Kapal penampung produksi minyak Arco Ardjuna yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memasuki usia pensiun bulan ini, setelah bertugas selama lebih dari setengah abad.
Mengapung sekitar 95 kilometer di lepas pantai Laut Jawa, kapal floating storage and offloading (FSO) Arco Ardjuna merupakan fasilitas penampung produksi minyak terapung lepas pantai pertama di Indonesia dan tertua yang masih beroperasi di dunia.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan FSO Arco Ardjuna akan selalu menjadi bagian penting dari sejarah industri minyak dan gas di Indonesia.
Muzwir berharap warisan FSO Arco Ardjuna akan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya dalam menghadapi tantangan dan meraih keberhasilan di masa depan.
"FSO Arco Ardjuna bukan hanya sebuah fasilitas, tetapi juga rumah kedua bagi kami. Meskipun tantangan yang dihadapi tidaklah sedikit, tapi semangat dan kerja keras seluruh tim selalu menjadi kekuatan utama kami,” kta dia.
FSO Arco Ardjuna berfungsi sebagai fasilitas penerima, penyimpanan, dan penyalur minyak mentah sebelum diangkut tanker ekspor ke lokasi kilang pengolahan minyak mentah untuk diproses.
FSO Arco Ardjuna, yang mulai beroperasi pada 1972, tak hanya menjadi tulang punggung produksi minyak di lapangan lepas pantai PHE ONWJ, tetapi juga merupakan simbol keandalan teknologi.
Dengan kapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel, FSO Arco Ardjuna telah berjasa memberikan berkontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
Pertamina akan mengganti FSO Arco Ardjuna dengan fasilitas penampungan baru yang lebih andal, efisien dan modern.
Manajemen PHE ONWJ menyatakan bahwa penggantian fasilitas ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk terus meningkatkan keandalan dan keselamatan operasi dan lingkungan, sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri minyak dan gas saat ini.
FSO Arco Ardjuna memiliki panjang 142,6 meter, dengan lebar 48,2 meter, bobot 153,202 ton, dengan kapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Mengapung sekitar 95 kilometer di lepas pantai Laut Jawa, kapal floating storage and offloading (FSO) Arco Ardjuna merupakan fasilitas penampung produksi minyak terapung lepas pantai pertama di Indonesia dan tertua yang masih beroperasi di dunia.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan FSO Arco Ardjuna akan selalu menjadi bagian penting dari sejarah industri minyak dan gas di Indonesia.
Muzwir berharap warisan FSO Arco Ardjuna akan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya dalam menghadapi tantangan dan meraih keberhasilan di masa depan.
"FSO Arco Ardjuna bukan hanya sebuah fasilitas, tetapi juga rumah kedua bagi kami. Meskipun tantangan yang dihadapi tidaklah sedikit, tapi semangat dan kerja keras seluruh tim selalu menjadi kekuatan utama kami,” kta dia.
FSO Arco Ardjuna berfungsi sebagai fasilitas penerima, penyimpanan, dan penyalur minyak mentah sebelum diangkut tanker ekspor ke lokasi kilang pengolahan minyak mentah untuk diproses.
FSO Arco Ardjuna, yang mulai beroperasi pada 1972, tak hanya menjadi tulang punggung produksi minyak di lapangan lepas pantai PHE ONWJ, tetapi juga merupakan simbol keandalan teknologi.
Dengan kapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel, FSO Arco Ardjuna telah berjasa memberikan berkontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
Pertamina akan mengganti FSO Arco Ardjuna dengan fasilitas penampungan baru yang lebih andal, efisien dan modern.
Manajemen PHE ONWJ menyatakan bahwa penggantian fasilitas ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk terus meningkatkan keandalan dan keselamatan operasi dan lingkungan, sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri minyak dan gas saat ini.
FSO Arco Ardjuna memiliki panjang 142,6 meter, dengan lebar 48,2 meter, bobot 153,202 ton, dengan kapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024