebut.
Cipanas Garut, itulah tempat yang dapat dinikmati juga oleh pemudik untuk menikmati fasilitas air panas alami yang mengalir langsung dari Gunung Guntur.
Kawasan wisata itu menyediakan banyak kolam untuk berenang secara beramai-ramai, atau memilih tempat yang bersifat privasi dengan menyewa kamar rendam.
Selain itu, bagi pemudik yang merasakan kelelahan dan ingin beristirahat, di kawasan wisata Cipanas Garut tersebut terdapat banyak hotel dari mulai kelas melati sampai berbintang dengan harga bervaritif.
Wisata Alam
Perlintasan di jalur tanah Priangan tidak akan merasakan kejenuhan, berbagai tempat wisata alam pun tersedia tidak jauh dari jalur selatan Jabar.
Seperti sejumlah objek wisata alam yang ada di Kabupaten Garut, siap memanjakan para pemudik yang melintasi jalur selatan pada musim arus mudik maupun balik di Hari Raya Lebaran.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut mencatat ada objek wisata alam yang mudah dijangkau dengan jarak tempuh singkat dari jalan raya Bandung-Garut.
Selain objek wisata Cipanas Garut yang tidak jauh dari kawasan kota, ada juga wisata alam lain seperti Situ Cangkuang dan Candi Cangkuang di Kecamatan Leles, Taman Satwa Cikembulan di Kecamatan Kadungora.
Dua lokasi wisata itu tidak jauh dari jalur utama Bandung-Garut dengan akses jalan mudah dan nyaman bagi kendaraan pribadi roda empat maupun roda dua.
Ada juga objek wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi dengan berbagai sarana permainan air dan pemandangan alam yang layak dikunjungi pemudik yang melintasi jalur alternatif Garut-Limbangan.
Berbagai destinasi objek wisata yang ada di Garut itu, seluruhnya sudah dipersiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Garut untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman.
"Kita sudah dipersiapkan semuanya, jangan sampai citra Garut tidak bagus," kata Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Sementara itu, perjalanan mudik maupun balik pada musim Hari Raya Lebaran jangan lagi menjadi sesuatu yang melelahkan, menjenuhkan karena terjebak kemacetan, hingga akhirnya menghilangkan semangat kemenangan Hari Raya Lebaran.
Kemacetan merupakan sesuatu yang wajar terjadi karena adanya tujuan dan waktu yang sama masyarakat muslim yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman, sehingga situasi jalanan menjadi ramai oleh kendaraan.
Persoalan macet di jalur selatan Jabar tentunya dapat dijadikan sebagai wisata jalanan yang tidak akan ada dan terjadi pada hari-hari biasanya. Untuk itu, jadikan perjalanan sesuatu yang mengesankan bukan membosankan pada libur Lebaran. (ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Kepolisian mencatat beberapa titik kemacetan di jalur selatan Jabar itu, yakni di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, daerah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut.
Selanjutnya titik kemacetan jalur menuju Kabupaten Tasikmalaya di kawasan Limbangan, Lewo, Malangbong dan Gentong serta jalur menuju Garut Kota di Kadungora, dan Leles.
Persoalan kemacetan di jalur itu tentunya karena volume kendaraan yang meningkat. Hari Raya Idul Fitri, banyak warga dari perantauan yang ingin kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga.
Serempaknya keinginan warga yang ingin sampai ke kampung halaman pada saat Hari Raya Lebaran menjadikan suasana jalanan ramai oleh lalu lintas kendaraan roda empat maupun sepeda motor.
Situasi kemacetan itu, tidak perlu menjadi sesuatu yang mengerikan, menjenuhkan, membosankan apalagi menjadikan frustasi.
Kini, perjalanan mudik dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan, berbagai lembaga pemerintah maupun swasta, bahkan masyarakat sukarelawan turut memberikan sesuatu agar dalam perjalanan mudik merasa nyaman dan aman.
Berbagai sajian kuliner, wisata alam maupun pelayanan penghilang stres dan lelah semuanya tersaji di jalur selatan Jabar yang memiliki daya tarik tersendiri.
Apa saja yang menjadi daya tarik tersebut? Jika dirunut sejak dari Cileunyi sampai Nagreg, pemudik akan dimanjakan dengan pemandangan unik warung yang berjejer menjual produk makanan khas daerah, seperti tahu sumedang, goreng tempe, ubi cilembu, dan peuyeum atau tapai singkong.
Selanjutnya pemudik akan kembali menemukan kawasan yang mirip di Nagreg, tetapi ada bedanya yaitu warung yang menjual oleh-oleh maupun camilan untuk menghilangkan kebosanan atau menunda rasa lapar saat di perjalanan.
Kenikmatan lain dalam menempuh perjalanan mudik di jalur selatan Jabar yakni berbagai kuliner khas yang disajikan rumah makan berkonsep perdesaan dengan pemandangan pegunungan, perbukitan dan pesawahan di kawasan Garut hingga Tasikmalaya.
Terapi Ikan
Wisata perjalanan mudik lainnya di jalur selatan Jabar yakni terapi ikan yang disediakan pengelola Masjid Iqro di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, untuk para jamaah, khususnya pemudik.
Pengunjung dapat merendamkan sebagian kaki hingga betis atau lutut ke kolam air, selanjutnya puluhan ikan akan mengerumuni kaki hingga akhirnya merasakan suatu sensasi yang unik seperti geli.
Fasilitas kolam ikan terapi itu sudah bertahun-tahun tersedia untuk dinikmati masyarakat khususnya jamaah masjid secara gratis.
"Kolam ikan terapi ini dipersilakan untuk siapa saja yang ingin menikmatinya," kata Abang, salah seorang pengurus Masjid Iqro di Jalan Raya Leles, Garut.
Setiap musim mudik maupun balik pada momentum Hari Raya Lebaran, kolam ikan terapi di Masjid Iqro itu selalu ramai oleh pemudik yang singgah setelah menempuh perjalanan jauh.
Kolam ikan terapi itu berada di bagian belakang berdampingan dengan tempat wudhu wanita maupun laki-laki yang bisa dinikmati tanpa dipungut biaya.
Terapi ikan tersebut sekadar memberikan relaksasi yang baik untuk kesehatan, serta dipercaya dapat menghilangkan stres dan lelah setelah menempuh perjalanan jauh.
"Terapi ikan ini baik untuk kesehatan, selain menghilangkan stres juga dapat menghilangkan bekas luka," kata Abang.
Seorang pengunjung, Arul mengatakan, sering mengunjungi Masjid Iqro untuk menunaikan shalat dan menikmati fasilitas kolam ikan terapi.
Ia yang hendak pulang ke Garut itu merasakan manfaat yang berbeda dalam dirinya saat maupun setelah diterapi ikan, yaitu merasa lebih segar.
"Dapat menghilangkan stres dan lelah," katanya.
Air Panas Alami
Keunikan lain dalam perjalanan mudik yaitu fasilitas kolam renang air panas alami dari Gunung Galunggung di kawasan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.
Pengguna jalan dapat menikmati air panas alami itu dengan harga yang terjangkau untuk sekadar melepas lelah dan kejenuhan setelah melewati titik-titik kemacetan di jalur Limbangan-Malangbong.
Selain di kawasan Ciawi, fasilitas pemandian air panas juga ada di kawasan tempat peristirahatan di Stasiun Pengisin Bahan Bakar Umum (SPBU) Hasannurokhmah, di Kampung Cipanas, Kecamatan Kadipaten, tidak jauh dari kawasan Gentong atau perbatasan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Penjaga kolam air panas SPBU Hasannurokhmah, Ali Mushaeri mengatakan, kolam dan tempat berendam air panas alami itu sengaja disediakan bagi orang yang beristirahat di SPBU setelah melakukan perjalanan jauh.
"Air panas ini disediakan untuk umum, biasanya ramai disinggahi pemudik saat malam," kata Ali Mushaeri.
Fasilitas pemandian air panas alami itu sudah lama ada untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mau beristirahat setelah menempuh perjalanan.
SPBU Yang berada di jalur lintasan utama menghubungkan Jawa Tengah dengan Jabar itu selalu ramai dikunjungi pengguna jalan saat malam hari.
"Ramainya saat malam, seperti di bulan Ramadan," katanya.
SPBU yang berada di jalur menuju arah Tasikmalaya itu tidak hanya dilengkapi kolam air panas dan kamar rendam, tetapi ada minimarket, rumah makan, mushala, dan toilet.
Pengunjung dapat menikmati fasilitas kolam air panas sepuasnya dengan membayar Rp5 ribu per orang. Pengunjung juga dapat menikmati tujuh kamar rendam yang telah disediakan pengelola.
Kondisi kolam air panas yang berukuran sekitar 10 x 20 meter persegi itu cukup terawat, bersih sehingga membuat pengunjung nyaman.
Tidak hanya di Tasikmalaya saja, fasilitas kolam air panas alami juga ada di jalur mudik Kabupaten Garut, bahkan menjadi destinasi wisata unggulan di kota tersebut.
Cipanas Garut, itulah tempat yang dapat dinikmati juga oleh pemudik untuk menikmati fasilitas air panas alami yang mengalir langsung dari Gunung Guntur.
Kawasan wisata itu menyediakan banyak kolam untuk berenang secara beramai-ramai, atau memilih tempat yang bersifat privasi dengan menyewa kamar rendam.
Selain itu, bagi pemudik yang merasakan kelelahan dan ingin beristirahat, di kawasan wisata Cipanas Garut tersebut terdapat banyak hotel dari mulai kelas melati sampai berbintang dengan harga bervaritif.
Wisata Alam
Perlintasan di jalur tanah Priangan tidak akan merasakan kejenuhan, berbagai tempat wisata alam pun tersedia tidak jauh dari jalur selatan Jabar.
Seperti sejumlah objek wisata alam yang ada di Kabupaten Garut, siap memanjakan para pemudik yang melintasi jalur selatan pada musim arus mudik maupun balik di Hari Raya Lebaran.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut mencatat ada objek wisata alam yang mudah dijangkau dengan jarak tempuh singkat dari jalan raya Bandung-Garut.
Selain objek wisata Cipanas Garut yang tidak jauh dari kawasan kota, ada juga wisata alam lain seperti Situ Cangkuang dan Candi Cangkuang di Kecamatan Leles, Taman Satwa Cikembulan di Kecamatan Kadungora.
Dua lokasi wisata itu tidak jauh dari jalur utama Bandung-Garut dengan akses jalan mudah dan nyaman bagi kendaraan pribadi roda empat maupun roda dua.
Ada juga objek wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi dengan berbagai sarana permainan air dan pemandangan alam yang layak dikunjungi pemudik yang melintasi jalur alternatif Garut-Limbangan.
Berbagai destinasi objek wisata yang ada di Garut itu, seluruhnya sudah dipersiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Garut untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman.
"Kita sudah dipersiapkan semuanya, jangan sampai citra Garut tidak bagus," kata Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Sementara itu, perjalanan mudik maupun balik pada musim Hari Raya Lebaran jangan lagi menjadi sesuatu yang melelahkan, menjenuhkan karena terjebak kemacetan, hingga akhirnya menghilangkan semangat kemenangan Hari Raya Lebaran.
Kemacetan merupakan sesuatu yang wajar terjadi karena adanya tujuan dan waktu yang sama masyarakat muslim yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman, sehingga situasi jalanan menjadi ramai oleh kendaraan.
Persoalan macet di jalur selatan Jabar tentunya dapat dijadikan sebagai wisata jalanan yang tidak akan ada dan terjadi pada hari-hari biasanya. Untuk itu, jadikan perjalanan sesuatu yang mengesankan bukan membosankan pada libur Lebaran. (ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017