Puluhan bikers dari jajaran Kejaksaan Agung RI dan LDII mengikuti kegiatan touring untuk memperingati Hari Adhyaksa dan HUT Kemerdekaan RI.
Mereka mengawali perjalanan dari Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada Jumat (9/8), menuju Ciloto, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sesampai di Ciloto, Kejagung dan relawan LDII menggelar bakti sosial.
Suara gerungan motor terdengar riuh. Ada yang matic, ada yang manual, ada juga motor sport yang besar dan keren itu. Masing-masing dikendarai bikers lengkap dengan seragam jaket bomber hitam bertuliskan “LDII untuk Bangsa”, dan seragam jaket army berlogo “Adhyaksa Touring Club” di punggung mereka.
Acara ini dibuka oleh Jaksa Agung Muda bidang Intelijen (Jamintel), Reda Manthovani bersama Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso.
Dalam kesempatan tersebut, Reda Manthovani menyampaikan bahwa inisiatif ini lahir dari hobi rekan-rekan Adhyaksa terhadap touring sepeda motor. Namun, kolaborasi ini menjadi lebih berarti ketika Kejaksaan Agung dan LDII sepakat untuk menambahkan unsur bakti sosial ke dalamnya.
“Awalnya, ini adalah hobi rekan-rekan Adhyaksa berkendara, tapi kami ingin lebih dari sekadar itu. Kejaksaan Agung dan LDII akhirnya berkolaborasi untuk melakukan kegiatan bakti sosial,” ujar Reda.
Reda menjelaskan kegiatan tersebut menjadi ajang berkumpulnya para bikers Kejagung dan LDII bersama-sama mengarungi jalanan membangun kebersamaan di antara mereka.
Lebih lanjut, Reda menjelaskan alasan di balik pemilihan LDII sebagai mitra dalam kegiatan ini, ormas Islam itu memiliki semangat yang sama dengan Kejagung.
“Seperti kata pepatah, pucuk di cinta ulam pun tiba. Kebersamaan ini akhirnya terjalin, dan kami bisa melangkah bersama dalam tujuan yang sama yaitu membantu masyarakat,” tambahnya.
Ia menegaskan, bakti sosial bukan sekadar tentang bantuan materi, tetapi juga tentang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan.
“Kami ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekadar bantuan materi. Kami ingin memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak di panti asuhan, sehingga mereka merasa diperhatikan dan dicintai oleh masyarakat,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, mengapresiasi kolaborasi yang sudah terjalin dan berharap agar kerja sama terus berlanjut di masa depan.
“Kami berharap kolaborasi ini tidak hanya sekali ini saja, namun bisa berlanjut di kemudian hari. LDII sudah beberapa kali berkolaborasi dengan Kejaksaan, seperti dalam program ‘Jaksa Keren’ atau Jaksa Masuk Pesantren yang melibatkan Pondok Pesantren LDII, dan berbagai program lainnya,” ungkap KH Chriswanto.
Menurut KH Chriswanto, salah satu kunci sukses dalam membangun bangsa adalah komunikasi yang baik antara lembaga pemerintahan dan masyarakat.
“LDII akan terus menjaga komunikasi yang intens dengan Kejaksaan Agung. Kami menyadari bahwa banyak permasalahan yang ada di Indonesia ini disebabkan oleh miskomunikasi dan tersumbatnya komunikasi. Oleh karena itu, kegiatan bakti sosial seperti ini sangat penting untuk membangun kebersamaan dan memperkuat ikatan sosial,” jelasnya.
Chriswanto menekankan kegiatan bakti sosial ini merupakan bagian dari program besar LDII, ‘Kerja Bersama Bakti untuk Negeri’.
“LDII sebelumnya juga telah melaksanakan kick off kerja bakti nasional di Utan Kota Kemayoran. Kolaborasi dengan Kejaksaan Agung dalam bentuk bakti sosial ini merupakan upaya sinergi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menuturkan, kolaborasi antara Kejagung dan LDII diharapkan tidak hanya berakhir pada kegiatan bakti sosial ini, tetapi dapat membuka jalan untuk berbagai kerja sama di masa depan.
“Dengan semakin kuatnya ikatan sosial antar lembaga pemerintahan dan masyarakat, diharapkan bangsa Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan ke depan dengan lebih optimis dan bersatu,” tutupnya.
Usai pembukaan, mereka kemudian menancapkan gas ke arah Arteri Antasari-Simatupang, melewati jalanan Lenteng Agung-Margonda menuju Jalan Raya Bogor. Kemudian melanjutkan berkendara melewati Bukit Pelangi-Jalan Raya Puncak, dan mengakhiri perjalanan di Bumi perkemahan Lembah Pasir, Sumbul Ciloto, Kabupaten Cianjur.
Sesampainya di Ciloto, para bikers dari Kejagung dan LDII saling berbaur dan berkomunikasi satu sama lain melalui kegiatan-kegiatan yang disuguhkan seperti permainan beregu, nasihat agama, hingga senam bersama.
Keesokan harinya mereka bergerak menuju Panti Sosial Asuhan Yayasan Anak Ghafururahim, Sukaresmi, Cianjur, untuk menyalurkan bantuan kepada ratusan anak yatim, duafa, dan santri tunarungu.
Penyaluran bantuan dilakukan pada Sabtu (10/8), dan diterima oleh Pembina Sosial Asuhan Yayasan Anak Ghafururahim, Aziz Abdul Majid. Ia mengapresiasi Kejaksaan Agung dan LDII yang memiliki kepedulian terhadap para anak yatim, duafa, dan santri tunarungu di Yayasan tersebut.
“Kami memiliki anak didik yang semangat untuk terus mengenyam pendidikan agama. Tanpa donatur mereka belum tentu mereka bisa melanjutkan harapan-harapan untuk mengenyam pendidikan di bidang agama,” ucapnya.
Aziz mengungkapkan bantuan tersebut dapat meringankan beban operasional dan kebutuhan lainnya.
“Karena kami memerlukan bantuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ucapnya.
KH. Chriswanto Santoso berharap kolaborasi antara Kejagung dan LDII diharapkan tidak hanya berakhir pada kegiatan bakti sosial ini, tetapi dapat membuka jalan untuk berbagai kerja sama di masa depan.
“Dengan semakin kuatnya ikatan sosial antar lembaga pemerintahan dan masyarakat, diharapkan bangsa Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan ke depan dengan lebih optimis dan bersatu,” tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Mereka mengawali perjalanan dari Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada Jumat (9/8), menuju Ciloto, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sesampai di Ciloto, Kejagung dan relawan LDII menggelar bakti sosial.
Suara gerungan motor terdengar riuh. Ada yang matic, ada yang manual, ada juga motor sport yang besar dan keren itu. Masing-masing dikendarai bikers lengkap dengan seragam jaket bomber hitam bertuliskan “LDII untuk Bangsa”, dan seragam jaket army berlogo “Adhyaksa Touring Club” di punggung mereka.
Acara ini dibuka oleh Jaksa Agung Muda bidang Intelijen (Jamintel), Reda Manthovani bersama Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso.
Dalam kesempatan tersebut, Reda Manthovani menyampaikan bahwa inisiatif ini lahir dari hobi rekan-rekan Adhyaksa terhadap touring sepeda motor. Namun, kolaborasi ini menjadi lebih berarti ketika Kejaksaan Agung dan LDII sepakat untuk menambahkan unsur bakti sosial ke dalamnya.
“Awalnya, ini adalah hobi rekan-rekan Adhyaksa berkendara, tapi kami ingin lebih dari sekadar itu. Kejaksaan Agung dan LDII akhirnya berkolaborasi untuk melakukan kegiatan bakti sosial,” ujar Reda.
Reda menjelaskan kegiatan tersebut menjadi ajang berkumpulnya para bikers Kejagung dan LDII bersama-sama mengarungi jalanan membangun kebersamaan di antara mereka.
Lebih lanjut, Reda menjelaskan alasan di balik pemilihan LDII sebagai mitra dalam kegiatan ini, ormas Islam itu memiliki semangat yang sama dengan Kejagung.
“Seperti kata pepatah, pucuk di cinta ulam pun tiba. Kebersamaan ini akhirnya terjalin, dan kami bisa melangkah bersama dalam tujuan yang sama yaitu membantu masyarakat,” tambahnya.
Ia menegaskan, bakti sosial bukan sekadar tentang bantuan materi, tetapi juga tentang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan.
“Kami ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekadar bantuan materi. Kami ingin memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak di panti asuhan, sehingga mereka merasa diperhatikan dan dicintai oleh masyarakat,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, mengapresiasi kolaborasi yang sudah terjalin dan berharap agar kerja sama terus berlanjut di masa depan.
“Kami berharap kolaborasi ini tidak hanya sekali ini saja, namun bisa berlanjut di kemudian hari. LDII sudah beberapa kali berkolaborasi dengan Kejaksaan, seperti dalam program ‘Jaksa Keren’ atau Jaksa Masuk Pesantren yang melibatkan Pondok Pesantren LDII, dan berbagai program lainnya,” ungkap KH Chriswanto.
Menurut KH Chriswanto, salah satu kunci sukses dalam membangun bangsa adalah komunikasi yang baik antara lembaga pemerintahan dan masyarakat.
“LDII akan terus menjaga komunikasi yang intens dengan Kejaksaan Agung. Kami menyadari bahwa banyak permasalahan yang ada di Indonesia ini disebabkan oleh miskomunikasi dan tersumbatnya komunikasi. Oleh karena itu, kegiatan bakti sosial seperti ini sangat penting untuk membangun kebersamaan dan memperkuat ikatan sosial,” jelasnya.
Chriswanto menekankan kegiatan bakti sosial ini merupakan bagian dari program besar LDII, ‘Kerja Bersama Bakti untuk Negeri’.
“LDII sebelumnya juga telah melaksanakan kick off kerja bakti nasional di Utan Kota Kemayoran. Kolaborasi dengan Kejaksaan Agung dalam bentuk bakti sosial ini merupakan upaya sinergi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menuturkan, kolaborasi antara Kejagung dan LDII diharapkan tidak hanya berakhir pada kegiatan bakti sosial ini, tetapi dapat membuka jalan untuk berbagai kerja sama di masa depan.
“Dengan semakin kuatnya ikatan sosial antar lembaga pemerintahan dan masyarakat, diharapkan bangsa Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan ke depan dengan lebih optimis dan bersatu,” tutupnya.
Usai pembukaan, mereka kemudian menancapkan gas ke arah Arteri Antasari-Simatupang, melewati jalanan Lenteng Agung-Margonda menuju Jalan Raya Bogor. Kemudian melanjutkan berkendara melewati Bukit Pelangi-Jalan Raya Puncak, dan mengakhiri perjalanan di Bumi perkemahan Lembah Pasir, Sumbul Ciloto, Kabupaten Cianjur.
Sesampainya di Ciloto, para bikers dari Kejagung dan LDII saling berbaur dan berkomunikasi satu sama lain melalui kegiatan-kegiatan yang disuguhkan seperti permainan beregu, nasihat agama, hingga senam bersama.
Keesokan harinya mereka bergerak menuju Panti Sosial Asuhan Yayasan Anak Ghafururahim, Sukaresmi, Cianjur, untuk menyalurkan bantuan kepada ratusan anak yatim, duafa, dan santri tunarungu.
Penyaluran bantuan dilakukan pada Sabtu (10/8), dan diterima oleh Pembina Sosial Asuhan Yayasan Anak Ghafururahim, Aziz Abdul Majid. Ia mengapresiasi Kejaksaan Agung dan LDII yang memiliki kepedulian terhadap para anak yatim, duafa, dan santri tunarungu di Yayasan tersebut.
“Kami memiliki anak didik yang semangat untuk terus mengenyam pendidikan agama. Tanpa donatur mereka belum tentu mereka bisa melanjutkan harapan-harapan untuk mengenyam pendidikan di bidang agama,” ucapnya.
Aziz mengungkapkan bantuan tersebut dapat meringankan beban operasional dan kebutuhan lainnya.
“Karena kami memerlukan bantuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ucapnya.
KH. Chriswanto Santoso berharap kolaborasi antara Kejagung dan LDII diharapkan tidak hanya berakhir pada kegiatan bakti sosial ini, tetapi dapat membuka jalan untuk berbagai kerja sama di masa depan.
“Dengan semakin kuatnya ikatan sosial antar lembaga pemerintahan dan masyarakat, diharapkan bangsa Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan ke depan dengan lebih optimis dan bersatu,” tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024