Bogor (Antara Megapolitan) - Siapa yang tidak kenal dengan ubi jalar? Tumbuhan yang memiliki nama latin 'Ipomoea batatas' (L.) ini merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dimanfaatkan masyarakat sejak zaman dahulu untuk dijadikan berbagai macam makanan tradisional seperti kripik ubi, bolu ubi, dan jajanan tradisional lainnya. Bahkan di Papua, ubi jalar merupakan makanan pokok masyarakat Papua.

Ubi jalar merupakan makanan pokok utama di Indonesia disamping beras, jagung, gandum, kedelai dan pangan lainnya. 

Ubi jalar memiliki kandungan nutrisi yang baik disamping kandungan karbohidrat yang tinggi. Selain itu ubi jalar pun baik dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus karena tidak menyebabkan hiperglikemia.

Banyak lahan di Indonesia yang telah dijadikan lahan budidaya ubi jalar, dengan mayoritas berada di Provinsi Jawa Barat. Macam varietas ubi jalar cukup bervariasi tetapi varietas yang dianjurkan ialah daya, prambanan, borobudur, mendut dan kalasan karena memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit kudis dan scab.

Menurut Badan Pusat Statistik (2015) produksi ubi jalar pada tahun 2015 menurun sebesar 121.534 ton dari tahun 2015. Penurunan produksi pun terjadi di Jawa Barat dan Papua yang memiliki luas lahan sebesar 17 persen dan 19 persen dari luas panen nasional.

Penurunan hasil produksi pada ubi jalar dapat disebabkan oleh hama dan penyakit. Penyakit yang menyerang diantaranya layu bakteri, kudis, bercak daun, layu fusarium, busuk umbi, dan puru akibat nematoda.

Selain itu pula terdapat beberapa virus yang dapat menyerang ubi jalar seperti 'Sweet potato Feathery Mottle
Virus' (SPFMV), 'Sweet Potato Chlorotic Stunt Virus' (SPCSV), 'Sweet Potato Virus Disease' (SPVD) dan 'Sweet Potato Virus G' (SPVG).

Penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Virologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) ini ialah menentukan virus yang menyerang pada ubi jalar di daerah Bogor.

Penelitian diawali dengan deteksi gejala pada daun ubi jalar dan selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap virus yang terdapat jaringan daun yang terkena gejala.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Anastasya Hondo, Muhammad Fikri Hafizh, Kartika Catur Damayanti dan Niky Elfa Amanatillah ini berharap dengan terlaksananya Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) yang memiliki judul “Identifikasi Virubilar di Bogor” ini dapat memberikan informasi terhadap masyarakat mengenai jenis virus yang pada umumnya menyerang tanaman ubi jalar di Bogor.

Sehingga penanganan serta pencegahan virus dapat dilakukan dengan tepat sasaran dan optimal yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil produksi ubi jalar di Indonesia.   (GG/NM).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017