Bogor (Antara Megapolitan) - Bagi sebagian masyarakat, jagung pulut atau jagung ketan mungkin masih terdengar asing. Jagung jenis ini merupakan jagung yang banyak di budidayakan di Sulawesi dan pada umumnya diolah menjadi jajanan tradisional karena teksturnya yang lengket dibarengi dengan rasa yang manis.
Saat ini telah banyak sekali macam varietas jagung pulut yang beredar di masyarakat guna memperoleh produksi jagung yang optimal. Berbagai penelitian dilakukan untuk menghasilkan varietas-varietas unggul, tetapi hingga saat ini budidaya jagung pulut masih kurang maksimal.
Hal ini diketahui dari produktivitas hasilnya yang masih rendah bila dibandingkan dengan jagung varietas lainnya.
Guna menyediakan data dan informasi jagung pulut, sejumlah mahasiswa Departemen Agrikultur dan Holtikulura (AGH) Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) merancang sebuah database bagi jagung pulut komersial yang terdapat di Indonesia.
Melalui ajang Program Kreativitas Mahasiswa - Penelitian (PKM-P) mereka meneliti karakter agronomi dan morfologi beberapa varietas jagung pulut komersil. Tim ini terdiri dari Annas Alvianto, Fa’iqotul Imamah, Nanda Rahmi Fitriani, Eva Muzdhalifah dan Yudi Kurniawan Prasetya.
Penelitian yang dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo Kampus IPB Dramaga ini menggunakan benih jagung pulut varietas UR11, UR14, KUMALA, PARAMITA, HARAPAN, LOKAL, MAROS, MX68, IPB C1, dan IPB C2. Karakter morfologi yang dilihat yaitu daya tumbuh, bentuk ujung daun, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, warna daun, warna pangkal batang, umur berbunga jantan (tasseling), umur berbunga betina (silking), ASI, warna bungan jantan dan skor kerebahan.
Sedangkan untuk karakter agronominya yakni tinggi tanaman, tinggi tongkol, bobot tongkol, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah baris biji, jumlah tongkol dan jumlah tongkol per plot.
Pengumpulan data karakteristik ini dilakukan dari tanaman kecil hingga berproduksi dimana memakan waktu 2-3 bulan. Hingga saat ini progres penelitian telah 30 persen, dimana tanaman telah berumur kurang lebih satu satu bulan.
Selain menjadi sumber informasi bagi para peneliti dan mahasiswa guna mengembangkan komoditi jagung pulut, mereka berharap bahwa jagung pulut yang kaya akan nutrisi ini tidak hanya dibudidayakan di daerah tertentu saja, tetapi petani di seluruh Indonesia berkesempatan untuk membudidayakan dan mengembangkan jagung pulut.(GG/NM)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Saat ini telah banyak sekali macam varietas jagung pulut yang beredar di masyarakat guna memperoleh produksi jagung yang optimal. Berbagai penelitian dilakukan untuk menghasilkan varietas-varietas unggul, tetapi hingga saat ini budidaya jagung pulut masih kurang maksimal.
Hal ini diketahui dari produktivitas hasilnya yang masih rendah bila dibandingkan dengan jagung varietas lainnya.
Guna menyediakan data dan informasi jagung pulut, sejumlah mahasiswa Departemen Agrikultur dan Holtikulura (AGH) Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) merancang sebuah database bagi jagung pulut komersial yang terdapat di Indonesia.
Melalui ajang Program Kreativitas Mahasiswa - Penelitian (PKM-P) mereka meneliti karakter agronomi dan morfologi beberapa varietas jagung pulut komersil. Tim ini terdiri dari Annas Alvianto, Fa’iqotul Imamah, Nanda Rahmi Fitriani, Eva Muzdhalifah dan Yudi Kurniawan Prasetya.
Penelitian yang dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo Kampus IPB Dramaga ini menggunakan benih jagung pulut varietas UR11, UR14, KUMALA, PARAMITA, HARAPAN, LOKAL, MAROS, MX68, IPB C1, dan IPB C2. Karakter morfologi yang dilihat yaitu daya tumbuh, bentuk ujung daun, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, warna daun, warna pangkal batang, umur berbunga jantan (tasseling), umur berbunga betina (silking), ASI, warna bungan jantan dan skor kerebahan.
Sedangkan untuk karakter agronominya yakni tinggi tanaman, tinggi tongkol, bobot tongkol, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah baris biji, jumlah tongkol dan jumlah tongkol per plot.
Pengumpulan data karakteristik ini dilakukan dari tanaman kecil hingga berproduksi dimana memakan waktu 2-3 bulan. Hingga saat ini progres penelitian telah 30 persen, dimana tanaman telah berumur kurang lebih satu satu bulan.
Selain menjadi sumber informasi bagi para peneliti dan mahasiswa guna mengembangkan komoditi jagung pulut, mereka berharap bahwa jagung pulut yang kaya akan nutrisi ini tidak hanya dibudidayakan di daerah tertentu saja, tetapi petani di seluruh Indonesia berkesempatan untuk membudidayakan dan mengembangkan jagung pulut.(GG/NM)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017