Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pertanian mengantisipasi anjloknya harga cabai di tingkat petani dengan menyiapkan seluas 4.000 hektare lahan untuk petani menanam cabai gratis.

"Kita cintai petani, bila nanti harga cabainya rendah, kita berikan bibit gratis, 4.000 hektare kita siapkan gratis seluruh Indonesia, juga ada benih gratis," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat ditemui di STPP Peternakan, Cinagara, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Menteri menyebutkan saat ini harga cabai stabil hingga Ramadhan tidak terjadi lonjakan harga seperti tahun-tahun sebelumnya. Kementerian Pertanian melakukan upaya fundamental untuk menstabilkan harga tapi juga berupaya tidak merugikan petani.

"Disini Bulog kita minta berperan, agar petani cabai tidak dirugikan," katanya.

Bulog harus mampu hadir menyerap produksi petani, sehingga petani tetap bergairah menanam cabai dan tidak dirugikan dengan harga yang terus merosot.

"Jangan sampai petani tidak menanam lagi. Harga stabil, Bulog diminta membantu," kata Amran.

Selain itu, Amran juga menginstruksikan bidang hortikultura untuk segera menindaklanjuti laporan terkait petani cabai, serta melakukan upaya tindak lanjut guna mengantisipasi kerugian di petani.

Sebelumnya, Guru Besar Tetap yang juga pakar Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Muhammad Syukur memprediksikan harga cabai akan mengalami kenaikan pada akhir gahun 2017 apabila tidak segera diantisipasi akibat dampak dari merosotnya hargai cabai di pertengahan tahun.

"Sekarang petani sudah mulai beralih, tidak mau menanam cabai lagi karena harganya merugikan petani. Diprediksikan November nanti, harga bisa kembali melonjak," katanya.

Menurut dosen berprestasi tahun 2014 ini, kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya jumlah petani menanam cabai, sebagai akibat dari harga yang terus merosot dan tidak memberikan keuntungan bagi petani.

"Petani cabai di Aceh dilaporkan sudah berhenti menanam cabai, demikian pula di Jawa Tengah," katanya.

Harga cabai ditingkat petani menyentuh level terendah, sehingga petani tidak mendapat keuntungan. Di Aceh harga ditingkat petani sebesar Rp2.00 per kg, apalagi di Jawa Tengah Rp7 ribu per kg. Sementara biaya produksi rata-rata Rp15 ribu.

"Petani berpendapat dari pada merugi terus menerus karena harga tidak memberikan keuntungan, lebih baik tidak menanam sama sekali," kata penemu Cabai Pelangi ini.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017