Purwokerto (Antara Megapolitan) - Masih minimnya penyaluran dana bergulir di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, membuat Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM menggelar acara bimbingan teknis dan pendampingan di wilayah Bali bagian barat tersebut.

"Ini bukan sekadar sosialisasi saja. Tapi lebih dari itu, kami langsung memberikan bimbingan teknis bagaimana cara menyusun proposal pengajuan pinjaman dana bergulir untuk koperasi dan UMKM," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Kemas Danial dalam keterangan tertulis yang diterima di Purwokerto, Kamis. 

Ia sendiri sedang menghadiri acara Bimbingan Teknis (Bimtek) pengajuan pinjaman/pembiayaan LPDB-KUMKM di Kabupaten Jembrana, Bali.
   
Pada acara yang diresmikan Bupati Jembrana I Putu Artha itu dan dihadiri sekitar 300-an pelaku UKM dan koperasi di Jembrana, Kemas menekankan bahwa dana bergulir bukan merupakan dana bantuan atau hibah, melainkan dana pinjaman yang berasal dari APBN.
   
"Jadi, dana bergulir wajib dikembalikan agar pelaku koperasi dan UKM yang lain bisa juga menikmati manfaat dana bergulir," kata Kemas.
   
Selain itu, lanjut Kemas, dana bergulir LPDB-KUMKM ditujukan untuk pengembangan usaha produktif, bukan untuk konsumtif.
   
Misalnya, kerajinan, untuk usaha warung serba ada, usaha kuliner, produksi kue, dan sebagainya.
   
"Bila yang pinjam Koperasi Simpan Pinjam, bisa untuk usaha simpan pinjam. Pinjaman LPDB ini tidak perlu membayar biaya apapun seperti biaya administrasi dan provisi. Hanya membayar biaya notaris saja," jelas dia.
   
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Jembrana I Putu Artha menyambut secara antusias program Bimtek LPDB-KUMKM di wilayahnya.
   
"Ini kesempatan baik dan harus disambut secara cepat oleh pelaku koperasi dan UMKM di Jembrana. Pelaku koperasi dan UMKM harus cermat menyimak Bimtek ini. Yang belum paham silakan bertanya agar paham. Sehingga, penyaluran dana bergulir bisa terserap banyak bagi pengembangan koperasi dan UMKM di Kabupaten Jembrana," kata Putu Artha.
   
Bupati Jembrana menyatakan, masih minimnya penyaluran dana bergulir di Jembrana bisa jadi karena terbentur masalah agunan. Dimana nilai agunan minimal harus sama dengan nilai pinjaman.
   
"Namun, hal itu sudah bisa diatasi dengan adanya Jamkrida sebagai lembaga penjaminan. Jamkrida yang akan memberikan jaminan bagi koperasi dan UMKM untuk pinjaman dana bergulir," kata Bupati.
   
Sementara itu, Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Warso Widanarto menambahkan, penyaluran dana bergulir di Bali selama ini banyak terserap ke Bali bagian timur, ketimbang bagian barat.
   
Tercatat total penyaluran dana bergulir seluruh Indonesia sebesar Rp8,278 triliun.
   
Sedangkan di Provinsi Bali penyaluran dana bergulir sudah mencapai Rp459,69 miliar yang disalurkan kepada 3.717 UKM melalui 157 mitra.
   
Khusus untuk Kabupaten Jembrana, baru tersalurkan sebesar Rp2,15 miliar kepada 42 UKM melalui lima mitra.
   
"Koperasi dan UKM di Jembrana itu potensial untuk dikembangkan. Wilayahnya berbatasan dengan Pulau Jawa, dan juga dekat pelabuhan Gilimanuk. Maka itu, LPDB KUMKM akan intens melakukan sosialisasi dana bergulir di wilayah Bali bagian barat ini", kata Warso.
   
Ia menyebutkan bahwa target penyaluran dana bergulir tahun ini di Bali sebesar Rp44,5 miliar kepada 3569 UMKM melalui 17 mitra.
   
Warso optimistis penyaluran dana bergulir di Jembrana bakal sukses karena mendapat dukungan penuh dari Bupati Jembrana dan seluruh jajarannya.
   
"Bupati sangat mengapresiasi acara sosialisasi dan Bimtek di Jembrana ini dan berharap bisa menjadi 'trigger' bagi perkembangan koperasi dan UKM di wilayah Jembrana dan umumnya Bali bagian Barat," kata Warso. (ANT/BPJ).

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi.

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017