Bogor (Antara Megapolitan) - Sejumlah sopir angkutan di Kota Bogor, Jawa Barat mencurahkan pengalamannya menghadapi arus lalu lintas yang kian macet menjelang Idul Fitri 1438 Hijriah/2017.

Doni Atang (40) sopir angkutan kota trayek 06 jurusan Pasar Merdeka-Parung, saat ditemui Minggu, mengatakan, kemacetan yang terjadi lebih parah dari tahun sebelumnya.

"Tahun lalu macet biasanya seminggu sebelum lebaran, tapi sekarang belum seminggu sudah macet dimana-mana," kata Doni.

Menurutnya, kemacetan yang terjadi tidak memberikan keuntungan bagi para sopir angkutan. Bahkan sopir harus bersabar dengan kondisi yang merugikan.

"Kalau macet gini, harusnya bisa narik dua rit, cuma bisa satu rit," katanya.

Satu rit sama dengan satu kali pulang pergi. Sopir angkot trayek Parung-Pasar Bogor melayani penumpang dengan jarak tempuh25 kilo meter (KM).

Per hari sopir wajib menyetorkan uang setoran kepada pemilik angkutan sebesar Rp150 ribu, ditambah kondisi mobil sudah bersih dan terisi BBM.

"Normalnya Parung-Pasar Anyar ditampuh dengan waktu dua jam. Karena macet jadi empat jam," kata Doni yang sudah menyupir sejak tahun 1989.

Menurut Doni, titik kemacetan yang parah terjadi di Pasar Anyar, dari Jl Semeru menuju perempatan lampu merah RSUD, dan Pasar Metro Parung.

"Tiga titik ini yang sering macet, kalau sudah macet ya cuma bisa bersabar," kata Doni.

Pengalaman terjebak macet selama berjam-jam juga dirasakan Deddy (30) sopir angkot trayek 05A jurusan Ciomas-Pasar Merdeka.

Ia menceritakan pengalaman terjebak macet di wilayah Ciapus. Saat itu ia melintas pukul 09.00 WIB, lalu memutar ke Pasar Medeka yang sampai lagi di Ciapus pukul 13.00 WIB.

"Itu parah banget macetnya, dari jam 9 pagi saya lewat Ciapus, balik lagi sampainya jam satu, bayangkan tiga jam dijalan macet," katanya.

Menurut Deddy, wilayah jalur yang dilalui angkot trayek 05A rawan macet. Terutama setiap hari Sabtu. Kondisi tersebut terjadi sejak sistem satu arah diberlakukan.

"Kebanyakan yang dari Ciomas malas memutar sistem satu arah, jadi pilih jalur alternatif lewat Gunung Batu untuk ke wilayah Barat," katanya.

Jelang lebaran ini, lanjutnya, kemacetan terjadi lebih parah dari biasanya. Bahkan hari biasa seperti akhir pekan. Para sopir hanya bisa menerima nasib dan mengejar setoran demi penghasilan.

"Mau bagaimana lagi, kalau sudah macet ya dinikmati saja," ucapnya.

Kemacetan terjadi disejumlah ruas jalan di Kota Bogor, terutama di seputar pusat perbelanjaan, pasar dan persimpangan.

Maman (25) sopir angkot trayek 07 A, jurusan Warung Jambu-BTM setiap haru menghadapi kepadatan di Jl Oto Iskandar Dinata, akibat penyempitan ruas jalan di Jembatan Otista.

"Setahun sekali, sudah rutin menjelang lebaran pasti macet dimana-mana, yang harus banyak sabar," katanya.

Satlantas Polresta Bogor Kota mengidentifikasi terdapat 12 titik rawan macet di wilayah tersebut, diantaranya banyak tersebar di sekitar pasar dan pusat perbelanjaan.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017