Purwakarta (Antara Megapolitan) - Atlet tim nasional era akhir 1970-an Danurwindo, menilai pola pembinaan sepak bola usia dini di Kabupaten Purwakarta, Jabar, sudah sejalan dengan visi PSSI.

"Pola seperti itu seharusnya bisa menjadi contoh bagi daerah lain, karena dapat menghasilkan bibit pemain berkualitas," katanya pada pertandingan Timnas U-16 dengan Timnas Singapura U-16, di Bekasi, Kamis.

Sebagai Direktur Teknik Kelompok Usia Dini PSSI, ia mengagumi program pembinaan yang saat ini tengah berjalan secara tersistem di daerah Purwakarta.

Hal tersebut disampaikan karena untuk menghasilkan pemain yang berkualitas itu tidak bisa instan, harus ada proses panjang yang dilalui oleh pemain sepak bola.

"Jadi memang harus tersistem dan apa yang hari ini kita perhatikan di Purwakarta sudah mengarah ke sana, satu visi dengan kami di PSSI," kata dia.

Ia menyampaikan seperti itu karena Purwakarta telah berhasil mengirimkan lima orang pemain untuk mengisi line up Tim Nasional Indonesia U-16.

Kelima pemain itu ialah Yadi Mulyadi, Sukrayatul Fajra, Hamzah Medari Lestaluhu, Ahludz Dzikri dan Pualam Bahari.

Lima pemain itu merupakan hasil didikan murni dari Sekolah Sepak Bola Akademi Asli Sepak Bola Anak Desa (ASAD) Jaya Perkasa yang langsung berada di bawah koordinasi Pemkab Purwakarta, melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Pemuda dan Olahraga setempat.

"Federasinya ada, pemerintahnya turun langsung mengelola. Saya melihat tim ASAD juga kompetitif, terakhir tampil di Liga TopSkor," katanya.

Selain menyumbangkan lima pemain untuk Timnas Indonesia U-16, ASAD Jaya Perkasa juga berhasil mengikutsertakan tujuh pemainnya untuk mengisi line up Timnas Pelajar Selection untuk melawan Timnas Pelajar Singapura pada Sabtu (10/6) mendatang di stadion yang sama.

Sementara itu, Timnas Indonesia U-16 sendiri dilatih Fachri Khusaeni. Tim ini diproyeksikan PSSI untuk mengikuti ajang Piala AFF pertengahan 2017, Piala AFC pada 2018 dan Piala Dunia.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017