Sukabumi (Antara Megapolitan) - Gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter yang berpusat di Kota Sukabumi, Jawa Barat ternyata tidak mempengaruhi aktivitas nelayan Kabupaten Sukabumi seperti di Palabuhanratu, Ciracap dan Cisolok.

"Aktivitas nelayan masih normal walaupun pagi harinya sekitar pukul 06.15 WIB terjadi gempa bumi yang getarannya cukup kencang dirasakan," kata Kasi Operasional Pelabuhan Bagian Data Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Tatang Suherman di Palabuhanratu, Senin.

Namun demikian, pihaknya mengimbau kepada nelayan untuk selalu waspada khawatir ada gempa susulan yang kekuatannya lebih besar dan berpotensi tsunami.

Tetapi, nelayan tidak perlu panik dan jangan mempercayai berita atau informasi hoax yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Menurutnya aktivitas nelayan baik yang berangkat maupun pulang melaut masih seperti biasa dan kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tetap normal pascagempa.

Selain itu, kondisi gelombang pun tidak menunjukan ada perubahan setelah gempa berlangsung, padahal pusatnya terjadi di tengah laut selatan Sukabumi.

"Nelayan sudah paham dengan kondisi alam dan jika ada potensi terjadinya tsunami pasti alarm tanda bahaya berbunyi dan Tsunami Early Warning System (TEWS) atau sistem peringatan dini tsunami akan memberikan informasi," tambahnya.

Di sisi lain, minimnya nelayan yang melaut bukan karena terpengaruh gempa bumi tetapi karena hasil tangkapan ikan yang minim ditambah gelombang cukup tinggi dan cuaca kurang bersahabat seperti hujan deras disertai angin.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017