Ayam merupakan salah satu jenis hewan ternak yang sangat diminati oleh masyarakat. Ayam yang dipelihara dapat berupa ayam kampung/buras maupun ayam ras. 

Ayam kampung adalah ayam asli indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai ayam komersial. Pertumbuhan lambat untuk mencapai bobot potong dibandingkan ayam ras pedaging menjadi kendala bagi peternak dalam mengembangkan ayam kampung ini. 

Ayam ras pedaging (broiler) merupakan ayam komersial yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
daging dalam negeri. Ayam ini memiliki pertumbuhan cepat untuk mencapai bobot badan tetapi sangat rentan terhadap penyakit. 

Persilangan antara ayam kampung dan ayam ras pedaging merupakan solusi agar ayam memiliki daya
tahan tinggi dengan pertumbuhan cepat untuk mencapai bobot potongnya.

Faktor yang paling menentukan salah satunya adalah pakan. Pakan sangat dibutuhkan ayam dalam pertumbuhannya. Dalam memenuhi kebutuhan pakan yang digunakan, biasanya menggunakan hitungan yang disebut konversi pakan.

Konversi pakan ayam kampung lebih tinggi daripada ayam ras pedaging. Hal ini menunjukkan bahwa ayam kampung kurang efisien dalam penggunaan pakan daripada ayam ras pedaging. 

Pakan yang biasa digunakan adalah pakan komersial. Pakan komersial ini merupakan pakan yang sudah diformulasikan dan sudah tercukupi nutrisinya, tetapi harganya mahal. Pakan komersial juga
sulit ditemukan di wilayah pedesaan sehingga akan mempersulit juga peternak yang mengembangkan ayam persilangan kampung-broiler ini. 

Oleh karena itu, pakan ayam lokal harus diberdayakan dan diformulasikan agar nutrisinya tercukupi sehingga dapat digunakan untuk produksi ayam kampung-broiler  dan juga terjangkau oleh masyarakat. Bahan pakan lokal tersebut yakni jagung, dedak padi, tepung ikan dan tepung indigofera.

Muhammad Lukmanudin, mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB), dan tim yang tergabung dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa yaitu Bisri Mustofa, Siti Hajzah, Lucky Muhammad Ramadhan, dan Novi Herlina merupakan mahasiswa satu yang meneliti tentang formulasi pakan
lokal yang cocok bagi ayam persilangan yang diternak di desa. 

Penelitian ini sudah berjalan tiga bulan dan akan diselesaikan pada akhir Juni mendatang. Penelitian yang dilakukan di kandang Fapet ini menggunakan 60 ekor ayam persilangan. Saat ini, penelitian sudah memasuki tahap pengujian pemberian pakan selama 12 minggu kepada ayam persilangan. 

Sejauh ini, penelitian memperlihatkan hasil yang baik, ayam-ayam persilangan bisa mengkonsumsi pakan lokal yang telah dibuat dalam bentuk pellet. Pellet tersebut merupakan campuran dari jagung, dedak padi, tepung ikan dan tepung indigofera. Pada tahap akhir penelitian, akan dilakukan pengukuran berat
bobot ayam serta dilihat pula kondisi daging yang dihasilkan.

Sebagai mahasiswa yang meneliti, ia berharap penelitian yang ia lakukan bersama keempat temannya dapat membuat terobosan baru dalam hal mempercepat bobot potong ayam persilangan. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan antusiasme masyarakat untuk memelihara ayam persilangan
kampung-broiler yang pertumbuhannya sama dengan ayam ras pada umumnya.

Selain itu, Lukman juga berharap agar pakan lokal yang dibuat bisa menjadi pakan ayam persilangan menggantikan pakan komersil yang kurang aman dikonsumsi.(KHO/NM)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017